Share

Bab 160

Penulis: Maria Anita
Sudut pandang Citra.

Aku lagi duduk di sebelah Ibu waktu Peter masuk dan mulai cerita semuanya. Tentang telepon dari perempuan gila itu. Makin lama dia ngomong, makin deras air mataku keluar. Setelah Peter pergi, Bu Santi Dianti, ibunya Minda, mulai cerita ke Ibuku tentang siapa itu Lastri, dan Vivi juga bantu jelasin situasinya. Kepala aku rasanya mau meledak, semua informasi datang barengan, membuatku pusing.

Terus ponselku bunyi. Aku cepat-cepat angkat. Suara di ujung sana bikin jantungku mencelos, itu Desta.

"Jangan ngomong apa-apa. Kalau ada orang di dekat kamu, keluar dulu. Nanti kasih tahu aku kalau kamu udah sendirian."

Aku langsung turunin ponselku, bangun, dan jalan pelan-pelan ke arah pintu. Tapi baru aja sampai, Minda manggil aku.

"Cit, kamu kenapa?"

"Aku mau lihat Aditya, Min. Mau ngobrol sebentar aja," jawabku cepat, terus aku langsung jalan keluar.

Saat udah sampai di lorong antara lift dan ruang rapat, aku mulai ngomong lagi di telepon.

"Anakku di mana? Kenapa kamu lak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 167

    Sudut pandang Aditya.Aku mondar-mandir di dalam ruangan saat salah satu polisi menelponku melalui video call dan bilang detektif yang sedang cari Citra ingin bicara denganku. Jantungku berdetak kencang. Aku menelan ludah dan mengangkat telepon."Selamat malam, detektif." Aku menyapa sembari menunggu kabar."Tunggu sebentar, Pak. Santai dulu ya." Detektif itu bicara sambil ngobrol dengan seseorang, lalu dia keluar dari layar video. Saat itu, muncullah wajah Citra."Malaikatku! Kamu baik-baik saja?" Aku bertanya sambil berlinang air mata. "Semuanya, dia sudah ditemukan!" Semua orang di ruangan itu berteriak dan bertepuk tangan."Aku baik-baik saja, Aditya, maaf... tapi, anakku, apa mereka sudah menemukan Panji?" Suaranya bergetar dan dia menangis ketakutan."Malaikatku, Panji sudah ditemukan di Besana. Dia baik-baik saja dan sedang dalam penerbangan ke sini. Ibunya Fajar ikut dengannya." Aku melihat ekspresinya melunak, lega terpancar di wajah cantiknya."Syukurlah! Aditya, kabar yang

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 166

    Sudut pandang Citra.Aku melirik ke celah jendela dan baru sadar kalau di luar sudah gelap. "Ya Tuhan, bagaimana kabar anakku sekarang?"Sepanjang hari aku cuma bisa berdoa, minta Tuhan lindungi anakku. Aditya pasti benci sama aku sekarang. Aku pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa. Tapi aku benar-benar panik waktu itu. Aku cuma mikirin anakku. Dan aku nggak tahu harus gimana.Setelah Desta masuk dan tinggalin roti isi itu, aku rasa mereka semua keluar, karena suasananya jadi sepi banget. Tapi terus aku dengar suara, ada pintu yang dibuka. Dan ada beberapa suara juga. Aku pikir mereka sudah balik. Ya Tuhan, lindungi aku."Makan malammu." Desta membuka pintu, menyerahkan satu bungkusan ke aku, lalu menutup pintu lagi.Aku menempelkan telingaku ke pintu, aku harus tahu apa yang mereka rencanakan."Doni, aku merasa aneh karena nggak bisa hubungi Carisa." Aku mendengar Desta bicara."Kamu mending buang saja ponsel itu." Doni menegurnya."Santai aja, mereka nggak akan bisa lacak nomor ini

