Share

Bab 886

Author: Russel
Sahira keluar langsung lewat jendela, sementara Afkar pun keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Saat itu, Felicia dan Shafa sedang duduk di sofa sambil menonton kartun yang sedang diputar di televisi.

Melihat Afkar datang, Felicia mendengus pelan, lalu meliriknya dengan kesal."Sudah selesai ngobrolnya?"

Afkar tertawa canggung. Aura garang yang dia tampilkan saat menghadapi Sahira barusan, seolah langsung sirna begitu saja. "Sudah, hehe ...."

Felicia menatapnya dengan wajah dingin, lalu menunjuk ke arah dapur. "Pergi cuci piring!"

Meskipun kini dia sudah mengetahui sebagian besar kenyataan, bukan berarti presdir besar seperti Felicia akan memaafkan Afkar begitu saja. Apa yang harus ditunjukkan, tetap harus ditunjukkan. Kalau harus marah, maka dia harus menunjukkan kemarahan itu!

Mendengar ucapan itu, Afkar langsung mengangguk-angguk dan membungkuk sambil berkata, "Siap!"

"Lagi pula, malam ini Shafa tidur sama aku. Kamu tidur sendiri aja di kamar," Felicia menambahkan kalimat itu deng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 889

    "Ah ....""Ah! Huhu ....""Gigiku! Ah ....""Sakit sekali ....""Afkar, kamu cari mati! Kamu benar-benar ... berani memukulku. Huhu ...."Yola terduduk di tanah, wajahnya meringis kesakitan sampai otot-otot wajahnya tampak terpelintir. Bukan hanya pipinya yang panas dan perih, mulutnya juga terasa nyeri, seakan saraf-sarafnya disayat dari dalam."Bukankah kamu sendiri yang minta ditampar?" tanya Afkar sambil tersenyum sinis."Afkar! Kamu .... Sepertinya kamu memang cari mati!" Victor yang melihat putrinya dipukul langsung terlihat murka dan kaget luar biasa.Detik berikutnya, dia berteriak dengan lantang, "Pengawal! Ada yang berani bersikap kasar di wilayah Keluarga Samoa! Ini jelas-jelas penghinaan terhadap Keluarga Samoa! Berani bikin keributan di hari seperti ini?"Anggota Keluarga Permono lainnya pun langsung menatap Afkar dengan penuh amarah. Mereka benar-benar tidak menyangka Afkar bisa seberani ini menampar orang di wilayah Keluarga Samoa."Ada apa ini?"Di saat situasi memanas,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 888

    Keesokan harinya, saat tengah hari.Afkar datang ke kediaman Keluarga Samoa bersama Felicia, Shafa, dan adik iparnya, Fadly. Hari ini tempat itu didekor begitu meriah. Kalau tidak tahu, orang bisa saja mengira mereka sedang merayakan tahun baru.Seluruh kediaman Keluarga Samoa dipenuhi suasana bahagia dan penuh semangat.Afkar sendiri sudah sangat familier dengan tempat ini. Para anggota Keluarga Samoa yang berjaga di gerbang juga semua mengenalnya. Dia langsung mengendarai mobil masuk dan memarkirkannya di salah satu area terbuka di dalam halaman.Setelah mereka berempat turun dari mobil, Afkar langsung mengajak Felicia dan kedua orang lainnya menuju ruang tamu utama untuk menyambut tamu. Namun pada saat bersamaan, tampak sekelompok orang juga turun dari beberapa mobil mewah di dekat mereka."Afkar? Felicia?" Terdengar suara terkejut, kemudian diikuti dengan suara yang penuh kebencian bertanya, "Kalian juga datang?"Saat mereka menoleh ke arah suara itu, ternyata yang berbicara adalah

