COMING ALIVE

COMING ALIVE

last updateLast Updated : 2023-03-18
By:  Kabirat AleemOngoing
Language: English
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
29Chapters
4.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“I want nothing to do wi…” she swallowed hard as he turned to her. The heated look in his eyes was enough to make her resolve fly out of the window. “You were saying?” His voice felt like a wisp caressing her body. “Huh?” Serena was sure that the heater had been turned up another notch as she struggled to remember what she intended to say. *********** Serena Jones was married to her emotionally abusive, prim, and proper college sweetheart. Living a boring life as the "perfect" housewife supportive of her husband and his habit, though she was frustrated with the lack of passion in their home. Frustrated while conforming to the standard set for her by her mother and mother-in-law, she met Kincaid Aslanov. Kincaid Aslanov is the current head of the Aslanov clan, a gun-dealing and influential family. Betrayed by his aide and fatally wounded, he met the dutiful Serena, whom his brother coerced to take care of him. She was a temptation he couldn't resist. He was the danger she should never have known. This story is the perfect example of how powerfully opposites attract. Will Serena give in to her inner fire and grab on to the opportunity to come alive? Partake in the amazing, plot-twisting journey of our protagonist to find out.

View More

Chapter 1

Fuck You!

“Ruwet! Ruwet!” Cewek muda berponi itu ngedumel dengan semburat raut sebal.

Dia berjalan melintas jalan raya tengah malam, yang langitnya menampakkan bulan sedang berdampingan dengan bintang.

Penampakkan itu justru membuat si cewek berponi yang belum sempat mengikat rambut bercat honey tea kusut itu semakin merasa merana. Lengkung miris pun tergaris. Ia mengelus dadanya seraya berucap,

“Bulan aja ada pasangannya,” celotehnya lelah hayati dan berhenti melangkah sejenak. Lah aku? Baru pacaran lima hari aja udah jadi jomlo lagi. Nasiib, nasib. Sabar, ya, buat aku ....“

Keluhan itu sebenarnya sama sekali tidak membantu. Malah yang ada beban hidupnya terasa tambah berat, dan ujung-ujungnya malah bikin stres abis.

Nama cewek itu Dea Klaudia, putri bungsu dari sesebapak bernama Pak Jhon. Widih, keren, ya, nama bapaknya Dea? Itu panggilannya. Kalau nama aslinya Jhoni Mujahidin, seorang juragan ternak ikan lele yang ketenaran usahanya tak diragukan lagi.

Dea ini punya tiga kakak perempuan yang usianya tak terlalu terpaut jauh. Dia sekarang berusia dua puluh satu, tapi otaknya sudah melebihi otak si kakak tertua—Dina. Pikirannya terus saja tertuju pada pernikahan. Dia kira menjalani pernikahan itu mudah?

Terkadang Dea ini suka ngeces kalau lihat penampakan cowok ganteng. Tak peduli soal bibit, bobot, bebet. Kalau hati sudah buka pintu, dia pasti langsung kejar sampai dapat.

Nah, ini jadi permasalahan besar untuk keluarga Pak Jhon. Ia dan para kakak-kakak merasa anak bungsunya masih sangat labil dan terlalu mudah jatuh cinta. Kalau dibiarkan terus, nanti setelah menikah takutnya rumah tangga Dea yang belum seumur jagung akan kandas secara sia-sia, persis seperti kakak keduanya—Anita—yang bercerai sebulan setelah menikah. Miris.

Itulah kenapa Pak Jhon dan ketiga, lebih tepatnya kedua anaknya yang lain sepakat untuk mengadakan seleksi calon menantu secara ketat. Siapa pun cowok yang dekat-dekat dengan Dea, bakal dihadang olehnya dahulu.

“Tak semudah itu wahai ....” Begitulah jargon Pak Jhon yang kreatif ini.

