A story of revenge Lamia hot-blooded because of the brutality their parents went through for generations, they were denied their lives and lived as commoners till the day discovered Lamia discovered who he was “I’m me the Bloody Vampire King” he declared and became brutal and ruthless from that day onwards People don’t obey kind leaders instead they fear brutal leaders Lamia turned brutal with his human mate beside him they ruled the world in their time “behind these rocks is an evil place you won’t want to know Jonas said calmly Lamia we all are only surviving because of the rocks The hot-blooded vampire king of Venngreberg is now back to avenge and take back the throne of his father King Devin. Side by side he fought with his fated human mate The novel is filled with horror and monsters. The world is changing Don’t miss this fantasy
View MorePlak!
“Dasar wanita pembunuh! Untuk apa kau di sini?!”
Baru saja Naina tiba di acara pemakaman sang putra, ibu mertuanya sudah menghampiri dan menamparnya.
Tak siap, Naina pun tersungkur di tanah.
Hal ini membuat para tamu menatap penasaran akan pertengkaran mertua dan menantu itu.
Naina menatap ibu dari suaminya itu dengan pandangan penuh luka. Air mata yang tadinya sudah mengering kembali lolos disertai rasa nyeri menghantam dada.
“Tidak, Ma. Aku tidak mungkin membunuh putraku sendiri.” Naina menggeleng keras.
Wanita itu telah berjuang membawa putranya ke dunia. Mana mungkin, ia melakukannya?
Naina hendak meraih tangan sang mertua–mencoba menjelaskan.
Sayangnya, ia justru didorong menjauh.
Bugh!
“Tidak mungkin?! Dokter bilang Altair meninggal karena ada racun dalam tubuhnya yang berasal dari makanan!” teriak sang mertua, “hanya kamu yang menyentuh makanan cucuku. Apa kamu mau menuduh orang lain?”
Naina semakin terisak. Tubuhnya bergetar hebat mendengar perkataan menyakitkan dari ibu mertuanya.
“Lihat semuanya! Wanita sialan ini sudah membunuh cucu saya! Disaksikan semua yang ada di sini, saya berjanji akan menjebloskannya ke penjara.”
Seakan belum cukup, Bu Anita berteriak kencang, sehingga orang-orang yang hadir di pemakaman itu, menatap jijik Naina.
Beberapa bahkan mulai mengambil ponsel mereka untuk merekamnya.
Naina dipermalukan habis-habisan.
Seorang ibu membunuh anaknya? Dia pasti wanita gila!
Kira-kira begitulah yang Naina tangkap dari gesture mereka.
Naina menggenggam kuat kedua tangannya yang berkeringat di pangkuan–mencoba menenangkan diri.
Hanya saja…. kala Naina mengalihkan pandangannya, ia menyadari Dhaffin berdiri di sudut ruangan.
Entah apa yang dipikirkan suaminya itu, Naina tak tahu.
Namun, ia berharap sang suami membelanya.
Meski pernikahan mereka tidak diharapkan.
Meski Altair pun awalnya hadir karena kecelakaan satu malam setelah menikah…..
Meski mantan tunangan yang harusnya dinikahi pria itu, telah kembali ke negara ini.
Sayangnya, harapan Naina justru pupus kala Dhafin pun menjauh dan memberikan tatapan dingin padanya.
Drrt!
Dering ponsel membuat Naina tersadar dari lamunannya.
Diusapnya butiran bening yang tak sengaja jatuh kala mengingat suaminya yang tampak ikut menuduh dirinya di hari itu.
Rasa perih yang tak terkira kembali menyayat hatinya. Sungguh, tiada yang lebih menyakitkan selain tidak mendapatkan kepercayaan dari suaminya.
Suami yang ia cintai… suami ia sayangi dengan setulus hati lebih memihak pada keluarganya dan memilih menjauhinya.
“Naina…”
Wanita cantik itu mendongak lantas tersenyum tipis menyambut kedatangan sahabatnya. Saking lamanya melamun sampai-sampai ia mengabaikan panggilan telepon dari Zelda, sang sahabat.
“Maaf, ya, aku baru datang. Lagi rame pelanggan soalnya, jadinya aku ikut turun tangan.” Zelda mengambil tempat duduk di hadapan Naina.
“Nggak papa, aku juga baru sampai kok.”
“Loh bukannya kamu udah otw dari tadi?” tanya Zelda tampak terheran-heran.
