Share

Bab 184

Author: Maria Anita
Sudut pandang Citra.

Aditya mengangkatku ke dalam pelukannya dengan mudah dan mengagumkan. Masih dalam gendongannya, dia melangkah melewati ruang tamu, menaiki tangga, dan berjalan menyusuri lorong, lalu berhenti di depan pintu kamar utama rumah itu.

"Bisa tolong bukain pintunya, malaikatku? Tolonglah," pinta Aditya lembut.

Aku mengulurkan tangan dan memutar kenop pintu, mendorongnya perlahan hingga terbuka. Aditya masuk ke dalam kamar sambil membawaku, lalu menurunkanku dengan lembut ke lantai. Setelah itu, ia berbalik dan menutup pintu di belakang kami.

Kamar itu sangat luas dan sudah didekorasi ulang sepenuhnya. Aku tahu pasti Sekar ada kontribusi dalam hal ini. Satu dinding penuh terbuat dari kaca, dengan pintu ganda yang mengarah ke balkon pribadi yang menghadap ke taman. Aku terpukau saat melihat dekorasinya, lampu lilin berbagai ukuran dalam lentera besi tersebar di seluruh ruangan, menciptakan pencahayaan yang romantis dan lembut.

Tempat tidur besar ada di tengah ruangan, tamp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 203

    Sudut pandang Hadi Ferdian.Aku sedang di lantai pertama, melirik ke sana-sini. Dari sudut mataku, kulihat seorang wanita masuk ke kamar mandi, tapi aku tak tahu dari mana dia datang. Karena stres, aku langsung bertindak berdasarkan insting, memanggil Renata yang ada di sampingku dan memintanya untuk memeriksa wanita itu di kamar mandi. Aku tetap berdiri di dekat pintu.Tiba-tiba kudengar suara benturan, dan aku masuk tepat waktu melihat Renata duduk di atas wanita itu yang tergeletak di lantai, dan sedang memborgolnya."Pak, ini wanita yang ada di rekaman keamanan," kata Renata sambil menarik wanita itu berdiri. "Dia nggak pakai seragam perawat dan jas, tapi ini dia.""Aku nggak tahu apa yang wanita gila ini bicarakan!" Wanita itu berteriak."Oh, tapi kamu akan ingat!" Aku mendorongnya ke dinding dan menodongkan pistol ke kepalanya. "Sekarang cepat katakan, di mana bayi yang kamu culik sekarang juga, atau aku akan menghias dinding kamar mandi ini dengan otakmu sambil bilang kamu meny

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 202

    Sudut pandang Hadi Ferdian.Waktu aku memutuskan mampir ke rumah sakit hari ini buat nengok bayi-bayi, aku nggak pernah bayangin bakal lihat kekacauan begini. Aku baru selesai investigasi di dekat sini, lagi di mobil bareng tiga petugas lain waktu aku bilang pengen jenguk teman-teman dan bayi-bayi mereka. Petugas Renata yang nyetir, dia jadi semangat banget pengen lihat langsung si kembar empat itu. Nggak lama, semuanya pada pengen ketemu bayi-bayi itu juga.Kita sudah lacak Jodi cukup lama, timku serius banget soal ini, dan semuanya juga sudah sempat ketemu sama Aditya dan Citra.Renata maksa banget berhenti di toko hadiah buat beli cokelat dan boneka-boneka untuk Citra. Nggak lama, semua ikut patungan di toko itu, kami beli balon metalik, cokelat, dan boneka mainan. Setelah itu, kami berdiri di depan jendela ruang bayi, lihatin bayi-bayi kecil itu tidur.Langsung aku merasa aneh karena cuma ada tiga bayi di sana. Aku ngintip sebentar dan tanya sama satpam, dia bilang salah satu bayi

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 201

    Sudut pandang Citra.Setelah kejadian di mal, aku berhenti keluar rumah. Berat badanku juga naik banyak karena kehamilan ini, dan rasanya makin hari makin capek. Kehamilan kali ini cukup berat, dan aku hampir selalu merasa kelelahan.Kami mutusin buat nggak masukin Panji ke penitipan anak dulu sampai semuanya benar-benar aman, soalnya kami mikir jangan sampai Jodi dapat celah untuk menyusup atau cari jalan lewat situ. Kami masih khawatir dia bisa lewatin bagian keamanan.Fajar akhirnya keluar dari rumah sakit dan menjalani rehabilitasi di rumah. Dia pulih tanpa ada efek jangka panjang, dan sekarang sudah balik ke rutinitasnya meskipun sekarang jauh lebih hati-hati.Kami semua tegang dan waspada, tapi Jodi menghilang setelah insiden di mal itu. Semua perangkat di perusahaan sudah diperiksa, dan ternyata memang ada program mata-mata di beberapa ponsel dan komputer. Tapi sampai sekarang, mereka masih belum tahu siapa informannya. Sekarang Arya yang jadi kepala divisi teknologi dan mengaw

