Rae saat ini duduk termenung di depan cermin dalam kamarnya. Sejak kejadian siang itu, Rae merenungkan banyak hal. Ya, banyak sekali, sampai membuat selera makannya menurun drastis.
Sejak siang itu pula, Gerardo tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. Tidak ada kabar ataupun berita mengenai di mana keberadaan pria itu, membuat Rae merasa tidak tenang saat melewati tiga hari tanpa melihat wajah dan tingkah menyebalkan Gerardo.
“Sejak kapan aku mulai memikirkannya?” Rae menyentuh dada kirinya, merasakan detak jantungnya. “Aku hanya kesepian, aku tidak merindukannya!” kilahnya sekua hati.
Namun ternyata, semakin Rae berusaha keras untuk menyangkal semua rasa rindunya, maka ia semakin tersiksa. Dadanya terasa sesak, membuat Rae sadar jika terus menolak, maka rasanya akan semakin sakit.
Untuk bisa melepaskan diri dari kekacauan hatinya, Rae akhirnya memutuskan untuk pergi menuju ruangan khusus, di mana biasanya Gerardo berolah r
Rae ingin pergi, namun kakinya memaksa wanita itu untuk kembali mendekati Gerardo, duduk dengan wajah tidak suka. Bukan wajah menggemaskan yang beberapa waktu pria itu lihat.“Aku tidak tahu jika kau bisa melakukan semua ini.” Gerardo melirik lengannya yang sudah terbalut dengan begitu rapih.“Siapa yang menyerangmu?” Rae duduk di samping Gerardo, memberikan beberapa obat Pereda rasa sakit. Andai saja dia tahu, Gerardo bahkan sudah merasakan sakitnya.“Tidak ada yang tahu, yang pasti mereka dari golongan terlatih. Cara mereka memegang senjata dan memburuku, semua terlihat jelas.”Sejak mendengar kbaar penyerangan tiba-tiba pada Gerardo, Rae berpikir jika itu adalah ulah Venosa. Tidak bisa dipungkiri jika Rae masih memiliki rasa kebersamaan dengan Venosa.“Apa mereka dari Venosa? Maksudku …”“Venosa tidak akan pernah menyerangku saat aku lengah, Nona Catalina. Jujur saja, aku salut
Gerardo menurunkan senjata miliknya dan menatap Rae penuh tanya. Tidak ada yang mencurigakan, namun napas dan keringat di keningnya menunjukkan hal yang berbeda. Bau amis yang menyeruak membuat Gerardo semakin curiga dengan istrinya.JIka dulu Rae bisa masuk dengan mudah ke Mansion Gerardo, bukan tidak mungkin jika Rae juga bisa keluar tanpa diketahui anak buahnya. Tapi untuk apa Rae keluar? Itulah yang saat ini mengusik pikiran Gerardo.“Apa yang kau lakukan di sini, dengan pakaian ini, Nona Catalina?” Gerardo menelisik istrinya dengan sorot mata tajam.“Tidak ada!”“Katakan padaku atau aku akan mencaritahu sendiri.”“Aku tidak peduli! Minggir dan jangan ganggu aku, Tuan Gerardo.”Rae berjalan melewati Gerardo, tidak peduli jika pria itu sudah memanggilnya dengan urat-urat leher yang sudah menyembul. Tempat pertama yang Rae tuju ada meja riasnya. Wanita itu mengambil kotak P3k dan bergegas men
“Kau di sini?” Dante menatap Gerardo tidak percaya. Harusnya Gerard beristirahat dalam kamar ditemani Rae dan keduanya bermesraan, setidaknya itulah yang Dante pikirkan.“Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu!” jawab Gerardo santai. Hanya di tempat ini, Gerardo akan mengetahui apa yang Rae lakukan. Tidak peduli apa yang akan dikatakan wanita itu padanya, namun Gerard harus tahu kemana Rae pergi.Dante, pria itu saat ini hanya diam memperhatikan semua yang Gerardo lakukan dengan satu tangannya. Saat sebuah rekaman berhasil terbuka, Dante ikut memperhatikannya, namun tidak ada yang menarik di sana. Hanya video Rae dengan pakaian serba hitam yang membuka pintu balkon, menutupnya dan pintu itu tidak kembali terbuka.“Apa ada masalah?” Dante akhirnya kembali bicara.Gerardo memilih untuk tidak bicara dan fokus pada layar tab yang sama sekali tidak berubah, hanya menampilkan suasan kamar pribadi Gerardo yang sepi, tanpa a