“Iya, aku lebih dulu membagikan makanan hasil masakanku ke orang-orang di pinggir jalan sama Pak Yanto.”
Naina pun menceritakan kejadian tadi pagi dimana makanan yang ia masak susah payah dari subuh sama sekali tak disentuh oleh keluarga Dhafin.
Mereka terprovokasi dengan perkataan Freya yang menuduhnya memasukkan racun dalam makanan itu.
Sakit hati?
Tentu saja. Sudah tak terhitung seberapa banyak luka yang mereka torehkan kepadanya semenjak menikah dengan Dhafin.
“Emang benar-benar nggak ada akhlak itu keluarganya si Dhafin. Omongan mak lampir dipercaya.” Zelda berdecak kesal setelah mendengar cerita dari Naina.
“Ya, begitulah. Melawan pun percuma, nggak ada lagi yang mempercayaiku.” Naina menghela napas berat.
“Aku lelah banget, Zel. Aku nggak sanggup lagi menanggung semuanya sendirian. Rasanya aku ingin menyerah dan menyusul Altair.” Suara Naina bergetar disertai mata berkaca-kaca.
“Hei, jangan ngomong gitu, Nai. Kamu nggak sendirian. Ada aku yang siap membantumu kapanpun kamu butuh.” Zelda menggenggam tangan Naina menguatkan.
Naina tersenyum tulus bercampur haru. Ia sangat bersyukur masih mempunyai Zelda, sahabat yang senantiasa menemaninya di saat semua orang menjauh.
“Oh ya, mengenai ucapanmu semalam, apa kamu yakin Dhafin mau menceraikanmu?”
Naina mengangguk yakin. “Setelah semua yang terjadi, Mas Dhafin nggak mungkin nggak mau karena sekarang udah nggak ada lagi yang mengikat kami.”
Ia menatap sendu minuman pesanannya yang masih utuh. “Aku sama Mas Dhafin udah sangat jauh. Nggak ada obrolan di antara kami layaknya suami-istri.”
“Jangankan ngobrol, menatapku saja dia tampak nggak sudi. Sikapnya juga semakin dingin tak tersentuh.”
“Nai....” Zelda semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Naina.
“Sekarang Freya udah kembali. Pasti Mas Dhafin pengen cepat-cepat berpisah apalagi setelah fitnah keji itu mengarah padaku.”
Naina menggigit bibir bawahnya menahan sesak dalam dada. Ia memejamkan mata sejenak sembari menarik napas dalam-dalam.
“Orang tuanya juga terus mendesaknya agar segera menceraikanku. Nggak menutup kemungkinan Mas Dhafin bakal menuruti perintah mereka,” lanjutnya.
“Lalu bagaimana dengan kehamilanmu? Apa kamu belum memberitahu Dhafin?”
Naina menggeleng pelan. “Belum tentu Mas Dhafin mau menerimanya.”
“Aku kira dengan kamu hamil, hubunganmu sama Dhafin bakal ada kemajuan.”
“Aku kira juga gitu, Zel. Tapi nyatanya? Masa lalu tetap menjadi pemenangnya.”
Naina tersenyum miris. Teringat waktu Dhafin kembali menyentuhnya dalam keadaan sadar. Ia berharap hubungannya dengan sang suami akan membaik.
Ditambah lagi setelah mengetahui dirinya mengandung. Ia sangat bahagia dan tidak sabar memberitahu Dhafin.
Namun sayang, kebahagiaannya langsung runtuh seketika saat melihat Dhafin bermesraan dengan Freya.
Naina merasa seperti wanita penghibur yang didatangi hanya ketika dibutuhkan saja.
Sebegitu tidak berharganya kah ia di mata Dhafin?
Naina juga sadar, dirinya hanya anak seorang pembantu yang bekerja di keluarga Freya.
Tapi… apakah ia tidak pantas dicintai?
“Kalau misalkan Dhafin nggak mau menceraikanmu bagaimana?”
Pertanyaan dari Zelda membuat Naina sedikit tersentak. Ia terdiam beberapa detik seraya menatap lekat sahabatnya.
“Aku yang akan menggugat cerai.”
The witch princess Cara stood up too and walked closer to herIf you don't want my trouble woman stay away from me with your thoughts and talks the witch princess answered boldly staring straight into her eyesAre you trying to draw a battle line between us now the witch queen Natalie askedNo one is trying to draw any battle line between anyone, you are always in battle with everyone the witch princess Cara saidI can see you have grown wings and you now bold but don't even try me cause I will break your wings the witch queen threatensYou should have known for a long time that you can't do me anything, you are no match for me you know that, I would want to leave you for the son of the one whom you killed but if you try me the witch princess Cara said and turned walking awayCara! The witch queen Natalie shouted but got no response as the witch princess pretended she did not hear anything, she walked out of the throne room and banged the door on her mother's face using her powers Hu
How dare you the witch queen Natalie turned to face the guardHow dare you lie to me you common guard she snares and the guard shiverThe guard knew he was in trouble so he just kept quiet for a while then decide to talkMy queen he bows I saw her eyes changed like she was a vampire witch or something the guard saidThe witch queen Natalie turned surprised a vampire witch??? She asked and laughed so hardYee es myy queen the guard starmersSince you can't keep your mouth shot you will be punished for blabbering rubbish the witch queen said and told other guards to take him awayShe turned and looked at Queen Lana standing less worriedYou behave like you own this kingdom of mine the witch queen Natalie said walking around herQueen Lana did not say a word she pretended nothing is happening and just stood as she wasOh , you don't want to answer again right, oh
Uncle Gavin and Uncle Jonas slept off at the sitting room were they got drunk* The next morning they woke up and was surprised were they sleptJonas remembered Lamia brought a big pot of wine and they drank till they got drunkThat Lamia boy is something else he thought and Gavin heard his thoughtHe got us drunk to do something I guess but thank the God he is safe I can feel their breath in their room he saidYou are right Jonas repliedUncle Jonas stood up and went outside to go take the morning view when he saw a dead kikimoraHe ran inside and called Gavin to come take a look at the dead monsterUncle Gavin looked at it and wanted to ask who killed it but the question should not be for old Jonas it should be for the boys he went straight to the boys room he opened the door abruptly and they woke up immediately raising their heads to see who came in like that clearlyThey saw uncle Gavin with a calm expression and they could not tell what he was here forWho brought the kikimora
The witch princess Cara teleported back to the witches palace and went straight to her room to rest for the day she is not planning to go see the demon lord Raul she kept thinking about how to get away from the demon lordShe remembered what the older witch said that when the time comes, she will come and get herThe witch princess Cara pulled off her clothes and lay her back on her bed facing upShe felt relieved that she went to see the older witch she was cool now she lay like that for some minutes and drifted to sleep*. *. *Lamia woke up very early and went to Perseus to wake him up too to execute their plans of distracting the old men so they could leave for the villageWake up Perseus Lamia said hitting him hardWTF are you going crazy now Perseus said opening his eyes slowly, he saw Lamia's face beaming with smiles and this surprised Perseus he opened his eyes fully and rubbed itWhat are you up to again Lamia he asked coming down from the bedNothing I just came to wake you
Crystal was taking a look around the cave and came across an arrow and a sword she took them,she knew how to use these weapons and she's going to teach Karen how to use them tooShe wondered why their mother said that they should come to this cave for safetyIf it's not safe their mother won't tell them to come maybe it's a place the village people do hide whenever there is war Crystal thoughtKaren woke up and looked around she saw that she was laying down on a bed and she saw that she was still in the caveFear gripped Karen and she screamedCrystal! She shouted but no replyCrystal! She screamed more harder and Crystal came running to her and her mind calmedWhere did you go sister Karen asked looking at her sister, Crystal was holding a sword and an arrow she dropped them and came closer to her sisterWhere did you get all these from sister Karen asked againI was taking a look at the cave I was making sure it's save for us Crystal said calmlyI trust mother won't direct us to a p
The Silver Sword shines so brightly that it reflects in the roomsThe old men didn't know what could reflect so brightly like that, they came out and saw what was going onThey were shocked to the bone, Gavin had to rub his eyes to be sure he wasn't seeing doubleJonas already knew what was going on cause it is said that something like this would happenLamia held the sword up high and was examining itUncle it's a silver sword! he shouted out to themYes my boy and it belongs to your grandfather, your father uses it in battle till the day he died Jonas saidLamia came out of the waters and walked towards his Uncle JonasYou have never told me anything about this my father before he questionedWe are waiting for the right time his uncle Gavin repliedBut which right time are you guys waiting for again I'm old enough to know everything a man should he said proudlyYou may be grown in the outside but what of the inside? Uncle Gavin asked Lamia and he paused on his wordsThe right time i
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments