Share

Bayangan Rindu

Hari ini, aku sudah kembali kerumahku. Tiba dirumah, aku langsung menemani mama untuk menyelesaikan pekerjaannya, siang harinya aku berjanji untuk makan es krim bareng Jonathan dan Farel.

"Gimana, gimana, ada cewek baru dari tempat nenek?" tanya Farel ketika aku tiba di kedai es krim tersebut.

Aku duduk dan menjawab "Oh, tentu saja ada"

Mereka langsung melihatku tajam.

"Kau tahu ga Fi, Cindy sama Jesse nyariin karena kau tak hubungi mereka juga" ujar Farel

"Ya udah, diemin aja. Aku memang ga srek kok ama mereka" ucapku

Es krim pesanan kami datang, kami pun menikmati es krim yang begitu lezar di kala panas mentari menusuk tubuh.

"Jadi, siapa lagi cewek yang kau goda?" tanya Farel

"Ada deh, nanti juga kalian ku kasih tahu. Yang jelas dia cantik kaya cewe bangsawan. Tebak dong dia sekolah dimana?" ujarku

"Dimana emang?" tanya Jonathan

"Di A2A School"

Jonathan dan Farel berhenti menjilat es krim mereka dan serempak berteriak "HAH?!"

Aku hanya tersenyum mengangguk.

"Gila, kok bisa? Jauh juga mainnya sampai ke tempat nenekmu" ucap Jonathan tidak percaya.

Aku mengacuhkan pertanyaan mereka.

"Udahlah, nanti aja bahasnya, ga usah kalian pikirkan, nanti aku kenalkan" ujarku.

Jonathan dan Farel saling bertatap, mereka masih tidak percaya ada anak dari sekolah trend yang jaraknya bermil-mil bisa kenal denganku. Haha. Aku cukup puas melihat ekspresi mereka.

Setelah berbincang-bincang, kami pun pulang kerumah masing-masing. Senyum dan tawa serta lekuk tubuh Sophie terbayang di benakku. Rasanya aku ingin pergi kerumah nenekku, sekarang juga. Aku ingin menemui Sophie. 

Aku berjalan dengan langkah berat, aku gelisah, aku benar-benar terbebani oleh rindu. Sepertinya, aku akan pergi kerumah nenekku. Segera, aku mengambil sepeda motorku dan ku lajukan menuju rumah nenekku. 

Tiba disana, rumah nenek tampak sepi. Sepertinya, nenek sedang tidur siang. Aku mengendap mengambil langkah ke arah belakang, menuju gudang.

Ku buka pintu gudang perlahan dan ku dengar suara dengungan bising yang berasal dari portal itu. Aku masuk kedalamnya.

Aku tiba di tempat biasa, gudang sekolah Sophie. Kali ini aku berpakaian seperti tiba di hari pertama, syukurlah, sehingga aku bisa keluar setidaknya jika ketahuan aku akan mengakui kalo aku berasal dari sekolah lain.

Suasana sekolah sangat sepi, sepertinya tidak ada orang. Aku keluar menuju gerbang dan keluar melalui celah kemarin. Ku lihat di lapangan depan sekolah ada segerombolan anak kecil yang sedang bermain. Aku memanggil salah satu dari mereka,

"Dik, kok sekolah ini sepi, kamu tau kenapa?" tanyaku pada salah seorang anak kecil itu

"Tentu saja sepi, ini kan hari minggu" jawabnya

Aku pun tersenyum dan mengangguk, betapa bodohnya aku sampai lupa kalau hari ini hari minggu. Aku berjalan menuju jalanan kemarin, jalanan lebih ramai daripada malam itu, banyak sekali muda mudi yang keluar berjalan menikmati cerahnya cuaca siang ini. Aku menyusuri jalan melihat kalau-kalau ada Sophie disekitar sini.

Sampai di toko tempat ku menemui Sophie semalam, aku tak kunjung melihat batang hidung Sophie. Kemana lagi aku harus mencari? Kemudian, aku teringat kalau rumah Sophie berada di belakang bangunan tua di pojok jalanan. Aku mengikuti jalan menuju ke arah sana.

Benar saja, saat di belakang bangunan, aku melihat Sophie sedang menyirami tanaman di depan rumah. Aku berlari dan menghampirinya.

"Selamat siang, Nona" ucapku sambil berdiri di samping Sophie.