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 200

    Sudut pandang Jodi.Sungguh nggak enak harus bersembunyi di apartemen kecil yang pengap ini, tapi karena mereka sudah temukan tempatku, aku terpaksa andalin si bodoh yang selama ini awasin perusahaan. Aku jadi cukup tergantung sama dia, soalnya aku nggak bisa bebas ke mana-mana lagi.Dia akhirnya kasih aku apartemen kecil yang kualitasnya standar banget, letaknya juga lumayan jauh dari kantor, tapi ya cukup lah buat jadi tempat sembunyi-sembunyi.Setidaknya hari ini aku cukup terhibur karena berhasil menakut-nakuti si bodoh Citra. Astaga, aku benar-benar menikmati saat mengikutinya seperti hantu, dia kelihatan sangat tegang. Ide si tolol itu untuk pasang perangkat pengintai di ponsel dan komputer perusahaan benar-benar luar biasa. Sekarang aku tinggal duduk manis sambil mantau layar komputer untuk tahu di mana boneka-bonekaku berada, lalu aku tinggal putuskan langkah selanjutnya.Yang nyebelin cuma satu, Citra jarang keluar rumah. Usia kandungannya baru empat bulan, tapi perutnya suda

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 199

    Sudut pandang CitraSetelah orang tuaku kembali ke Besana, aku bilang ke Aditya kalau aku ingin menjenguk Fajar di rumah sakit. Dia kurang setuju, katanya aku butuh istirahat. Tapi aku bilang aku nggak akan capek, toh aku bisa pakai kursi roda. Akhirnya dia ikut menemani, dan saat kami sampai, Fajar lagi bareng ibunya. Kunjungannya cuma sebentar sih, tapi aku senang banget bisa lihat sahabatku.Karena sudah di luar, aku bujuk Aditya supaya aku bisa mampir ke mal buat beli beberapa barang yang masih kurang buat anak-anak kami. Dia jelas nggak terlalu suka ide itu, apalagi karena dia nggak bisa ikut. Tapi aku meyakinkan dia kalau aku bakal baik-baik saja bareng pengawal, dan aku juga bakal ketemuan sama para cewek di sana."Tolong ya, sayang, aku butuh banget keluar sebentar. Di rumah terus tanpa ngapa-ngapain bikin aku stres," pintaku sambil pasang wajah memelas."Oke, sayangku. Tapi jangan lama-lama ya. Hati-hati dan jangan jauh-jauh dari pengawal," kata Aditya dengan nada bos di wakt

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   Bab 198

    Sudut pandang Citra.Sudah seminggu sejak Fajar dirawat di rumah sakit. Kami ngobrol tiap hari lewat video call. Kondisinya memang masih lemah, tapi syukurlah dia sudah lewat masa kritis. Sementara itu, Pak Jodi masih belum ditemukan.Besok, orang tuaku akan pulang. Hanya orang tua Fajar yang akan tetap tinggal di sini. Aku bakal kangen suasana rumah yang ramai dan semua perhatian manja dari mereka, tapi mereka janji akan balik lagi secepatnya.Aku lagi tiduran di kursi malas di pinggir kolam, bareng Ibu, waktu ponselnya berdering. Dia angkat dengan nada kesal dan cuma bilang "tidak" sebelum langsung menutup panggilan."Ada apa, Bu? Siapa yang bikin kamu kehilangan ketenangan sucimu?" tanyaku sambil bercanda."Nggak ada siapa-siapa.""Bu…" Aku menatapnya serius. "Ada apa sebenarnya?""Nggak ada apa-apa."Kami tetap berada di situ dalam suasana saling diam sampai Aditya dan ayahku datang dan langsung penasaran. Lalu Aditya, dengan tenang, minta Ibu untuk bilang saja apa yang sebenarnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status