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 887

    Bagaimanapun juga, saat Safwan menyergap Afkar, ada juga pihak lain seperti Sekte Bulan Hitam yang kebetulan lewat di tempat kejadian. Orang-orang itu semua menjadi saksi mata atas peristiwa yang terjadi."Bagaimana mungkin?! Hanya keluarga kecil seperti Keluarga Samoa, mana mungkin ada seseorang yang bisa membunuh seorang ahli tingkat inti emas dalam sekejap?" Seorang tetua berseru tak percaya."Benar! Mana mungkin Keluarga Samoa punya kekuatan seperti itu? Hanya dengan satu tamparan saja bisa langsung membunuh ahli tingkat inti emas? Untuk mencapai kekuatan seperti itu, setidaknya harus berada di tingkat kelahiran jiwa, 'kan?" Orang lain ikut menganalisis.Heru mengangguk pelan."Memang benar! Keluarga Samoa yang dulu saja nggak punya kekuatan seperti itu, apalagi Keluarga Samoa yang sekarang. Kalau mereka punya ahli seperti itu, nggak mungkin mereka bisa ditekan sedemikian rupa selama ini.""Jadi, sekarang ada dua kemungkinan!" Saat berkata demikian, nadanya menjadi lebih dalam dan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 886

    Sahira keluar langsung lewat jendela, sementara Afkar pun keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Saat itu, Felicia dan Shafa sedang duduk di sofa sambil menonton kartun yang sedang diputar di televisi.Melihat Afkar datang, Felicia mendengus pelan, lalu meliriknya dengan kesal."Sudah selesai ngobrolnya?"Afkar tertawa canggung. Aura garang yang dia tampilkan saat menghadapi Sahira barusan, seolah langsung sirna begitu saja. "Sudah, hehe ...."Felicia menatapnya dengan wajah dingin, lalu menunjuk ke arah dapur. "Pergi cuci piring!"Meskipun kini dia sudah mengetahui sebagian besar kenyataan, bukan berarti presdir besar seperti Felicia akan memaafkan Afkar begitu saja. Apa yang harus ditunjukkan, tetap harus ditunjukkan. Kalau harus marah, maka dia harus menunjukkan kemarahan itu!Mendengar ucapan itu, Afkar langsung mengangguk-angguk dan membungkuk sambil berkata, "Siap!""Lagi pula, malam ini Shafa tidur sama aku. Kamu tidur sendiri aja di kamar," Felicia menambahkan kalimat itu deng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 885

    Wanita ini memang pantas menerima perlakuan seperti ini!!Bruk!Sahira yang merasakan kemarahan Afkar, langsung ketakutan dan kembali berlutut. "Tuan, ampun! Tuan, tolong ampuni aku! Aku tahu aku salah, aku benar-benar sadar dengan kesalahanku!"Afkar mendengus dingin. Kali ini dia tidak menyuruh Sahira berdiri lagi dan langsung bertanya pada Sahira yang masih berlutut di depannya, "Katakan, bagaimana kamu tahu harus datang ke Kota Nubes untuk mencari liontin giok? Dari mana kamu mendapatkan informasi itu?"Pertanyaan ini sebenarnya sudah lama Afkar pendam di dalam hati dan dia sudah cukup lama merasa khawatir karenanya. Sebab, hal ini menyangkut keselamatan seluruh keluarganya!Sahira menjawab, "Itu dari guruku, Tetua Tulang Iblis dari Keluarga Rajendra yang hidup menyendiri. Tapi, aku nggak tahu kenapa dia bisa tahu akan hal ini."Afkar memicingkan mata. "Tetua Tulang Iblis dari Keluarga Rajendra yang hidup dalam pengasingan? Selain dia, siapa lagi yang tahu?""Nggak ada! Setahuku, h

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 884

    Sekitar 15 menit kemudian, akhirnya mata Sahira yang tadinya tampak menakutkan, perlahan kembali menjadi seperti biasa. Detik berikutnya, wanita itu menatap Afkar dengan sorot penuh rasa takut dan kepatuhan yang mendalam.Bruk!Sahira langsung berlutut di hadapan Afkar. "Tuan!"Suaranya sama sekali tidak ada perlawanan, yang ada hanyalah kewaspadaan terhadap Afkar. Reaksinya ini adalah ketaatan dan rasa takut yang berasal dari dalam jiwa. Sahira bahkan tidak berani melawan sedikit pun.Afkar tertegun melihat pemandangan itu. Tebersit keraguan dalam matanya. Apakah Sahira benar-benar sudah berada di bawah kendalinya?Jimat Pengikat Jiwa ini ... ternyata sekuat itu.Saat itu, dia bisa merasakan adanya suatu hubungan aneh antara dirinya dan Sahira. Bahkan, dalam hatinya muncul perasaan seolah-olah cukup hanya dengan menggerakkan pikirannya, dia bisa membuat jiwa Sahira hancur berkeping-keping dan lenyap tak bersisa.Ketika Afkar mencoba merasakan kekuatan itu, Sahira yang masih berlutut d

