LOGINDi tengah gemerlap ibu kota Longcheng, suami-suami Nyonya Gao menghilang tanpa jejak. Bukan penculikan, bukan pembunuhan, dan jelas bukan kebetulan biasa. Xu Jianhong, Menteri Perang yang nyaris kehabisan akal, terjebak dalam penyelidikan paling absurd dalam kariernya, ditemani dua saksi utama yang lebih banyak menambah masalah daripada memberikan solusi. Baili Zhiyu, bangsawan flamboyan yang lebih ahli mengkritik makanan daripada mengungkap misteri, dan... Pangeran Ketiga Xiǎo Zeyan, pengangguran kerajaan yang lebih rajin berburu diskon dim sum daripada menjalankan tugas kekaisaran. Saat penyelidikan beralih dari restoran mewah ke rumah judi, dari gosip ke ekonomi teh, satu hal menjadi jelas, hilangnya suami-suami itu lebih berbahaya daripada sekadar nasib buruk. Intrik. Humor. Misteri. Longcheng tak pernah seabsurd ini!
View MoreMansion Gao berdiri sunyi di bawah cahaya bulan.
"Nyonya?" Suami Ketiga Nyonya Gao terbangun. Udara terasa dingin. Ia meraba sisi ranjangnya, kosong. Tidak ada jawaban. Jantungnya berdebar pelan. Ia bangkit dari ranjang, melangkah ke jendela. Bayangan bergerak di sudut ruangan. Sekilas ada sesosok, lalu lenyap. Ia berbalik. Matanya terbelalak, dan detak jantungnya berdegup lebih kencang. Kilatan logam di bawah cahaya lentera. Desisan napas tertahan. Jeritannya terputus sebelum sempat terlontar. Tertelan oleh malam yang tak bersuara. Kembali sunyi. Hanya angin yang berbisik di antara daun kering, menyimpan rahasia yang tak terucap. Di tempat lain, jauh dari keheningan Mansion Gao yang penuh rahasia, malam festival persembahan di Kuil Yansheng telah berakhir. Para pendeta telah pergi, meninggalkan jejak dupa yang masih menggantung tipis di udara. Cahaya lilin bergetar pelan di altar, menciptakan bayangan yang bergerak samar di antara pilar-pilar kayu tua. Patung-patung dewa tersembunyi dalam bayangan, seolah menyimpan rahasia yang tak terucap. Angin musim semi mendesis, membawa sisa-sisa doa yang baru saja dipanjatkan. Di bawah altar utama, sesuatu bergetar pelan. Entah angin, entah suara yang tak seharusnya ada. *** Di pagi yang seharusnya damai, Restoran Lingxiang tampak seperti tempat yang sempurna untuk memulai hari. Langit cerah, aroma rempah memenuhi udara, dan suara peralatan dapur yang berdenting terdengar dari ruang belakang. Di atas meja utama, hidangan tersaji seperti karya seni. Daging sapi Yunnan yang tipis transparan, sup wonton mengepulkan uap lembut, bebek panggang berbumbu rahasia keluarga, serta tahu sutra dari daerah selatan dengan tekstur selembut awan. Di depannya, duduklah Baili Zhiyu, Tuan Muda Kedua dari Mansion Baili. Seorang pria muda dengan kulit pucat bersih, fitur wajah elegan bak patung giok yang diukir dengan indah, serta mata keemasan yang tajam seperti seorang sarjana yang telah menghabiskan bertahun-tahun mengamati detail kecil. Hanfunya berlapis halus, jubah biru muda dengan bordiran awan emas, serta manset sutra yang menunjukkan statusnya sebagai bangsawan. Rambut hitamnya tertata dan terikat rapi dengan sehelai pita sutra hitam. Ia mengangkat sumpit peraknya yang bertangkai jade dengan elegan, menyoroti setiap detail hidangan dengan ketelitian luar biasa. "Bumbu," gumamnya, "mirip seperti kaligrafi yang kehilangan keharmonisan." Pemilik restoran berdiri gelisah di dekatnya, keringat dingin mengilap di dahinya. Pemilik restoran hampir mencengkram lengan