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 165

    Sudut pandang Aditya.Aku tegang banget nunggu kabar apa pun. Polisi di kantor sudah nemuin lokasi menara seluler dan bikin peta area pencarian. Tim-tim udah berangkat."Minda…" Ibu Fajar panggil."Halo, Bu Kartika Noman.""Polisi udah datang bawa dua anjing. Mereka sudah mulai masuk.""Syukurlah mereka udah di sini!" Dia berbisik."Kartika, kamu keluar dari situ sekarang juga.""Nggak, aku aman di sini, aku tunggu saja." Ibu Fajar bersikeras."Bu, gimana kamu bisa liat apa-apa di malam kayak gini?" Fajar nanya."Saat aku nunggu di depan salon, aku suruh Mirna bawain teropong kamu. Aku suka banget, kamu mending beli lagi satu, soalnya aku mau simpan yang ini, bisa dipakai untuk malam-malam gini." Ibu Fajar emang orangnya unik banget."Bu, tolong deh, kamu bukan agen rahasia." Fajar nutup muka pakai tangan."Aku lebih hebat dari agen rahasia. Minda juga bilang gitu." Ibu Fajar bikin semua orang di ruangan ketawa, walau suasananya tegang."Bu Kartika, Ibu emang juara. Makasih banget ya.

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 164

    Sudut pandang Lastri.Ya ampun, kota kecil kayak gimana sih ini! Aku tadi pergi ke salon yang aku temuin di kota ini, hasilnya lumayan lah, tapi orang-orangnya pada kampungan semua. Aku harus cepat-cepat keluar dari kota rendahan ini."Carisa, suruh bocah nyebelin itu diam. Dari pintu masuk aja aku masih dengar dia nangis," kataku sambil masuk ke tempat bobrok yang ayahku dapetin buat kita. "Jadi, gimana menurutmu?" Aku pamerin tampilan baruku."Ya, mirip banget sama Naomi." Carisa setuju. "Tapi kamu seharusnya nggak usah pergi!""Ughhhh. Justru itu yang aku mau. Kalau cowok gantengku pacaran sama perempuan jalang Naomi itu di Norramus, berarti dia pasti bakal gila waktu lihat aku." Aku pengen banget ketemu Aditya. "Lagipula, di sini nggak ada yang kenal aku.""Bocah ini nggak pernah berhenti nangis. Saat aku pertama ketemu dia, dia jauh lebih pendiam," kata Carisa."Oh, kasih aja obat ke dia. Aku ada obat penenang di tas, mau?" Aku nawarin."Kamu gila? Kita nggak boleh bunuh bocah it

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 163

    Sudut pandang Aditya.Kami masuk ke kantorku, dan suasananya benar-benar kacau. Orang-orang sibuk ngomong, ketik di komputer, sementara Minda lagi atur semua informasi yang masuk. Fajar yang ternyata juga peretas keren, sekarang bareng Arya."Aditya, kita berhasil masuk ke ponsel Citra," kata Arya ke aku. "Kita juga dapat rekaman dari gedung-gedung di sekitar jalan itu, dan sekarang kita punya plat nomor mobil yang bawa dia.""Akhirnya, ada kabar bagus juga." Rasanya beban di dadaku sedikit lebih ringan."Tapi jangan senang dulu, platnya palsu," kata salah satu polisi. "Tapi paling nggak kita udah tahu mobilnya kayak gimana, dan kita udah sebarin peringatan pencarian atas mobil yang warnanya sama.""Terus, gimana soal ponselnya?" tanyaku sambil nyelonong masuk di antara kursi Fajar dan Arya.Fajar ambil ponselnya, buka sebuah pesan, lihat sebentar, terus lempar ponsel itu ke meja sambil ngeluh. Robin berdiri di sebelahku dan sempat ngintip ke layarnya."Fajar, kenapa kamu bisa dapat f

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 162

    Sudut pandang Aditya.Alex kelihatan cemas, kayak bawa kabar buruk. Dia kenalin pria yang datang bersamanya sebelum duduk."Ini Detektif Herman Yanto dari Divisi Pengawasan Internal. Beliau yang menangani penyelidikan kecelakaan orang tuamu," kata Alex."Pak Aditya, saya menyesal harus memberi tahu bahwa kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa orang tua Anda ternyata disengaja," ujar Detektif Herman dengan serius. "Kami menemukan bahwa pedal rotor ekor di kabin pilot sengaja diputus. Sambungannya benar-benar dipotong dengan sengaja. Padahal helikopter itu baru saja menjalani perawatan di pabriknya dan sudah dinyatakan layak terbang dua hari sebelumnya. Ini murni perusakan yang disengaja. Saya tahu ini saat yang sulit, tapi orang yang ada di balik penculikan ini kemungkinan besar juga terhubung dengan perusakan yang disengaja helikopter tersebut.""Orang tuaku dibunuh? Mereka dibunuh dengan kejam dan tanpa belas kasihan?" Aku nggak bisa lagi nahan air mata dan rasa putus asa yang me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status