Share

18. Amarah Larasati

Bab 18

*

Aku pulang bersama orangtuaku dan Farah. Setelah kejadian itu, di sungai sepi, karena semua orang langsung pulang karena takut. Para orangtua juga mencari anaknya dan menyuruh pulang, khawatir jika mereka ikut tenggelam seperti yang baru saja kualami.

“Mandi, Nak!” ucap ibu begitu kami sampai di rumah. Raut wajah ibu saat itu sulit sekali kutebak, hingga kalimat tadi terdengar seperti perintah mutlak yang harus segera kulakukan.

Ibu mengambilkan handuk untukku, karena kaki dan seluruh tubuhku kotor, aku tak mungkin masuk ke dalam kamar dalam keadaan seperti itu.

Aku mengambil handuk dari tangan ibu, yang bahkan menoleh ke arah lain saat aku menatapnya. Sempat kulihat mata ibu berkaca-kaca, mungkin ia menangis lagi, karena merasa telah gagal menjagaku.

Aku tak bertanya, hanya segera pergi ke kamar mandi di belakang rumah dan mengguyur air ke seluruh badan agar bersih. Aku melihat pada kotak yang terbuat dari kayu yang dipaku di batang pohon. Tempat itu biasanya ditaruh sabun,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status