Share

S2-Bab 79

Penulis: Maria Anita
Sudut pandang Heru.

Aku baru saja selesai makan malam dengan klien saat melihat pesan dari Enzo di ponselku. Aku sudah berminggu-minggu tidak bicara dengannya, dan aku tahu Hilda pasti sudah bilang padanya untuk tidak menghubungiku, jadi pasti ada sesuatu yang terjadi. Aku membuka pesannya dan langsung membeku saat membaca, [Kalau kamu tidak mau kehilangan Sekar, pulang sekarang juga dari dinasmu.]

Apa-apaan ini? Aku langsung cari namanya di kontak dan menelepon keponakanku.

"Enzo, maksud pesan ini apa?" tanyaku begitu dia mengangkat.

"Selamat malam, Om. Kabarku baik kok, terima kasih sudah tanya," balas Enzo dengan nada mengejek khasnya.

"Jangan bercanda. Jawab saja."

"Aku barusan ketemu Tante Sekar di mal, dia mau nonton film komedi sama cowok namanya Vincent. Aku nggak kenal dia, tapi kelihatannya cakep dan kayaknya orangnya baik banget. Oh, dan Tante Sekar keliatan cantik banget!" Enzo menyampaikan infonya sambil tetap berusaha memancing reaksiku.

"Siapa itu Vincent?"

"Nggak tahu,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 95

    Sudut pandang Sekar.Aku terkesima saat dia membuka pintu kamar dan mendudukanku di tepi ranjang. Lampu-lampu kecil menerangi ruangan dengan cahaya temaram yang memunculkan suasana romantis. Di mana-mana ada cokelat dan permen. Di atas ranjang terletak sebuah keranjang besar yang dipenuhi berbagai jenis cokelat. Di dinding-dinding, terpasang poster-poster cetakan profesional yang dibingkai rapi, masing-masing dengan deklarasi cinta yang berbeda. Hati-hati kertas tersebar di setiap permukaan datar di ruangan itu.Heru mengambil keranjang cokelat dari atas tempat tidur dan meletakkannya di meja samping. Ia mengambil sebutir cokelat dan menghampiriku sambil membukanya. Cokelat itu ia selipkan ke dalam mulutku dan aku menggigitnya pelan. Isinya adalah cokelat isi minuman keras, dan saat aku menggigitnya, sedikit cairan mengalir dari sudut bibirku. Heru mendekat, menjilat dan mengisap tetesan itu dari kulitku, lalu memasukkan sisa cokelat ke dalam mulutnya.Dia sedang menggoda, menyihirku

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 94

    Sudut pandang Sekar.Setelah membuka pintu, aku melihat seluruh ruangan diterangi oleh lampu-lampu kecil yang tersebar di berbagai sudut. Di langit-langit, ada lautan balon transparan berkilau seperti mutiara, semuanya mengambang karena gas helium. Dari tiap balon menggantung pita putih, dan di ujungnya ada foto-foto mini aku dan Heru, catatan berisi permintaan maaf atau ungkapan cinta, dan hati merah dari kertas karton. Aku berjalan perlahan, membaca setiap pesan, melihat satu per satu foto dari banyak momen bahagia yang pernah kami lalui bersama.Saat sampai di ruang tamu, air mata sudah mengalir di pipiku. Dan di depanku, aku melihat Heru berdiri di sana, di ruangan tempat kami pernah menonton matahari terbit bersama, tempat karpet berbulu dan bantal-bantal warna-warni kami masih tetap ada. Dia hanya berdiri di sana, dengan tangan di saku dan ekspresi cemas di wajahnya. Langit-langit ruangan itu juga dipenuhi balon-balon yang membawa foto, pesan, dan hati-hati kecil. Lampu-lampu ke

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 93

    Sudut pandang Sekar.Setelah menerima pesan dari Minda, aku memutuskan untuk ambil tindakan, aku sudah lelah menunggu. Aku pulang, mandi, dandan cantik, semprot parfum, dan pilih gaun yang belum pernah kupakai sebelumnya. Aku pakai sepatu hak super tinggi, siap merebut kembali lelaki yang kucintai, tak peduli dia sembunyi di lubang mana sekalipun. Lalu aku telepon sekutuku yang paling setia, Enzo."Tanteku yang cantik! Apa kabar?" Jawab Enzo dengan gaya manisnya yang biasa."Aku lagi gelisah dan butuh bantuanmu," kataku langsung pada intinya."Ada apa?" Nadanya langsung serius."Aku harus cari ommu, tapi dia kayak hilang ditelan bumi. Sudah berbulan-bulan dia nggak muncul di rumah atau apartemen," kataku nyaris tanpa jeda napas."Tunggu sebentar, Tante." Aku dengar Enzo menjauh dari ponsel. Tak lama kemudian, dia kembali. "Tante, Ibu bilang mungkin dia ada di rumah Nenek. Kamu di mana sekarang?""Aku di rumah.""Kalau gitu siap-siap, aku jemput sebentar lagi, terus kita langsung ke ru

