LOGIN"Satu... dua... tiga..."
Kilatan lampu blitz membuat Hanna harus berkedip beberapa kali karena kedua matanya cukup sensitif dengan cahaya. Suara Elang yang terdengar bahagia karena baru saja mendapatkan piala kedua setelah berhasil melepas masa lajang ini membuat Hanna tersenyum. Ya, bukan namanya dan Adit yang berada di sana untuk menjadi member lapak dosa yang sudah berhasil melepas masa lajang. Yang ada justru Elang dan Caramel. Kini setelah selesai mereka berfoto bersama dan memberikan hadiah itu kepada Elang, Hanna mulai berjalan menuruni pelaminan ini bersama Adit, Gavriel, Gadis, Wilson dan Raga.
Acara kali ini digelar lebih sederhana daripada perkiraan Hanna. Siapa sangka jika keluarga Caramel memilih melakukan semua ini di luar kebiasaan keluarga mereka. Saat sudah sampai di bawah panggung, Hanna segera men
Sudah tujuh hari ini Hanna dan Adit berada di Swiss. Selama mereka berada di sini, beberapa kota sudah mereka kunjungi mulai dari Zurich hingga Luzern. Selama itu pula Hanna harus ikhlas jika jam tidurnya cukup kurang karena Adit sudah menggempurnya tiada henti setiap hari. Apalagi sekarang dirinya tidak perlu takut jika Adit akan meninggalkannya disaat ia hamil seperti dulu. Mereka sudah resmi menikah secara agama dan negara. Itu juga yang membuat Adit lebih berani mengumbar foto dirinya di akun media sosialnya. Ya, percuma saja menyembunyikan pernikahan mereka dari publik karena acara ngunduh mantu yang diselenggarakan oleh Lisa terlalu besar dan mewah hingga membuat banyak vendor yang menandai akunnya dan akun milik Adit dalam unggahan mereka. "Feeling-ku sebentar lagi kamu hamil, Han," ucap Adit kala mereka baru saja sampai di The Chapel Bridge yang merupakan sebuah
Adit berdiri sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Di hadapannya berdiri para suami halu istrinya yang Hanna bawa pulang daripada ditinggalkan saja di ballroom. Sungguh, bukankah ini benar-benar konyol? Apalagi alasan Hanna membawa pulang semua ini karena suami-suami halunya adalah kado dari anak mereka.Hanna yang melihat kelakuan Adit ini hanya bisa menghela napas panjang. Sejak pulang tadi siang dari hotel setelah menginap semalaman di sana, Adit terus seperti itu. Seakan pria-pria di dalam stand figure itu mau kepadanya. Tentu saja tidak mungkin hal itu terjadi. Tahu jika dirinya hidup saja tidak. "Enggak usah lihatin mereka begitu. Kamu kalo cemburu ke mereka itu rugi sendiri. Dia tahu aku hidup aja enggak, Dit.""Aku eng
Hanna tidak tahu jika ternyata memakai konsep riasan tradisional membuatnya harus duduk lama sambil pasrah dengan apa yang MUA ini lakukan pada wajahnya dan tentunya penata rias rambut sedang menata rambutnya. Helaan napas panjang yang ia lakukan adalah salah satu cara yang bisa Hanna lakukan kali ini karena sudah dua jam ia duduk tapi tetap belum selesai perias ini menyulap wajahnya."Cantik banget, Kak. Kaya boneka begini wajahnya."Hanna hanya tersenyum mendengar perkataan sang MUA. Ini bukan pertama kalinya ia mendengar pujian seperti ini. Dirinya yang jarang sekali berdandan tentu saja akan 'manglingi' setiap kali wajahnya divermak oleh para MUA. Apalagi MUA yang sedang berdiri di hadapannya kali ini adalah salah satu MUA tersohor di negara ini yang jasanya sering dipakai oleh selebriti hingga pejabat di negara
Berbeda dengan banyak pasangan lain yang menghabiskan hari pertama mereka sebagai suami istri di hotel atau tempat yang indah, kali ini Hanna lebih memilih menghabiskan waktunya di rumahnya bersama Adit. Ya, setelah semua orang pulang ke rumah mereka masing-masing kini hanya tersisa mereka berdua saja di rumah ini. Raga pun memilih ikut dengan Dana dengan pulang ke rumah laki-laki itu. Berbeda dengan banyaknya pengantin yang langsung bisa unboxing di hari pertama pernikahan mereka, kali ini Adit harus gigit jari karena tadi pagi sebelum ijab qobul dilangsungkan, Hanna mendapatkan tamu bulanannya. Tentu saja Adit kecewa dengan hal ini namun Hanna justru tertawa dengan penuh kemenangan. Ya, setidaknya seminggu kedepan, Adit harus bisa menahan gairahnya. Karena bagaimanapun juga di keyakinan yang mereka anut dan secara medis pun bersetubuh dengan pasangan saat si istri seda
Hanna duduk di dalam kamarnya malam hari ini kala acara lamaran sedang berlangsung di ruang keluarga rumahnya. Ya, kali ini ia lebih memilih acara ini untuk diselenggarakan di rumahnya daripada rumah orangtuanya yang sejak Mamanya meninggal dunia, rumah itu kosong dan hanya dihuni oleh para asisten rumah tangga. Dari layar yang disediakan di dalam kamarnya, Hanna bisa melihat Adit beserta rombongan keluarga dan teman-temannya sudah ada di sana. Hanya dirinya yang tidak boleh muncul di sana sebelum besok pagi acara ijab qobul berlangsung."Akhirnya lo bakalan nikah juga, Han," ucap Pradnya yang kali ini duduk di pinggiran ranjang tempat tidur Hanna.Hanna tersenyum mendengar perkataan Pradnya. Rasanya ia seperti menjilat ludahnya sendiri. Karena dulu ia paling lantang mengatakan jika ia tidak akan menikah demi bisa fokus membe
Siang ini Adit baru saja selesai melakukan diving dan snorkeling di Raja Ampat bersama ketiga temannya. Meskipun menyenangkan tetapi tetap saja ia merasa ada yang kurang karena tidak ada Hanna dan Raga yang menemaninya. Semakin ke sini ia semakin sadar bahwa hidupnya tanpa kehadiran Hanna dan Raga seperti tidak memiliki nyawa. Sepertinya hanya dirinya saja yang merasakan semua ini karena Elang dan Gavriel yang sudah menikah lebih dulu daripada dirinya terlihat baik-baik saja tanpa kehadiran istri mereka."Lo kenapa sedih sih, Dit? Acara liburan kita ini tetap enggak akan membuat lo jadi kaum recehan," ucap Elang sambil melepas fins yang ia gunakan untuk snorkeling.Bukannya menjawab, Adit justru menatap Elang dengan tatapan penuh keheranan. Kenapa bisa Elang pergi dari Caramel dan Lean semudah ini t







