Aliando tampak sedang duduk di kursi sebuah bar ternama dibilangan Ibu kota sambil sesekali menenggak minuman bersama David. Tujuannya datang ke bar tersebut semata-mata hanya lah untuk main, minum-minum dan ngobrol.Selain itu, Aliando juga mempunyai niat terselubung. Mendadak, sebuah ide ingin membuka bisnis hiburan malam terbesit di benaknya. Makanya, ia mengajak David ke salah satu bar terbaik di Ibu kota untuk dijadikan referensi. Saat mendapati para bartender yang sedang membuat minuman dan menyajikannya ke pengunjung, hal tersebut seketika mengingatkan dirinya sewaktu menjadi bartender dulu.Walau pekerjaannya dulu itu mendapat respons sinis dari keluarga sang istri, tetap dicemooh dan direndahkan. Akan tetapi, ia begitu mencintai profesinya sebagai bartender.Selagi Aliando dan David tampak sedang asik berbincang-bincang, tiba-tiba perhatian Aliando harus teralihkan. Di kejauhan, tampak seorang perempuan sedang ditarik paksa oleh dua orang laki-laki untuk ikut bersamanya.
Saat ini, seorang penjaga bar yang memiliki wajah garang, berbadan besar dan tinggi dari Aliando—tengah mendelik seraya mengamatinya dari atas kepala hingga ujung kaki. Merasa bertubuh besar, dia berusaha mengintimidasi Aliando. "Oh .... jadi ini orangnya yang mencari masalah di sini?!" bentak penjaga bar itu. Tapi hal itu sama sekali tak berarti apa pun bagi Aliando. Dengan agak mendongak, ia balas menatap orang itu dengan tajam. "Aku enggak punya banyak waktu buat meladenimu. Sebaiknya kita selesaikan saja sekarang!" tandas Aliando. Sontak, penjaga bar itu melebarkan matanya. Mendadak, wajahnya merah padam. "Malah nantangin nih orang!" bentak orang itu lagi dengan gigi gemertak sambil berkacak pinggang. Kemudian, ia menurunkan kedua tangan dari pinggang sebelum kemudian mencengkram kerah baju Aliando, lalu berusaha mengangkat tubuh Aliando. Melihat hal itu, dua pelayan bar tersenyum penuh kemenangan. Mereka sudah muak dengan Aliando yang tetap ngotot ingin masuk k
David bergegas menghampiri Aliando setelah perkelahian berakhir. "Sebenarnya apa yang terjadi, Tuan Muda? Kenapa Tuan Muda harus berkelahi dengannya?" David langsung mencecar Aliando dengan pertanyaan begitu tiba tepat di hadapan Tuan Mudanya seraya menggerakan dagu ke arah penjaga bar yang kini telah tergeletak mengenaskan di lantai. "Dan soal teman lamanya Tuan Muda itu ... apakah ... Tuan Muda sudah berhasil bertemu dan menyelamatkannya?" tanya David lagi. Ucapan David tak pelak membuat dua pelayan bar itu seketika melotot, kemudian saling pandang satu sama lain.Mendadak, wajah keduanya menjadi pucat pasi. Apa?! Laki-laki itu ... memanggil Aliando ... dengan panggilan Tuan Muda? Apakah ... dia adalah seorang kaya raya? Kalau hal itu benar ... maka ... habis sudah mereka berdua setelah ini! Sementara Aliando menghela nafas pelan seraya menggeleng. "Aku belum sempet menyelamatkannya, Vid ... karena aku harus berurusan sama dua curut itu dulu hanya gara-gara aku bukan pel
"Heh, Al! Cepetan dong!" "Buruan! Siapin kami sarapan!" "Mana minumannya, ini, hei? Lama amat sih!" Suara-suara dari meja makan terdengar memekakan telinga. Hal itu membuat orang yang disuruh buru-buru mengerjakan apa yang diminta. Tiap pagi Aliando harus melayani seluruh anggota keluarga Arjuna. Padahal Aliando adalah menantu di keluarga tersebut. Namun Aliando diperlakukan buruk sekali di keluarga itu. Aliando lebih pantas disebut sebagai pembantu di rumah itu daripada sebagai seorang menantu. Aliando sudah tinggal dan menjadi menantu di keluarga Arjuna selama dua tahun lamanya. Aliando dicap sebagai menantu sampah dan tidak berguna lantaran berasal dari keluarga miskin. Aliando menikah dengan Nadine, putri dari pasangan Arjuna dan Kinanti. Sebenarnya Arjuna dan Kinanti tidak menghendaki pernikahan mereka berdua. Pernikahan Aliando dan Nadine terjadi karena atas kehendak Sang Kakek. Sang Kakek dari keluarga itu berhutang budi kepada Aliando karena Aliando telah menyelama
