Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Mahyadin dengan tegang dan penasaran yang tinggi menatap kakek di depannya ini, pria tinggi tegap dengan body kokoh ini mulai mendengarkan Kakek Zainul bercerita…!Pet Jan Terling adalah seorang perwira Belanda yang ditugaskan untuk melawan kaum pribumi yang memberontak. Pet Jan Terling yang berpangkat Kapten ini mengepalai 500 lebih pasukan Belanda.Mereka sampai masuk ke pelosok-pelosok untuk mengejar perlawanan kaum pribumi yang menolak pendudukan Belanda saat itu.Pet Jan Terling berubah total saat bentrok dengan perlawanan gigih kaum pejuang, dan bersama pasukannya dia terdesak dan sudah banyak anggota pasukan Pet Jan Terling yang terbunuh oleh senjata kaum pejuang.Pet Jan Terling sendiri sudah menderita luka-luka ditubuhnya, sudah banyak pasukan Peter yang kabur meninggalkan pertempuran.Agaknya dalam waktu yang tak terlalu lama lagi sisa pasukan Pet Jan Terling akan habis di bunuh para pejuang yang terus merangsek maju tanpa takut mati. Akhirnya pasukan sisa yang bertahan ter
Sesuai saran Pet Jan Terling atau kini di panggil Peter oleh Tungga, Bino dan Jabir yang menyembunyikan rahasia besar ini ke pejuang lain. Mereka agaknya punya pikiran yang sama, peta harta yang tersimpan di benteng itu akan menjadi hak pribadi ke empatnya, kalau berhasil merebut peta dan menemukan hartanya.Peter yang ternyata ahli strategy, lalu menugaskan pada tiga anak muda ini agar terus memantau situasi di benteng tersebut.Agar tak dicurigai pejuang lain, Peter beralasan tugas tiga orang itu adalah melihat apakah Belanda akan menyerang balik markas mereka di hutan, sehingga Letnan Farhan tidak menaruh curiga, apalagi setiap saat ketiganya bergantian melaporkan situasi di sana.Apa yang dikhawatirkan para pejuang terjadi juga, sebulan setelah penyerbuan di benteng itu, pasukan Belanda yang berkuatan besar benar-benar menyerbu hutan yang menjadi markas para pejuang.Walaupun Peter sudah membantu dengan segala daya upaya mulai dari cara bertahan, menembak hingga cara menjebak musu
“Besok kita mulai bergerak…tetap waspada dan hati-hati…terlebih pakaian kita masih pakaian prajurit pasukan Belanda!” Peter tertawa sambil menatap baju-baju mereka, diikuti Tungga, Bino dan Jabir.Baju Peter yang semula berlumuran darah prajurit Belanda sudah dia cuci dan kering di badan. Mereka akhirnya melanjutkan pencarian, kali ini mereka tak pernah berpapasan dengan siapapun.Untungnya ke empatnya membawa parang dan senjata yang mereka panggul di bahu masing-masing, yang mereka ambil di benteng tersebut.Setelah hampir 15 harian berjalan kaki dan beberapa kali harus nyasar, akhirnya mereka sampai di sebuah gua yang sesuai dengan petunjuk peta itu.Mereka pun tak membuang waktu dan memasuki gua yang dingin dan gelap itu, Tungga, Bino dan Jabir membersihkan semak belukar yang lebat, sedangkan Peter melihat-lihat lagi peta itu.“Petunjuk di sini, nanti ada aliran air, lalu ikuti aliran itu nah sesampainya di ujung ada tanda, kita gali tanda itu…agaknya di sana di pendam harta-harta