Bayangkan saja saat Pak Jhon mengatakannya diiringi tawa menggelegar penuh ancaman yang amat seram, sambil tangan kanannya mengelus janggut lumayan panjang yang sebagian sudah memutih.

Jika bagi Pak Jhon kelakuan Dea adalah masalahnya, bagi Dea malah yang jadi masalah adalah bapak serta sodara-sodaranya. Mereka terlalu ikut campur pada kehidupan percintaan dia. Sampai pakai acara ngadain seleksi calon menantu segala.

Malam ini Dea menenteng tas ransel yang isinya mengalahkan tas ransel Dora. Dan isinya bukanlah berupa peta menuju pulau dewata apalagi Alaska, melainkan benda-benda keramat milik wanita. Seperti lipstik, bedak, krim wajah, krim kaki, krim leher, dan krim lainnya.Banyak pokoknya. Ribet kalau harus disebut satu-satu.

Sebagai pemberat, ia banyak menjejalkan pakaian yang diambil dalam lemari beberapa belas menit lalu. Ceritanya Dea ini kabur, lagi ngambek sama bapak dan kakak-kakaknya.

Ia datang ke rumah Nana, teman sejawat dari masa ketika mereka masih balita. Letaknya tepat berada di depan rumah bapaknya sendiri.

Duh, kabur, kok deket-deketan. Ya, pasti gampang disusulin.

Itu bukanlah kemauan Dea. Andai punya uang ratusan juta, sudah pasti ia milih kabur ke Amerika, atau Paris, bisa juga ke Afrika? Ya, pokoknya pergi jauh dari keluarganya sambil cuci mata lihat bule-bule di sana.

“Assalamualaikum! Momy, Nana ... buka, dong ...!”

Dea mengetuk pintu sambil mengucap salam. Namun, dari nadanya yang tinggi bertempo cepat, ucapan itu terdengar agak menggelegar. Persisi seperti debt collector mau nagih utang. Tambah bikin risih kalau pakai acara gedor-gedor daun pintu segala. Untung cewek ini nahan diri.

Pintu terbuka, tetapi yang menyambutnya adalah wanita yang tadi dipanggil ‘Momy’ oleh Dea. Namanya Karina. Terlihat lengkung senyum hangat tergaris memanjakan mata, membuat keadaan hati Dea yang sedang marah membara sedikit terasa adem. Salam Dea pun dibalasnya.

“Momy ....” Dea merengkuh tubuh proposional janda kalem itu erat-erat. “Bapak, tuh ....” Dan akhirnya mengadu kalau ia sedang marah pada bapak dan ketiga kakaknya karena suatu hal.

Wanita yang cantik khas orang dewasa ini berusaha menenangkan dengan memberi elusan di kepalanya sambil menarik masuk ke dalam ruangan.

Nana lari pontang-panting, turun dari lantai atas sambil pegangin perut. Dia lagi diare sebenarnya. Sekarang wajah oval itu menampakkan keseriusan yang amat menyiksa. Garis-garus halus tercetak lumayan jelas di kening Nana, dan dia menatap sahabat sekaligus tetangganya penuh tanya. Sayang, diarenya tak bisa ditahan lagi saat itu.

“Eh, Dea! Bentar, ya, ada urusan penting dulu yang nggak bisa ditunda-tunda!” Dia berlari, belok kanan dan masuk ke area dapur. Kemudian masuk ke kamar mandi.

Ribut sekali Nana ini samapai pintu kamar mandi pun dibantingnya.

Dea menangis sesegukan usai bercerita tentang apa yang membuatnya memutuskan minggat ke tetangga depan rumah.

Katanya, dia lagi ngambek sama mereka gara-gara bikin hubungannya dengan si pacar kandas. Nahasnya, ini adalah kisah ke tiga belas yang gagal terhalang karena seleksi calon menantu.

“Ya, ampun Zeyenk ... ikut prihatin sama kandasnya hubungan kamu sama si Arip itu.” Nana menunjukkan raut sesal, mengibai Dea. Padahal, ia sama sekali tak butuh ditatap begitu. Kesannya semakin menyedihkan sekali.

Dea mendelik, tangisnya terhenti, dan ia kini menyatukan kedua alisnya yang hitam mengilat oleh pensil alis.

“Arvan, Na ... bukan Arip!” dengkusnya sebal, tetapi rasa itu masih ditahan-tahan sekuat tenaga.

Nana nyengir kuda, “Eh, iya. Arvan. Salah ternyata. Kalo nggak salah, Arip itu mantanmu yang ke sepuluh, ya?”

Dea menatap semakin sengit. “Nana, Banana ... kapan aku punya mantan namanya Arip?! Ngaco!” Tentu saja ia bantah, soalnya tak masuk akal. Mana pernah cewek berponi itu punya pacar namanya Arip. Ngada-ngada.

Momy Karina menyela, menghentikan perdebatan tak berfaedah mereka. Ya iyalah, daripada berisik, kan?

“Sudah ... kalian ini kenapa, sih? Ribut cuma karena satu nama. Mau itu Arip, Aron, Arit, intinya Dea lagi galau berat. Kamu jangan nambah-nambahi, dong, Na. Kasihan, kan?”

Dea menatap Momy Karina haru, kepalanya mengangguk pelan setuju. Sementara Nana hanya terus nyengir saja, seolah masalah yang dibawa Dea bukanlah suatu hal menyedihkan.

Begitulah teman sejati. Selalu tertawa di atas penderitaan.

“Ya, sudah. Kamu naik, gih, ke kamar Nana. Kamu boleh tinggal di sini sesuka hati. Tapi ingat, kalian jangan ribut, ya.” Pesan Momy Karina adalah peringatan halus pada keduanya agar jangan berisik, atau jangan ganggu. Momy Karina mau bobo cantik.

Baik Dea maupun Nana, keduanya mengangguk saat itu. Gegas mereka naik ke lantai atas dengan tenang sesuai perintah.

Ketika Dea bisa bersikap tenang-tenang saja, di rumahnya sekarang malah heboh. Kak Maya, kakak Dea yang ketiga berlari ke arah kamar bapak sambil gedor-gedor pintu, dan bilang kalau adiknya hilang.

“Pak! Dea nggak ada di kamar! Bajunya semua nggak ada! Jendelanya kebuka! Kayaknya diculik si Arvan, deh!” teriaknya menuding.

Astaga ... pernyataan Kak Maya ini sungguh di luar dugaan. Kok, bisa-bisanya mikir si Dea diculik mantannya, sih?

Gawat. Kacaulah dunia persilatan. Bapak Dea begitu marah. Ia mengambil sebilah pedang panjang yang katanya keramat dan sakti dari kamarnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

user avatar
Monsurat Adebunmi
Another story by Kabirat Aleem? Wow, this will be such a treat, I Know. Once I am through with Lord of Origins and The Grand Patriarch is back. This will be my next read
2023-04-29 23:10:15
6
user avatar
Kabirat Aleem
Hello, dear readers Thank you for checking this book out. Sorry about the break in updates. There will be a constant update from now on. This story has got a lot to offer. Keep turning the pages and dropping your comments. Appreciate you.
2023-03-05 18:58:41
6
user avatar
Delinda Schumacher
21 chapters 2-14-23
2023-02-15 07:14:06
4
user avatar
Lee Asibal
I read this when the book is completed
2023-10-19 19:31:02
3
user avatar
Kabirat Aleem
Thank you so much, Joshua, for the comment. I do appreciate you. Keep turning the pages. Serena has got more surprises in stock.
2023-02-13 10:49:04
2
user avatar
Joshua Happy mabonga
Gotta leave a review cause it would be rude of me not to. In all the three short years I've spent reading online novels, this has got to be one of my top tier favorites. The flow of the story is beautiful and the characters were well written, especially Sarah. Keep up the good work Author.
2023-02-13 00:25:00
4
29 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status