Tiara makin tidak menyukai Tuan Edgar. Dia pun berkata dengan wajah dingin, "Tuan Edgar, wakil kepala rumah sakit kami memintaku untuk menyampaikan pesan padamu."Tuan Edgar sangat cemas. Kekhawatirannya terhadap nyawanya membuatnya bersedia membayar berapa pun harganya saat ini."Menyampaikan apa? Cepat katakanlah!"Karena terlalu antusias, Tuan Edgar muntah darah lagi.Setelah itu, dia mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan memutuskan untuk tidak terlalu banyak berbicara. Jika memungkinkan, dia juga tidak perlu berbicara lagi, agar darah yang keluar lebih sedikit.Tiara berkata, "Wakil kepala rumah sakit kami nggak bisa kembali tepat waktu. Jadi Tuan Edgar, kamu harus mempersiapkan mentalmu lebih dulu.""Penyakitmu yang tiba-tiba kambuh ini kemungkinan besar akan berakibat fatal."Sebagai malaikat berjubah putih, Tiara masih termasuk sangat baik. Tentu saja, dia tidak akan mengulang pesan yang disampaikan Nathan untuk menyerang Tuan Edgar.Namun, maknanya hampir sama. Yang penting, dia
Pengawal wanita terkejut. "Tuan Edgar, Anda kenapa? Jangan bercanda."Sembari mengelilingi Tuan Edgar dan berteriak, mereka juga buru-buru mengulurkan tangan untuk mengambil cerutu dari selangkangan tuan mereka.Tuan Edgar memegang dadanya dengan kedua tangannya. Wajahnya penuh kesakitan. "Dadaku nyeri sekali.""Aduh! Kepalaku juga sakit. Cepat bawa aku ke rumah sakit!"Dalam sekejap, Tuan Edgar merasakan nyeri di bagian dada, kepala, dan kakinya. Terakhir, nyeri itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia langsung terjatuh ke bawah, tubuhnya bergetar hebat, dan mulutnya juga mengeluarkan banyak busa putih.Seakan-akan dia telah minum racun dan hampir mati.Kedua pengawal itu tampak cemas. Mereka buru-buru menggendong Edgar dan bergegas keluar pintu menuju rumah sakit.Nayana berkata dengan ragu-ragu, "Se ... sebelum kamu selesai menghitung, penyakit lelaki tua ini sudah kumat!"Dia tak kuasa menahan rasa takjub dalam hatinya dan juga makin kagum dengan kemampuan Nathan!"Dia sendiri yang me
"Bocah, ini membuktikan kamu sembarangan bicara dan hanya mencoba menakut-nakutiku saja.""Tahukah kamu seberapa besar konsekuensi yang harus kamu tanggung?"Tanpa menunggu Nathan berbicara, Tuan Edgar telah menunjuk Nayana dan memerintahkan, "Nayana, kesabaranku sudah habis.""Bocah ini orangmu. Dia begitu nggak sadar diri dan berani menyinggungku. Jadi, kamu yang harus menggantikannya menerima hukuman!"Nayana berkata dengan marah, "Tuan Edgar, kapan kami menyinggungmu?""Kalau kamu sungguh nggak ingin menyerahkan Teratai Sembilan Warna, kami juga nggak menginginkannya lagi."Tuan Edgar mencibir. "Kamu kira asalkan kamu bilang nggak menginginkannya lagi, aku akan terima begitu saja? Kamu pikir aku mudah dipermainkan olehmu? Apa aku nggak punya harga diri?""Sekarang aku nggak peduli kalian menginginkannya atau nggak. Kamu harus menemaniku satu malam, apalagi harus membuatku puas!""Kalau nggak, aku pasti akan menguliti anak ini hidup-hidup, lalu datang ke Analin untuk membuat perhitu
Tuan Edgar mengembuskan asap cerutunya sambil tertawa, "Nak, kamu masih muda dan belum mengalami banyak hal yang menakjubkan.""Lantaran suasana hatiku baik hari ini, aku akan mengobrol denganmu sebentar. Sebaiknya kamu dengarkan bagus-bagus.""Mengenai perempuan, makin cantik tentu saja makin bagus. Tapi kalau dia terlalu muda, juga kurang bagus. Karena selain kelembutan, ada indikator lain, yaitu teknik.""Janda seperti Nayana punya dua sifat tersebut. Dia lembut dan juga masih awet muda. Lihatlah kulitnya yang putih dan kencang seperti gadis berusia 18 tahun.""Lihatlah pesonanya lagi. Lalu, bayangkan dia menjadi istimu. Sudah pasti keahliannya sangat hebat. Jadi, janda seperti Nayana sudah pasti yang terbaik di dunia. Apalagi, dia punya kecantikan yang langka!"Perkataan yang tidak tahu malu ini membuat wanita berpengalaman seperti Nayana pun tak kuasa menyembunyikan kecanggungannya.Nathan benar-benar salut dengan Tuan Edgar. Pria tua ini benar-benar haus seks.Pernyataan tidak ta
Walau mulut Liya mengatakan dirinya ingin melihat seberapa hebat penampilan Nathan, yang mana seperti yang dikatakan Regina.Namun, dia merasa jijik dalam hatinya. Dia tidak percaya ada sosok hebat yang tersembunyi di Beluno ini. Dia lebih percaya bahwa Nathan hanyalah seorang bocah biasa saja.Sementara itu, hari ini merupakan hari dimana Nathan sepakat untuk bertemu dengan Tuan Edgar.Dia harus mendapatkan Teratai Sembilan Warna hari ini.Tuan Edgar bukan hanya tidak mau mendengar perkataannya, tetapi dia juga melakukan segala macam kejahatan dan menindas orang lain dengan memanfaatkan kekuasaannya.Jadi, Nathan juga tidak perlu segan kepadanya lagi.Terkadang, orang jahat memang butuh orang jahat untuk menghadapi mereka.Sebaliknya Nathan, putra dari keluarga kerajaan Anggoro, masih bisa bertahan hidup hingga hari ini, juga bukannya orang yang mudah ditindas.Nathan mengemudikan G-Class miliknya dan langsung menuju Analin.Yang mengejutkannya, Tuan Edgar telah sampai di sana. Dia ta
Air mata jatuh ke sudut mulutnya dan terasa sedikit asam.Sayangnya, Regina telah bertekad. Dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Nggak, kalau aku mengikuti kata-katamu sekarang, aku pasti akan menyesal kelak.""Aku sudah berkali-kali bilang pada kepala keluarga kalau Nathan bukanlah orang biasa. Dia jelas-jelas menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Dia pantas untukku. Bahkan, layak untuk wanita hebat mana pun di dunia ini!"Kelembutan yang baru saja muncul di mata Liya langsung menghilang. Dia berkata dengan nada dingin, "Jadi, kamu masih nggak mau menyerah?"Tubuh Regina bergetar. Penghalang di antara mereka yang baru saja mulai menyempit, tiba-tiba terkoyak menjadi lebih lebar.Dia perlahan menyeka air matanya dan berkata tanpa ekspresi, "Kamu boleh bilang aku keras kepala, nggak mau bertobat, ataupun orang yang hina. Apa pun yang terjadi, aku tetap harus bersama Nathan."Liya mencibir dan berkata, "Selama ini, sepertinya kamu selalu bilang bocah itu sangat luar biasa.""Aku ma
Suasana hati Regina yang tadinya baik langsung hancur dalam sekejap. Wajah cantiknya pun berubah muram. "Kenapa dia nggak memberi perintah untuk membunuhku sekarang juga?"Liya bertanya dengan marah, "Apa yang kamu katakan?"Regina menarik napas dalam-dalam. Menghadapi ibu yang sudah kasar padanya sejak masih kecil. "Kamu sekarang bahkan mengatur kebebasanku, mengapa kamu nggak menyuruh orang membunuhku langsung? Dengan begitu, kamu juga nggak perlu khawatir lagi!"Liya mengangkat tangannya dan bersiap menampar Regina. Namun, dia berakhir menahan diri dan berkata dengan nada dingin, "Regina, aku nggak bisa mengaturmu, tapi kamu harus ingat satu hal. Kamu itu nona besar Keluarga Suteja. Kamu bukan wanita sembarangan.""Kalau kamu terus-terusan berhubungan dengan Nathan, kamu bukan hanya akan melukai dirimu sendiri, tapi juga akan mencelakainya!"Jantung Regina berdebar kencang. Dia kemudian mencibir, "Ibu, aku sudah bilang, kamu bisa mengambil jabatan CEO-ku dan mengurungku di dalam rum
"Nathan, sekalipun aku gagal atau bertemu jalan buntu, seorang gigolo sepertimu nggak akan pernah bisa dibandingkan denganku."Dengan penuh kebencian, Alice berkata dengan nada dingin, "Nayana dan Arjun sudah terhipnotis olehmu. Mereka sudah memilih untuk mendukungmu.""Katakan pada mereka, aku nggak akan membiarkan kematian Simon berlalu begitu saja. Kalau mereka nggak mengembalikan dua triliun milikku, aku juga nggak akan melepaskan mereka!"Nathan berkata dengan nada datar, "Alice, aku ingatkan kamu sekali lagi. Ini Beluno, bukan Naroa. Di sini juga bukan Keluarga Sebastian kalian.""Saat kamu berada di luar, tunjukkan sikap rendah hatimu. Kalau nggak, apa kamu kira semua orang itu seperti ayah atau ibu kandungmu, yang akan mengalah padamu dan memberimu muka?""Kalau kamu mau cari masalah dengan Arjun dan Nayana, aku bisa memberitahumu langsung. Pada akhirnya kamu akan menghancurkan dirimu sendiri!"Emilia mencibir. "Nathan, dari kata-katamu barusan, sepertinya kamu bisa mewakili du
Nathan kebingungan. "Kekasihku?"Tiara mendengus. "Benar, si Emilia, CEO Grup Sebastian dan Alice, wanita menyebalkan itu."Nathan pergi ke lobi rumah sakit dengan ragu.Tamara terbaring di ranjang rumah sakit. Dia dilarikan ke rumah sakit. Dia menangis dan meratap, tampak sangat sedih."Uangku. Uang hasil jerih payahku, tabungan masa tuaku, semuanya habis.""Mengapa Langit tega memperlakukanku seperti ini?"Jeritan itu membuat banyak orang yang mendengarnya merasa simpati.Nathan tak kuasa menahan tawa. Tampaknya Tamara tidak sanggup menerima kenyataan kehilangan uang, jadi dia pun dilarikan ke rumah sakit!Wanita tua yang sangat mencintai uang ini sungguh tidak beruntung dan menyedihkan!Wajah Emilia dan Alice tampak muram. Keduanya merasa sangat malu dan terhina.Melihat Nathan muncul, Alice segera mengerutkan kening dan melangkah maju."Nathan, aku tanya padamu. Kemarin kamu bilang Sirion akan segera hancur. Menginvestasikan uang di saat seperti ini seakan menjerumuskan diri ke dal