Home / Romansa / Cinta Dalam Bayangan Dendam / Chapter 12 - Tragedi

Share

Chapter 12 - Tragedi

last update Huling Na-update: 2025-09-23 20:01:31
Matahari pagi menembus tirai jendela apartemen sederhana milik Vivienne, wanita muda yang baru saja menemukan fakta paling pahit dalam hidupnya kematian orang tuanya bukan kecelakaan, melainkan pembunuhan karena sang ayah hendak membongkar kejahatan besar sebuah perusahaan tempatnya kini bekerja.

Dan lebih mengejutkan, pria yang kini menjadi atasannya, Xavier, diduga ada kaitan dengan tragedi itu. Namun Vivienne tidak boleh gegabah. Ia tahu, satu langkah salah bisa mengubur hidupnya sendiri. Dia berencana akan mengungkapkan semuanya dan mencari informasi lebih dalam, jadi dia akan pura-pura tidak terjadi apa-apa sampai semuanya selesai.

***

Vivienne berjalan ke ruang kerjanya dengan senyum tenang, seolah dunia baik-baik saja. Padahal hatinya bergejolak. Xavier lewat, menghentikan langkah. Tatapannya tajam, namun penuh perhatian.

“Pagi, Vivienne. Kau terlihat sedikit pucat. Tidak apa-apa?”

Vivienne tersenyum tipis, menutupi kegelisahan

“Hanya kurang tidur, Pak. Deadline laporan i
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 16 - Ciuman Pertama

    Beberapa hari kemudian, Vivienne sudah jauh lebih sehat. Luka di kepalanya hanya menyisakan bekas tipis.Xavier memutuskan untuk mengajaknya keluar rumah.“Kau sudah bosan di rumah, kan? Aku akan ajak kamu keluar sebentar.”Vivienne terkejut tapi tersenyum kecil.“Benarkah? Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali melihat kota.” Sahut Vivienne.Vivienne mengiyakan ajakan Xavier untuk pergi keluar jalan-jalan.*Mobil hitam Xavier melaju tenang di jalan malam yang basah setelah hujan sore tadi.Vivienne menatap keluar jendela, kagum melihat kerlap-kerlip lampu kota.“Indah sekali...” Ucap Vivienne.Xavier meliriknya sebentar“Kau suka?” Tanyanya.Vivienne mengangguk.“Aku merasa seperti... hidupku normal lagi.”Xavier hanya tersenyum tipis. Dalam hatinya ia bertekad, aku akan pastikan kau benar-benar bisa hidup normal suatu hari nanti.Xavier membawa Vivienne ke restoran dengan pemandangan kota dari lantai 50.Vivienne hampir tidak percaya melihat tempatnya begitu mewah.Vivienne ter

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 15 - Ketahuan

    Malam semakin larut. Vivienne akhirnya kembali ke kamarnya, mencoba tidur dengan pikiran yang sedikit lebih tenang.Sementara Xavier masih berdiri di balkon, menatap langit malam. Asap rokok terakhirnya memudar di udara.Tiba-tiba ponselnya berdering. Xavier menjawab dengan cepat.Suara pria di Telepon terdengar“Tuan, kami menemukan informasi penting. Wanita yang menyewa penabrak itu, dia dikenal dengan nama Julia. Dia terlihat terakhir kali di sebuah klub eksklusif di pusat kota, sering bersama orang-orang dari kelompok pesaing Anda.”Xavier diam sejenak, rahangnya mengeras.“Teruskan pengawasan. Jangan lakukan apa pun sampai aku tiba di sana. Aku sendiri yang akan menemuinya.” Perintah XavierSuara di Telepon menjawab“Mengerti.”Telepon ditutup. Xavier menghela napas panjang, menatap pintu kamar Vivienne dari kejauhan.Jadi kau yang berani menyentuh milikku...Tatapan Xavier berubah dingin, tetapi di balik tatapan itu ada kilatan lain.Ia menyandarkan punggung ke pagar balkon, men