Aliando menggeleng setelah selesai membaca e-mail tersebut.Enggak. Ini enggak mungkin! Gumam Aliando yang langsung menyangkal.Menurutnya, e-mail itu ngawur sekali.Pasalnya isi dari e-mail itu menyatakan bahwa dirinya adalah pewaris satu-satunya seluruh harta kekayaan keluarga Aryaprasaja. Sedangkan keluarga Aryaprasaja merupakan salah satu keluarga terkaya di Indonesia yang memiliki harta kekayaan mencapai triliunan rupiah.Lipatan di kening Aliando semakin bertambah saja saat mengetahui hal lainnya yang tak kalah mengejutkan. E-mail itu juga menyatakan bahwa dirinya adalah putra dari Tuan Besar Aryaprasaja. Pemilik Prasaja Grup. Wah, ngaco sekali ini. Jelas saja Aliando tidak percaya, ia menganggap e-mail itu hanya iseng belaka. Spam.Aliando tergelak, geleng-geleng kepala, konyol sekali. Aliando mengabaikan e-mail itu, segera mematikan layar ponsel, memasukannya ke dalam saku celana, lantas bergegas melanjutkan pekerjaanya kembali. Namun Aliando harus mendapat kesialan sep
Keluarganya Nadine tidak meminta pendapat Nadine lebih lanjut soal mengenai perceraiannya dengan Aliando, karena mereka pikir Nadine pasti akan setuju. Pukul sepuluh lebih, kerabatnya Nadine baru pulang. Termasuk Alex yang pulang bersamaan dengan mereka. Aliando, Nadine, Kinanti dan Arjuna mengantarkan mereka sampai ke depan rumah, sampai mereka masuk ke dalam mobil masing-masing dan mobil-mobil itu pun mulai beranjak pergi dari halaman rumah.Ketika semuanya sudah pergi, mereka masuk ke dalam rumah lagi hendak istirahat."Mau ke mana kamu, Al?!" Kinanti berseru saat melihat Al hendak berjalan menuju ke arah kamarnya."Mau istirahat, Ma." Jawab Aliando yang jadi mengurungkan niatnya menuju kamar.Kinanti langsung memutar bola matanya. "Enak aja istirahat. Bantu yang lainnya dulu di belakang sana sampai semuanya beres! Baru kamu boleh tidur!" "Awas saja ya kalau kamu sampai tidur duluan sebelum semuanya beres!" Lanjutnya sambil menuding muka Aliando.Sehabis berkata, Kinanti berjala
"Ck, kamu ini ya...selalu aja menyusahkan!" Decak Nadine.Aliando menghela nafas."Maafkan aku, Nad. Tapi, aku enggak tega sama Ayah dan kalau enggak dibayar, maka, pasti Ayah akan mendapat masalah."Nadine memperbaiki posisi duduknya. Terdiam sebentar sebelum kemudian menatap Aliando lagi. "Memangnya berapa hutang Ayahmu sama renternir?!""Tiga puluh juta.""Apa?!"Nadine berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Kok bisa sih Ayahmu punya hutang sebanyak itu sama renternir?! Apa Ayahmu itu enggak mikir kalau dia itu miskin? Emangnya buat apa?!""Sepertinya...buat judi, Nad."Nadine berdecak, geleng-geleng kepala.Nadine sudah tahu kalau Ayahnya Aliando suka main judi."Oke. Ntar aku pinjemin." Jawab Nadine pendek setelah terdiam sebentar. Setelah itu, dia fokus pada ponselnya lagi.Aliando menatap sang istri dengan cepat. Tak menyangka jika Nadine akan bersedia meminjamkannya. "Makasih, ya, Nad. Makasih banyak karna kamu mau meminjamkan uang sama aku."Seketika kedua mata Aliando menda
Jadi, Bossnya akan memberikan pinjaman uang kepada dirinya, berapa pun yang ia minta, asalkan, dirinya mau menyerahkan Nadine kepadanya?Seketika darah dalam diri Aliando mendidih. Ia langsung menatap Albert dengan tajam.Aliando menggeleng dengan cepat sambil mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Dia tidak akan menyerahkan Nadine kepada Bossnya!Suami mana yang rela memberikan istrinya kepada lekaki lain?Walau Aliando tahu jika Nadine bersikap cuek dan dingin kepadanya, tidak mencintainya, tapi, entah kenapa, dia tidak rela saja memberikan Nadine kepada lelaki lain, melihat Nadine disentuh oleh lelaki lain."Saya enggak mau, Boss!" Jawab Aliando setelah terdiam sebentar.Albert mengerutkan kening. Menyipitkan pandangan. "Yakin? Kamu enggak mau? Kamu enggak mau memberikan istrimu padaku?" Albert bertanya lagi. Memastikan."Yakin sekali. Saya tidak akan membiarkan seorang pun menyentuh Nadine! Istri saya!" Jawab Aliando lagi dengan intonasi suara keras. Tetap bersikeras.Albert malah