"Kamu?!" ucap Sophie terkejut.

"Kok bisa-bisanya kamu disini?!" ujar Sophie

"Kan kamu sendiri yang bilang, kalau ingin berkenalan denganmu, harus mencari dimana kau berada. Dan kau juga yang bilang rumahmu berada di belakang bangunan itu, ya wajar dong kalau aku tahu" ucapku

"Katamu, kau mau pergi hari ini?" tanya Sophie

"Tadinya aku ingin pergi pagi, tapi aku minta pamanku untuk menunda dan berangkat di sore hari" jawabku

"Cuaca seperti ini bagaimana kalau kau menemaniku mengelilingi kota sambil makan es krim?" tanyaku pada Sophie

Sophie menghela nafas dan berkata,

"Tunggulah disini, aku mau menaruh ember ini ke dalam" ucapnya.

Aku tersenyum, akhirnya hari ini aku bisa satu langkah lebih dekat bersama Sophie. Tidak lama, Sophie pun datang dengan kemeja putih dan rok selutut berwarna merah. Rambutnya ia cepol, sangat cantik.

"Ayo pergi" ucapnya

"Jangan berpikir aku senang ya, aku hanya tidak ingin kau menggangguku di rumah" ucap Sophie

"Terserah, yang penting aku dan kau bisa jalan berdua menikmati es krim di siang hari ini" ucapku

"Siang hari? Apa kau tidak bisa membedakan waktu? Jam 9 pagi kau sebut siang hari" ujar Sophie

"Ah iya, aku hanya salah berbicara. Dasar tukang protes" ucapku berkilah

"Kamu mau es krim kan, kita beli disitu saja, dan duduk di bawah pohon itu" tunjuk Sophie. 

Kami pun memesan es krim, aku dan Sophie sama-sama memesan rasa Vanila. Kami pun duduk di bawah pohon yang Sophie bilang. Sophie menjilati es krim, hatiku berdebar melihat bibir mungilnya berlepotan es krim, sangat lucu.

"Lebih baik es krim itu segera kau makan, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Sophie

"Rasanya aku lebih ingin memakanmu, daripada es krim ini" ucapku

Sophie menatapku kesal.

"Ku lihat tadi rumah mu sepi, kamu tinggal bersama siapa?" tanyaku pada Sophie

"Ibu dan ayahku sedang pergi ke pabrik susu di dekat kaki bukit itu" tunjuk Sophie

"Aku anak tunggal, jadi kami cuma bertiga" Jelas Sophie

"Kamu kelas berapa?" tanyaku

"Aku sudah di tingkat akhir, aku sedang sibuk berlatih untuk lomba matematika" jawabnya

"Oh, lomba yang kau tuduh aku sebagai mata-mata itu?" tanyaku

Sophie mengangguk. Sophie tidak bertanya apa-apa tentangku. Es krim kami pun habis.

"Mari pulang" ucap Sophie.

"Pulang? Baru saja kita duduk disini, kau bahkan belum bertanya apa-apa tentangku" ucapku

"Masih banyak yang harus aku kerjakan, dan juga aku belum tertarik untuk mengetahui tentang bocah Dezier" ucap Sophie

Aku tertawa dan rasanya semakin tertantang untuk menaklukkan hati Sophie.

"Ya sudah kalau itu maumu, jangan rindu kalau beberapa hari kedepan tidak ada lagi orang asing yang mengganggumu" ujarku

"Aku justru bersyukur akhirnya kau pulang. Aku bisa dengan tenang menjalani hari-hariku tanpa gangguan" ujarnya

"Tapi, aku tidak janji, bisa saja besok aku datang lagi. Toh, jarak dari tempatku ke tempatmu tidak terlalu jauh" ucapku asal bicara

"Terserah, aku mau pulang" ucap Sophie

"Dan tidak usah ikut, kau juga kembali ke tempatmu" tambah Sophie

Dia pun pergi perlahan meninggalkanku, wangi tubuhnya begitu khas. Buat aku mabuk kepayang. Aku belum beranjak, masih melihat Sophie yang sedang berjalan, tarian kakinya yang melangkah benar-benar menenggelamkanku dalam debaran cinta. Setelah ia tak lagi terlihat, aku pun pulang dan kembali ke rumah. Hariku sangat puas karena bayangan rinduku sudah terbayarkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status