Peter pun berjalan berhari-hari menuju di mana pasukan pejuang kocar-kacir, dia tak pernah menduga, kalau Tungga cs yang sudah bertemu para pasukan pejuang, manusia licik ini diam-diam mengatakan Peter telah kembali ke pasukan Belanda, dan berkhianat dengan para pejuang.Hanya dua orang yang tidak percaya kata-kata Tungga, yakni Ki Janos dan gadis yang diam-diam punya hubungan khusus dengan Peter.Di saat yang sama, terjadi perubahan besar-besaran, karena Indonesia kini mulai ditinggalkan pasukan Belanda, melalui Konprensi Meja Bundar 27 Desember 1949, Ratu Juliana mewakili pemerintahan Belanda dan Muhammad Hatta mewakili Indonesia, menyerahkan sepenuhnya daerah jajahannya ke Indonesia.Negeri inipun merdeka setelah 350 tahun dan 3,5 tahun di jajah Belanda serta Jepang. Indonesia pun merdeka sepenuhnya dari Belanda, para pejuang kembali turun gunung dan kembali ke desa masing-masing.Tungga, Bino dan Jabir juga kini bisa bernafas lega, mereka yang kini sudah memiliki masing-masing 2 b
Satu setengah tahun sebelumnya…!Setelah bolak balik tak karuan, pemuda inipun bangkit dari kasurnya dan duduk termenung.“Mimpi buruk lagi….!” pemuda ini mengangguk pada seorang wanita parobaya, lalu dia bangkit dari tidur malamnya dan permisi ke wanita yang juga ibu kandungnya ini.Acil Galuh, ibunya hanya menatap anak tunggalnya ini dengan hati bingung. Ini sudah yang ke 3 kalinya Mahyadin bermimpi bertemu seseorang yang mengaku leluhurnya di masalalu. Galuh yang kini berusia 47 tahun adalah janda yang sudah lama hidup bersama Mahyadin.Suaminya meninggal saat Mahyadin dalam kandungan, Mahyadin duduk termenung di teras rumah sederhana dan dia mengisap sebatang rokok untuk menenangkan pikirannya.Mimpi bertemu orang yang mengaku-ngaku kakeknya membuat dia tak bisa tidur lagi dan memejamkan mata.“Mahyadin…kamu harus membuat perhitungan dengan keturunan Tungga, Bino dan Jabir, mereka telah merampas harta dan membunuh kakek buyutmu,…kakek tak akan bisa tenang sebelum kamu balas dendam
“Hmmm…pernah liat ibu-ibu ngasih ASI ke bayi ga?” tanya Dini nge-balik ucapan Mahyadin.Mahyadin yang memang lugu ini menganggukan kepala.“Pingin ga…?” pancing Dini tertawa kecil.“Emank punya Ka Dini bisa ngeluarin ASI?” Mahyadin yang polos akhirnya terpancing juga.Dini akhirnya langsung tergelak mendengar ucapan apa adanya remaja ini.“Nanti…kalau kamu mau…hmmm…catat deh nomor telepon ka Dini yahhh!” Mahyadin yang tak paham soal ini dengan polosnya langsung mencatat nomor hape Dini.Tak lama kemudian wanita yang memiliki pantat agak lentik dan menggoda ini keluar ruangan, dan tak sampai 10 menitan sudah datang kembali dengan gelas berisi minuman teh manis hangat. Hanya berselang 15 menitan, pa Kadis yang ditunggu-tunggu masuk ke ruang tunggu dan melihat Dini sedang berbincang dengan seorang anak remaja berseragam SMU, dia bertanya ada keperluan apa kepada Mahyadin.Mahyadin pun menyampaikan maksud dan tujuannya serta menyerahkan surat undangan itu. Setelah berbasa-basi dengan ho
Ingat masa remajanya…Mahyadin hanya tersenyum, tapi dia tak menyesali apa yang sudah dia perbuat dengan Dini dan kini masih terus berlanjut, Mahyadin telah jatuh cinta dengan janda muda ini.Bagaimana dengan Wine…yang kini sedang merasa nyaman bersandar di punggungnya…?Tak terasa Mahyadin kini sampai di kampus dan Wine senang sekali bisa berboncengan dengan Mahyadin.“Nanti pulangnya barengan lagi yahh,” kata Wine. Mahyadin hanya mengangguk sambil tersenyum.Melihat senyum Mahyadin, Wine menahan kakinya dan menatap pria yang sangat menarik hatinya ini.“Kapan kamu ada waktu ke rumahku?” pancing Wine.“Nunggu kamu putus dengan pacar kamu!” sahut Mahyadin cepat, Wine langsung tertawa dan berbisik emank pria saja yang bisa punya banyak pacar, wanita juga bisa.“Dasarrrr…uda ahhh yuks masuk kelas, bentar lagi perkuliahan di mulai!” kata Mahyadin sambil merapikan