jubahnya sendiri. Ini bukan sekadar ulasan makanan. Ini adalah penentuan nasib. Satu komentar Baili Zhiyu bisa menentukan hidup dan matinya restoran ini. Kemudian, dunia berubah. Pagi hari masih segar. Angin musim semi membawa aroma teh dan rempah. Lalu, seperti kutukan yang jatuh dari langit ... BRAK! Pintu restoran didobrak, kayu berderit memilukan. Seorang pria melompat masuk, napasnya tersengal-sengal berat, pakaian hijau kusut dan penuh debu, pedang terhunus dalam genggamannya. Luka di pipinya masih berdarah, tetapi tatapannya tajam seperti elang yang terpojok. Disusul para anggota pasukan Jinyiwei yang mengejarnya. Sepertinya pria itu seorang buronan. Seseorang yang jelas terlihat seperti seorang pendekar pedang yang terlatih. Dengan bahu kokoh, tubuh tegap yang jelas terbiasa bertarung. Pakaiannya, dulunya jubah hijau standar, kini penuh debu dan robekan, dengan sabuk kulit yang sudah terlihat lusuh. "Tangkap dia! Jangan biarkan kabur!" Pasukan Jinyiwei melompat dari berbagai arah, pedang mereka berkilat di bawah cahaya mentari pagi. Dalam sekejap, dunia Restoran Lingxiang berubah menjadi kekacauan. Piring bergerincing. Cangkir teh terjatuh. Seorang pelayan menjatuhkan nampan, hidangan berhamburan seperti hujan makanan. Buronan itu berputar cepat, mata elangnya menyorot Baili Zhiyu. "Kau!" serunya. "Kau akan ikut denganku!" Tanpa ragu, tangannya mencengkeram lengan Zhiyu, membuat daging yang hendak disantapnya jatuh ke lantai. Zhiyu mengangkat alis, tetap duduk santai meski keadaan restoran berubah menjadi arena perkelahian. "Rasanya aku belum berubah pikiran untuk menjadi kritikus pedang. Kupikir aku masih setia di jalur kuliner." Pedang beradu di meja. Seorang pengunjung berteriak, sementara seorang lagi pingsan. Meja terguling, sup tumpah, daging beterbangan. Restoran Lingxiang berubah menjadi medan perang kuliner paling kacau. Buronan menarik Zhiyu keluar restoran. Zhiyu melirik ke lantai, melihat daging yang jatuh. Ia menghela napas panjang, seolah ini adalah tragedi terbesar pagi itu. Buronan membawanya melompati atap-atap gedung di tengah hiruk-pikuk pagi. Di bawah, pasukan Jinyiwei mengejar seperti angin yang marah. Zhiyu, masih tetap santai, melirik penculiknya dengan ekspresi datar. "Kau tahu," ujarnya, "menyandera seorang kritikus kuliner itu sangat tidak bijaksana." Buronan meliriknya curiga. "Kenapa?" Zhiyu tersenyum tipis. "Karena setiap gerakanmu akan mendapat ulasan tajam. Penculik yang buruk, seperti restoran buruk, tidak layak untuk mendapatkan apresiasi." Longcheng berubah menjadi arena pengejaran, dengan kritikus kuliner yang lebih peduli pada kualitas gerakan sang pendekar daripada nyawanya sendiri. Di kejauhan, Kuil Yansheng masih membisu, menyimpan misteri yang belum terungkap. Sebuah rahasia yang mungkin lebih berbahaya dari sekadar pengejaran pagi ini.Sementara Baili Zhiyu dan Xiao Zeyan mengundang perhatian dan menimbulkan kericuhan beraroma medan peperangan kuliner di Toko Tujuh Bunga Tak Hidup, di sisi lain Pasar Hantu, Jenderal Shen Luan, Letjen Wei Xuan dan Jenderal Xie Zun membawa pasukan mereka masing-masing bergerak mengepung area tersebut dengan hati-hati."Wei Xuan, blokir seluruh lorong bawah tanah!" perintah Jenderal Shen Luan dengan suara rendah namun tegas."Baik Jenderal!" Wei Xuan tanpa menunggu perintah ulang, bergegas menggerakkan Pasukan Jinyiwei ke satu titik di mana lorong bawah tanah Pasar Hantu bermula.Sebuah informasi berharga yang didapatkannya dari hasil negosiasi dengan Yan Feng. Pria itu memaksanya untuk membantu membebaskan Luo Jing dari tahanan Manor Gao, dan sebagai imbalannya memberikan informasi tentang jalur rahasia tersebut.Aksi penyelamatan yang dramatis untuk ukuran seorang buronan. Bahkan Pangeran Mahkota Xiao Ji Heng terpaksa turun tangan dengan alasan inspeksi mendadak persediaan teh Keluar