Beberapa hari telah berlalu, luka pada lengan Gerardo dan Rae sudah sembuh. Meskipun belum sembuh total, namun keduanya bisa bergerak bebas. Tidak ada perbincangan yang terjadi antara keduanya. Bahkan hidup mereka kembali seperti semula, berjarak dan saling menyapa dengan sinis.“Jangan lakukan apa pun yang akan memancing kemarahanku, Nona Catalina! Selama aku pergi, aku tetap bisa mengawasimu.”Rae mengehentikan gerakan bibirnya dan menatap Gerardo singkat, sampai akhirnya sebuah rencana kembali tersusun apik dalam otaknya.“Apa yang bisa aku lakukan? Bahkan tidak ada satu orang pun yang akan bersedia untuk membantuku di sini.”“Tidak ada atau kau yang selalu menolak setiap bantuanku?” Gerardo menyoncongkan tubuhnya, menatap Rae dari jarak dekat. Ia selalu ingin bisa menatap Rae, rasa rindu dan sepi terasa setelah kejadian tempo hari.Bolehkah jika Gerardo berharap Rae bertanya kemana ia akan pergi? Hanya sekeda
Dengan menggunakan mantel tebal, saat ini Rae berjalan menyusuri jalanan yang begitu sepi. Ia tahu jika tidak akan banyak orang yang berlalu lalang saat cuaca dingin seperti ini. Namun bukan berarti tidak ada bahaya saat kesepian melanda.Rae menyadari sesuatu, sejak keluar dari Mansion Gerardo, ada seseorang yang terus memperhatikannya. Instingnya begitu kuat, bahkan telinga sudah mendengar beberapa derap langkah mulai mendekat padanya.Rae tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, sudut bibirnya terangkat. Bukan jenis senyum yang mampu meluluhkan hati, namun sebuah senyum mengerikan yang memberikan hal mengerikan.“Ada kucing jalanan yang ingin bermain-main rupanya,” gumamnya pelan. Matanya bergerak cepat memperhatikan sekeliling, setelah itu Rae kembali melanjutkan perjalanannya, berbelok, memasuki sebuah gang dan menghilang.“Kemana wanita itu?” Dua orang pria mencari ke setiap sudut, namun mereka sama sekali tidak menemukan soso
“Kenapa Rae bisa sampai keluar dari Mansion ini? Apa kau bisa menjelaskannya padaku?” Gerardo duduk bertumpang kaki, berhadapan dengan Dante, hanya terhalang sebuah meja kaca.Dante tidak langsung menjawab, pria itu mendengus kasar dan menunjukkan kekesalannya dengan apa yang terjadi hari ini. Harusnya dia belajar bela diri, bukan hanya berkutat dalam ruangan dan bermain dengan banyaknya jenis penyakit.“Jangan mendengus seperti itu,” Gerardo terkekeh, ia tahu semua yang terjadi, namun versi Dante juga sangat ia butuhkan.Cerita berawal setelah Gerardo pergi dan berakhir dengan sebuah pukulan keras pada bagian belakangnya. Tidak terlalu keras, namun bisa membuat Dante tidak berdaya.“Aku tidak tahu apalagi yang terjadi setelah itu.”“Sampai detik ini aku tidak tahu bagaimana cara dia bisa keluar dari Mansion ini. Tapi yang pasti Rae bisa dalam masalah besar jika ia terus melakukan hal ini. Hari ini, bahkan
“Mami …”“Cukup sayang, hentikan semuanya sebelum terlambat. Kamu berhak bahagia seperti saat Mami dan Papi bersamamu.”“Tidak! Aku tidak akan berhenti sampai mereka mati!”Claretta berubah murung, gurat kesedihan jelas terlihat di wajah cantiknya. Tidak ada alasan lagi untuk wanita itu tersenyum, kebahagiaannya telah lenyap terbawa oleh dendam yang Rae miliki.“Mami harap kamu bisa berubah,” katanya sebelum Claretta memasuki sebuah cahaya yang begitu terang, membuat Rae hanya bisa berteriak memanggil sang Mami tanpa bisa mengejarnya. Cahaya itu begitu terang dan hilang dalam sekejap mata. Tempat asing itu berubah gelap gulita, membuat Rae gemetar ketakutan.“Mami ….” Rae bangun dari tidurnya dengan peluh yang sudah membasahi keningnya. Napasnya memburu, dan ia terus mencari di mana sosok Claretta berada, namun akhirnya Rae sadar jika saat ini ia ada dalam kamar milik Gerardo
Gerardo tidak boleh gegabah, ia bergegas melihat monitor dan memastikan semuanya aman dari CCTV. Ini bukan masalah menjadi takut atau pemberani, tapi mengenai strategi. Tidak ada yang tahu apa dan siapa, maka mereka harus lebih mempersiapkan diri.Dari atas ranjang Rae memperhatikan apa yang Gerardo lakukan. Tidak lama, akhirnya layar menyala dan menunjukkan beberapa tempat. Gerbang utama dan gerbang belakang yang sudah lama tidak terbuka.“Stop!” Rae tiba-tiba saja membulat sempurna saat melihat orang yang tidak asing untuknya. Duduk dalam sebuah mobil dan memperhatikan Mansion Gerardo dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Rae mengenal siapa dia.“Ada apa, Nona Catalina?”“Apa kau mengenal wanita dalam mobil itu?” Rae berdiri dan menunjuk sosok itu.“Aku tidak mengenal banyak wanita, Nona Catalina? Hanya kau dan penghuni paviliun yang aku kenal. Berhenti untuk cemburu.Rae mendelik kesal. Dala