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 14 - Perasaan Hangat

    Kini ia tinggal di rumah Xavier, dan setiap harinya kondisinya semakin membaik. Luka-luka di tubuhnya mulai mengering, jahitan di kepala pun perlahan sembuh.Yang membuat Vivienne terkejut, Xavier memperlakukannya dengan sangat baik. Semua kebutuhan dipenuhi, bahkan pakaian dan perlengkapan sehari-harinya dibelikan baru. Para pekerja di rumah itu juga selalu ramah dan perhatian.Meski begitu, hati Vivienne belum sepenuhnya tenang. Rasa takut dan trauma masih menghantuinya. Ia hanya berharap orang yang menabraknya segera ditemukan, agar ia bisa kembali hidup normal di rumahnya sendiri.***Sementara itu, di sebuah gudang gelap hanya diterangi lampu redup, Xavier duduk di kursi dengan posisi santai, mengisap rokok dalam-dalam.Di hadapannya, seorang pria babak belur terikat di kursi, dikelilingi beberapa pengawal berbadan besar berpakaian hitam.Xavier mengangguk, memberi isyarat. Salah satu pengawalnya melepas penutup mata pria itu. Tatapan X yang tajam membuat pria itu langsung gemeta

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 13 - Tinggal Bersama

    Vivienne duduk bersandar di ranjang rumah sakit. Sudah beberapa jam sejak ia sadar, tapi pikirannya belum juga tenang. Matanya menatap kosong ke langit-langit, sementara suara jarum infus dan mesin monitor menjadi musik latar yang terus berdenting. "Kenapa... rasanya ini sengaja?" batinnya bergema. Ia mengingat lagi detik-detik itu, dimana jalanan sepi, langkahnya yang hati-hati saat menyeberang. Lalu mobil itu muncul entah dari mana, melaju begitu cepat. Terlalu cepat. Seolah si pengendara menargetkan dia. "Siapa yang tega... dan kenapa aku?" Vivienne menggigit bibir. Tubuhnya memang hanya lecet dan kepalanya dijahit beberapa jahitan kecil, tapi luka yang paling sakit justru ada di pikirannya. Pintu kamar terbuka. Xavier masuk dengan langkah lebar, wajahnya tampak tegang. Dia langsung menghampiri Vivienne. Tanpa berkata apa-apa, Xavier duduk di sisi ranjang dan menggenggam tangan Vivienne erat. Xavier dengan suara dalam "Kau akhirnya mau menatapku juga..." Vivienne terke

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 12 - Tragedi

    Matahari pagi menembus tirai jendela apartemen sederhana milik Vivienne, wanita muda yang baru saja menemukan fakta paling pahit dalam hidupnya kematian orang tuanya bukan kecelakaan, melainkan pembunuhan karena sang ayah hendak membongkar kejahatan besar sebuah perusahaan tempatnya kini bekerja. Dan lebih mengejutkan, pria yang kini menjadi atasannya, Xavier, diduga ada kaitan dengan tragedi itu. Namun Vivienne tidak boleh gegabah. Ia tahu, satu langkah salah bisa mengubur hidupnya sendiri. Dia berencana akan mengungkapkan semuanya dan mencari informasi lebih dalam, jadi dia akan pura-pura tidak terjadi apa-apa sampai semuanya selesai. *** Vivienne berjalan ke ruang kerjanya dengan senyum tenang, seolah dunia baik-baik saja. Padahal hatinya bergejolak. Xavier lewat, menghentikan langkah. Tatapannya tajam, namun penuh perhatian. “Pagi, Vivienne. Kau terlihat sedikit pucat. Tidak apa-apa?” Vivienne tersenyum tipis, menutupi kegelisahan “Hanya kurang tidur, Pak. Deadline laporan i

  • Cinta Dalam Bayangan Dendam   Chapter 11 - Rumit

    Malam itu, setelah kejadian di kafe, kepalanya terasa penuh. Vivienne berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya. Hatinya berdetak tidak karuan."Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan itu?" pikirnya, menutup wajah dengan bantal.Bayangan bibir Xavier, bosnya, saat menyentuh pipinya, terus berputar di kepalanya. Bukan hanya terkejut tapi juga hangat. Aneh.***Sejak hari itu, Xavier menjadi semakin protektif. Ia sering mengajak Vivienne makan siang bersama, bahkan beberapa kali menunggu untuk pulang bersamanya.Seperti saat ini, dia muncul tiba-tiba di meja Vivienne saat jam makan siang.Xavier menyandarkan tangan di meja Vivienne“Sudah makan?”Vivienne terkejut, buru-buru menutup laptop dan menjawab pertanyaan Xavier“B-Belum, Pak.”Xavier tersenyum tipis“Ayo. Saya tunggu di mobil. Jangan lama.”Vivienne hanya bisa mengangguk, dilorong ia merasa semua tatapan rekan kerjanya mengarah padanya.Ia tahu gosip akan mulai beredar kalau ia terus keluar makan siang dengan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status