Zeyan dan Zhiyu melangkah masuk dengan santai, tanpa beban sedikitpun. Zeyan bahkan sempat melambaikan tangan pada Xu Jianghong dan Yuan Liqing seperti bertemu teman lama."Paman!" Zeyan menepuk bahu sang pelayan dengan akrab, membuat pria paruh baya itu tersentak kaget. "Carikan kami tempat duduk terbaik dan sediakan Teh Bunga Tujuh Rupa yang terkenal itu."Dia mengedipkan mata dengan genit, senyumnya lebar dan penuh pesona yang biasa membuat siapa saja langsung luluh.Pelayan itu tersenyum lebar, sangat senang mendapat tamu yang tampak dermawan. "Haiya, baik Tuan! Saya akan menyiapkan meja terbaik dan teh kami yang paling istimewa!"Zhiyu hanya menatap pelayan sekilas dengan tatapan datarnya yang khas, lalu melangkah masuk ke dalam toko dengan tenang. Zeyan mengikutinya sambil memberi isyarat pada Yuan Liqing dan Xu Jianghong untuk turut serta. Pelayan itu bergegas mendahului mereka, masih dengan senyum penuh antusias.Detik pertama Zhi
Yuan Liqing melangkah dengan tenang tanpa terkesan canggung ataupun terburu-buru ke dalam toko. Di sisinya, Xu Jianghong berjalan sambil sesekali memperhatikan sekeliling dengan mata yang terlatih mengamati detail.Sekilas mereka tampak seperti pengunjung toko biasa di Pasar Hantu. Dua orang yang sedang mencari sesuatu atau sekadar melancong untuk melihat-lihat barang menarik. Tidak nampak seperti pejabat pemerintahan yang tengah bertugas, apalagi hendak menangkap seseorang. Mereka lebih mirip seperti tuan muda flamboyan yang sedang bersenang-senang menghabiskan uang di malam hari."Selamat datang di Toko Tujuh Bunga Tak Hidup, Tuan-tuan!" Seorang pelayan toko menyambut dan menyapa mereka berdua dengan ramah. Senyumnya lebar, terlalu lebar untuk ukuran seorang pelayan toko biasa.Xu Jianghong mendongak, membaca papan nama yang terpampang di atas pintu toko dengan seksama. "Toko Tujuh Bunga Tak Hidup," gumamnya pelan. Lalu
Sementara itu, di sudut lain Pasar Hantu yang masih ramai dengan aktivitas malam, Xu Jianghong berjalan santai dengan kedua tangan saling menggenggam di belakang punggungnya. Penampilannya yang sederhana tanpa atribut kerajaan membuatnya tampak seperti pedagang biasa yang tengah mencari barang antik.Di sampingnya, Yuan Liqing melangkah dengan sikap sama santainya. Sesekali dia berhenti sebentar di depan lapak, melirik barang-barang yang dipajang, lalu melanjutkan langkah dengan wajah datar. Dua pejabat tinggi ini terlihat seperti pengunjung biasa yang tengah menikmati suasana unik Pasar Hantu.Lentera-lentera merah masih menyala terang di sepanjang jalan, menciptakan bayangan panjang yang bergoyang mengikuti gerakan orang-orang yang berlalu lalang. Aroma dupa bercampur dengan bau tanah basah khas malam hari memenuhi udara. Beberapa pedagang masih sibuk melayani pembeli, sementara yang lain mulai membereskan dagangan mereka."Toko Tujuh Bunga Tak Hidup," Yuan Liqing tiba-tiba bersuara
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore