Bab 18
Michelle menggelar pertemuan dengan seluruh pemegang saham diperusahaannya untuk membahas kemajuan perusahaan dan pencapaian target iklan selanjutnya.
Mereka tinggal menunggu satu orang lagi.
Dan orang itu adalah pemilik dari empat puluh delapan persen saham perusahaannya.
Michelle menunggu dengan tidak sabar.
Dia orang yang sangat menghargai waktu! Sudah lewat setengah jam, orang yang mereka tunggu belum juga muncul.
Akhirnya ia memutuskan untuk memulai rapat tanpa menunggu lagi.
Petrus masuk ke dalam kantor Michelle dengan tenang. Dan suasana dalam kantornya mulai riuh melihat kehadirannya.
Michelle menatap Petrus yang sedang tersenyum penuh kemenangan dengan heran. Lalu perlahan mulai bisa menebak, apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Pengacaranya memperkenalkannya sebagai pemilik dari empat puluh delapan saham Wedding New’s Magazine. Semua orang bertepuk tangan.
Kecuali Michelle.
“Ada s
Bab 19 Michelle baru sadar, ia tidak tahu dimana rumah Petrus! Dia segera menghubungi pengacaranya dan meminta alamat Petrus darinya. Setelah mendapatkan alamatnya, Michelle langsung bersiap-siap. Ia sengaja tampil maksimal untuk menghormati undangan Petrus, sekaligus ingin meminta maaf atas penilaiannya yang sedikit salah mengenai keseriusan bergabung bersamanya. Michelle harus mengakui rumah Petrus besar, sangat besar dan juga sangat mewah. Mulai dari desain ekteriornya dan interiornya dibuat secara berbeda dari rumah-rumah mewah kebanyakan. Tidak heran karena ia adalah seorang milioner yang pintar, puji Michelle dalam hati. Michelle terkejut saat dipersilahkan masuk ke taman, tempat pesta diadakan. Taman itu sangat indah dan luas. Michelle benar-benar terpukau melihat dekorasi lampu-lampu rintik yang didesain untuk menghias ta
Bab 20 “Maaf, boleh saya menyela dansa anda?“ “Jason, kau disini?!“ Michelle terkejut melihat kehadiran Jason di pesta Petrus. “Kau mengenalnya?“ tanya Petrus dengan nada tidak senang. “Dia temanku. Kami satu kampus dulu.“ “Oh, kebetulan sekali!“ kata Petrus mengejek sambil melirik Jason. Michelle memandang aneh kearah Petrus dan Jason. Mereka seperti… bermusuhan? duga Michelle dengan bingung. “Oke, lebih baik kita istirahat sebentar!“ kata Michelle memutuskan. “Kau tahu, kau mengganggu kesenanganku!“ bisik Petrus kepada Jason. “Yah, dan aku senang melakukannya.“ Jason melangkah menghampiri Michelle lebih dulu.  
Bab 21 Kepalanya agak sakit ketika terbangun dari tidurnya! Ia menguap sambil melirik jam dindingnya. Pantas saja, sudah jam 10 rupanya dan dia kesiangan! Dia cepat-cepat bergegas, mandi dan berpakaian kemudian turun ke showroomnya. “Bu, ada Mr. Clif sedang menunggu dikantor,“ kata asistennya memberitahu saat melihat Michelle turun. Michelle terkekeh sesaat. “Sudah lama dia menunggu?“ tanyanya sambil berbisik. “Sekitar satu jam-an, Bu.“ Michelle mengangguk sambil berusaha menahan senyum gelinya mengingat kejadian tadi malam. “Halo!“ sapa Michelle sambil berusaha untuk tetap tenang. “Halo juga!“ balas Petrus sambil melipat tangannya didada dan tersenyum kepada Michelle. Michelle tersenyum grogi. “What!?“ tanya Michelle pura-pura tidak mengerti. “Bagaimana hasil semalam?“ tanya Petrus mengingatkan. Michelle menjadi salah tingkah. Ia mendehem sebentar. “Well, biasa saja!“
Bab 22 Melihat kondisi Petrus saat ini, hatinya merasa sedih. Petrus tampak sangat mengenaskan. Perban menutupi hampir seluruh tubuhnya. Kaki kanannya diberi penahan dan tergantung dengan bantuan alat. Pelipisnya diperban dan tampak basah dengan darah yang merembes. Michelle merasa sangat prihatin. Ia mendekati Petrus yang tampak sedang tertidur. Dia hanya memandang tidak berani bersuara. Ia takut mengganggu istirahat Petrus. “Aduh, kepalaku!“ erang Petrus tiba-tiba. “Oh, Tuhan! Aku akan segera memanggilkan dokter untukmu,“ kata Michelle dengan panik dan terus-terusan menekan tombol rumah sakit. Tapi anehnya tak satupun dokter atau suster yang muncul sesuai dengan harapannya. Apa mereka tidak tahu, ada pasien gawat yang harus segera ditolong! katanya dengan kesal dalam hati. Menunggu pertolongan yang tidak kunjung datang, Michelle
Bab 23 Karir Jason semakin melejit. Penjualan albumnya meningkat dan ia meraih penghargaan sebagai penyanyi pop terbaik 2021 disalah satu ajang bergengsi di televisi. Michelle bangga karena pernah berteman dengannya. Tiba-tiba ia ingat, saat ia menyentuh tubuh Jason! Mengingat hal itu, ia merasa menyesal mengapa ia mengijinkan hal itu sampai terjadi! Dia pasti sudah gila! katanya dalam hati. Entah kenapa wajah Michelle merona merah dan mendesah dengan kesal. “Aku tidak boleh memikirkannya! Tidak boleh!“ kata Michelle mengguncang tubuhnya sendiri tapi pikirannya berkata lain. Dia jujur menikmati setiap momentnya dan anehnya, dia tidak merasa menyesal. Apakah dia juga menginginkan Jason? Michelle tidak bisa berpikir jernih ! Ia menuangkan kopi kedalam mugnya dan meminumnya banyak-banyak. Petrus berpesta gila-gilaan, dia bersenang-senang sampai melebihi batasnya. Ia mencoba melepaskan bayang-bayang Michelle dari be
Bab 24 Michelle selalu membuat alasan kalau Jason meneleponnya dan mengajaknya bertemu Jojo. Penolakan demi penolakan tidak pernah lelah diberikan Michelle untuk menghindari pertemuan dengan Jason. Bukannya apa-apa, hanya saja ia tidak mau kejadiannya bersama Petrus terulang kepada Jason. Lama tidak pernah mendengar kabar dari Jason tentang Jojo, ia merasa kangen juga tapi ia harus menghormati janjinya pada Rudi. Lagipula Jojo pasti baik-baik saja karena sudah ada seorang pengasuh berpengalaman yang merawat Jojo. Michelle bisa melihat karir Jason saat ini semakin maju dan bisa dibilang maju pesat karena sekarang foto Jason terpajang di mana-mana, majalah, iklan tv, koran, dan media hiburan terus memburu berita terbarunya. Album singlenya sudah keluar dan video klipnya ditayangkan di mana-mana guna memenuhi tuntutan pengemar saat
Bab 25 Jason masuk ke dalam showroom Michelle dengan susah payah sambil menggendong Jojo ditangannya. Tiba-tiba puluhan wanita-wanita menjerit histeris saat melihatnya keluar dari mobil dan mengikutinya masuk ke dalam showroom Michelle! Dia berharap Michelle tidak akan memarahinya dengan semua keributan yang ia sebabkan di dalam showroomnya. Dia tampak sangat memukau! kata Michelle harus mengakui pesona Jason dalam hati. Michelle mengerang perlahan sambil berpikir betapa ia sangat memerlukan kehadiran Rudi disisinya saat ini kalau tidak, dia bisa tergoda untuk terus menikmati pesona terlarang Jason! “Oh, tampaknya dewa keberuntungan sedang ada di depan kita!“ kata Michelle sambil mempersilakan Dino dan Clara menengok ke belakang. Dalam hitungan detik, Clara berteriak histeris dan langsung melompat-lompat kegirangan sambil
Bab 26 Film yang ditayangkan di bioskop itu sangat seru. dengan bantuan kacamata 4D sebagai alat Bantu, pertualangan di dalam film menjadi lebih berkesan dan nyata. Meskipun Jojo tidak mau menggunakan kacamatanya di mata. Ia lebih senang memakannya! Michelle sangat menikmati acara nonton filmnya meskipun tentu saja, ia lebih suka menonton film tentang drama romantis dari pada film anak-anak tapi ia tidak mungkin mengajak Jason bersamanya. Ia akan mengajak salah satu temannya kapan-kapan, putusnya dalam hati. Sudah lama ia tidak keluar rumah! Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan terlalu sibuk merindukan Rudi. Jason selalu suka mengamati apapun yang Michelle lakukan. Caranya berbicara, gemulai gerak tubuhnya, matanya yang selalu bercahaya penuh ketulusan dan yang pasti, ia tahu caranya bersantai. Ia tampil apa adanya. Ia tidak berusaha membuat Jason kagum dengan penampilannya kare