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 92

    Sudut pandang Heru.Aku dan Min pergi ngopi di toko roti dekat kantor. Dia kasih aku peringatan halus dengan menarik telingaku.Lalu dia mulai menetapkan aturan main, kami akan belanja, benahi penampilanku, besok aku harus sudah kembali menjalankan kerajaanku, dan setelah itu baru dia akan bantu urus soal Sekar. Aku nggak sepenuhnya ngerti maksud semua ini, tapi kalau aku sudah kehujanan, ya sekalian aja basah. Lagipula dia menawarkan bantuan, jadi sebaiknya aku manfaatkan.Kami keluar dari toko roti dan naik taksi. Tujuan kami langsung ke hotel tempat aku sudah menginap berbulan-bulan."Heru, begini ya, kamu mandi yang bersih, beresin barang-barangmu, dan keluar dari hotel ini sekarang juga," kata Min saat kami masuk ke kamar."Min, aku nggak bisa tinggal di rumah itu tanpa Sekar, dan kalau aku balik ke apartemen, dia nggak akan pernah maafin aku.""Oh, sepertinya aku harus ubah urutannya dulu nih," keluh Min. "Oke, hari ini aku bantu kamu soal Sekar, dan hari Senin kamu bisa kembali

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 91

    Sudut pandang Heru.Aku mabuk berat semalam! Sampai-sampai aku sudah tidak mengenali diriku sendiri lagi, aku benar-benar hancur. Aku pergi ke rumah Aditya untuk menjenguk bayi-bayi, tapi saat aku sampai, Sekar justru keluar dari sana. Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bicara. Aku hanya bisa diam melihatnya masuk ke mobil dan pergi, dan aku berdiri di sana selama beberapa menit. Rasanya seperti melayang, benar-benar hancur. Aku bahkan tidak masuk ke dalam rumah, langsung balik ke mobil dan pergi ke hotel.Aku masuk ke kamar dan seperti malam-malam sebelumnya, aku mulai minum. Aku minum! Minum banyak! Bahkan lebih banyak dari yang kusadari. Saat aku bangun, aku ada di ruangan terang dan mulai melihat sekeliling. Aku melihat sesuatu terpasang di tubuhku, melihat ke sekitar dan melihat kantong infus tergantung. Aku ternyata ada di rumah sakit. Tapi bagaimana bisa? Aku terkunci di kamar hotel, memeluk botol wiski, itu saja yang kuingat.Kepalaku sakit, seluruh tubuhku sakit. Jad

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 90

    Sudut pandang Sekar.Dengan cemas aku meraih ponselku, tangan gemetar saat mencari nama Heru dan menekan tombol panggil. Tapi telepon langsung masuk ke voicemail. Aku menatap Vincent dengan ragu, dan dia hanya menghela napas panjang."Pizzanya sudah datang. Aku ambil dulu, kamu sana siap-siap. Kita makan sambil kamu dandan, habis itu aku anterin kamu ke rumah Romeomu," kata Vincent, jauh lebih yakin daripada aku sendiri."Tapi gimana kalau dia lagi sama orang lain, Vincent?" tanyaku, antara panik dan cemburu."Kamu usir tuh cewek, terus bilang ke dia kalau laki-laki itu milik kamu. Aku jamin, dia bakal seneng banget," kata Vincent enteng. Aku ngakak mendengar cara dia ngomong.Vincent mengambil pizza, dan aku menuruti sarannya, siap-siap sambil makan. Setelah aku selesai berdandan, aku ambil tas dan kami pun berangkat. Dia berhenti di depan rumah Heru, dan aku minta dia tunggu sebentar, jaga-jaga kalau semuanya nggak berjalan lancar.Aku turun dan menuju gerbang, tapi satpam bilang ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status