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 883

    Sahira mengatakan semua itu dengan sangat serius. Mendengar ucapannya, tatapan Afkar yang semula tenang, tiba-tiba berubah tajam. "Memasukkan serangga ke tubuh putriku? Ini yang kamu maksud sebagai cara untuk menekan kutukannya?"Sahira mengangguk pelan. "Kamu nggak tahu ya, bahwa awal mula ilmu guna-guna itu sebenarnya diciptakan untuk menyembuhkan penyakit? Kalau kamu nggak percaya, bisa tunggu sampai kutukannya kambuh lagi.""Kalau memang tidak ada efeknya, aku bisa bantu keluarkan kembali."Mendengar hal itu, sorot mata Afkar berkilat, seolah sedang berpikir keras."Kamu sama sekali nggak percaya padaku ya, Afkar?" Sahira memandangi ekspresi wajah Afkar. Nada bicaranya terdengar agak kecewa. Seakan-akan, berbagai kecurigaan dan pertahanan diri dari Afkar membuatnya merasa terluka.Detik berikutnya, Afkar menatap Sahira lekat-lekat. Di balik sorot matanya, terlihat kilatan berbahaya. "Kamu benar! Aku memang nggak percaya padamu. Semua yang kamu katakan, nggak ada satu pun yang aku p

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 882

    Di dalam salah satu kamar vila, Afkar membawa Sahira masuk, lalu menutup pintu. Dia menatap Sahira dengan ekspresi datar dan berkata, "Menurutmu lucu memecah belah rumah tangga kami?"Reaksi Felicia yang begitu tenang dan datar, bagi Afkar, itu adalah bentuk kekecewaan terhadapnya. Oleh karena itu, saat ini dia benar-benar menahan amarahnya terhadap Sahira.Sahira hanya tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan sinis, "Kenapa? Apa aku salah ngomong? Lagi pula, kalian memang harus bicara berdua, 'kan? Masa kamu mau ngomong soal kutukan di tubuh anakmu di depan anakmu sendiri? Atau di depan istrimu?"Afkar mendengus dingin, lalu mengibaskan tangannya dan menatap Sahira dengan sorot penuh harap, "Di telepon, kamu bilang bisa menekan kutukan dalam tubuh anakku. Kamu punya cara apa?"Sahira mengangguk ringan. "Benar, aku memang punya cara untuk menekan kutukan itu. Tapi sebelumnya harus aku jelaskan, aku nggak bisa menyembuhkannya. Aku cuma bisa membantu meringankan rasa sakitnya saat kutuk

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 881

    "Sayang, kamu ...."Felicia melirik Afkar sekilas dan tersenyum, lalu berkata, "Nggak ada apa-apa! Aku cuma mau belajar masak sendiri untuk Shafa, memangnya nggak boleh? Lagian bukan untuk kamu juga, kenapa ekspresimu seperti itu? Huh ...."Afkar hanya bisa menggumam pelan, lalu tertawa canggung. Namun dia merasa, malam ini Felicia agak aneh. Tatapannya ke Shafa tampak jauh lebih penuh kasih sayang dari biasanya. Terhadap dirinya juga ....Makan malam itu pun dihabiskan dalam suasana yang entah mengapa terasa begitu hangat.Felicia memasak seporsi besar tumis telur tomat. Hidangan itu habis tak bersisa dimakan oleh Afkar dan Shafa, sehingga membuat Felicia diam-diam merasa tersentuh. Dia tahu, sebenarnya masakannya belum terlalu enak.Saat Afkar hendak membereskan meja makan, gerakannya mendadak terhenti dan alisnya pun berkerut. Dia menoleh ke arah Felicia, matanya berkilat beberapa kali, lalu mengumpat dalam hati, 'Masalah datang lagi!'Hubungannya dengan Felicia baru saja sedikit me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status