Kama Sutra

Kama Sutra

last updateLast Updated : 2025-10-24
By:  Jw HasyaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
8Chapters
43views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Warning⚠️⚠️ Area 21++ Sutra tidak pernah menyangka, bekerja sebagai pelayan di keluarga Deodola justru menjerumuskannya ke dunia yang penuh rahasia. Tugasnya sederhana—mengantarkan makanan ke apartemen Tuan Muda Kama, putra satu-satunya keluarga Deodola yang sedang “dihukum” dan dijauhkan dari mansion. Namun, setiap pertemuan justru membuat Sutra semakin mengenali sisi lain sang pewaris bahwa ia dingin, kesepian, dan terluka. Di balik tatapan tajam itu, ada rahasia yang bahkan keluarganya sendiri tidak tahu. Sutra tahu batasnya—ia hanya pelayan, bukan seseorang yang boleh jatuh hati. Tapi batas itu perlahan kabur… sejak Kama mulai memanggil namanya dengan nada yang berbeda saat dirinya terjebak obat yang membuat Sutra tak hanya melayani Kama, namun juga hasrat dan nafsunya. “Tubuhku panas. Aku butuh sesuatu dari dalam dirimu. Tugasmu saat ini, bagaimana caranya agar aku bisa melakukan pelepasan. Terserah, kau mau mengeluarkannya dengan cara apa, Sutra.”

View More

Chapter 1

BAB 1

“Tugas pertamamu, antarkan makanan ini untuk Kama sekarang. Kamu bisa minta tolong pada sopir untuk mengantarkanmu. Dia sedang menjalani hukuman dariku.”

Sutra mengernyitkan dahinya. Ada sebuah pertanyaan yang menjejali isi kepalanya saat ini.

Sejak ibunya bekerja sebagai pelayan di keluarga Deodola, hidup Sutra ikut terseret dalam kehidupan keluarga itu.

Seminggu lalu ia baru lulus sekolah, tapi karena sulitnya mencari pekerjaan, keluarganya tak punya pilihan lain selain terus bergantung pada kebaikan keluarga Deodola. Kini, tanpa benar-benar paham alasannya, Sutra justru diminta membantu pekerjaan ibunya—dan mengantarkan makanan sehari hari untuk anak tunggal keluarga Deodola, yang katanya sedang “dihukum”.

“Oh, ya. Katakan padanya kalau kau adalah pelayan baru, putri Zatulini. Semoga saja dia tidak macam-macam.” Suara Amira–Nyona pemilik rumah ini terdengar mengecil saat ia mengatakan kalimatnya yang terakhir.

Setelah berbincang sesaat dengan Nyonya besar, Sutra masuk dalam dapur. Mencari sebuah rantang yang sudah terisi makanan untuk sang bos. Tepatnya bos baru.

Zatulini— ibunya, menghampiri Sutra dengan kerutan yang begitu kentara di dahinya. “Kau mau ke mana?”

“Nyonya menyuruhku untuk mengantar makanan ini ke apartemen Tuan Muda, Bu.”

“Tu-tuan Muda? Maksudmu ….”

“Tuan Kama.”

“Kenapa harus dirimu?”

“Apa nyonya Amira tidak memberitahu ibu sebelumnya? jika tugasku adalah mengantar makanan serta keperluan Tuan Kama ke apartemen?”

Senyum itu mengembang, melengkung bak bulan sabit yang terang. “Bukankah itu pekerjaan yang terbilang cukup mudah, Bu? Sutra sangat bersyukur karena keluarga Dodola masih mempercayai keluarga kita,” sambungnya sambil menenteng rantang.

Langkahnya panjang-panjang, meninggalkan Zatulini yang masih tampak tercengang di dalam dapur.

“Tuan Kama bukan orang yang mudah untuk kau ajak tersenyum, Sutra!” gerutunya yang kemudian ikut mengayunkan langkah, mencari keberadaan Sutra. “Sutra, biarkan ibu saja yang mengantar makanan Tuan Kama. Kamu lakukan pekerjaan yang lain saja.”

“Itu sudah menjadi tugas Sutra, Lini.” Suara itu melengking. Tidak marah, tapi sedikit menyentak.

“Nyonya. Maaf, tapi ….”

“Kau tidak perlu khawatir. Kama tidak akan bersikap kurang ajar pada putrimu. Aku mengenal dekat putraku sendiri. Jika dia berbuat kurang ajar terhadap Sutra, aku yang akan tanggung jawab,” ujar pemilik mansion sambil berjalan masuk dalam mobil.

Dengan yakin, Sutra berjalan sepanjang koridor apartemen. Mencari nomor unit tempat sang bos tinggal.

Sutra menyusuri koridor apartemen. Nomor 506.

Ia berhenti di depan pintu, mengetuk pelan, lalu menekan bel.

Pintu terbuka. Seorang pria muda berdiri di ambang, rambut berantakan, mata sayu, rokok terselip di jemari. Asap tipis keluar dari bibirnya, menampar wajah Sutra dengan aroma nikotin yang tajam.

Kama Deodola.

Tatapan singkat pria itu membuat Sutra kaku di tempat. Tanpa berkata apa pun, Kama berbalik menuju sofa. Sutra mengikuti dan meletakkan rantang di atas meja.

“Masuk,” ucapnya datar, tanpa menoleh.

Sutra mengangguk gugup. “Tuan mau makan sekarang?”

Tidak ada jawaban. Hanya suara tarikan napas dalam dan hembusan asap.

Sutra menunggu, tapi pria itu tetap diam.

“Baiklah, saya tinggalkan makanannya di sini,” katanya lembut.

Kama hanya mengangguk sedikit, matanya tetap tertuju ke luar jendela. Sikapnya dingin, membuat ruangan terasa beku.

“Maaf, Tuan. Kalau ada yang dibutuhkan, saya masih di sini.”

Hening.

Sutra akhirnya berbalik hendak pergi, tapi sebelum melangkah keluar, suaranya terdengar lagi—

“Kalau mau pergi, pergi saja. Jangan bicara terus. Suaramu berisik.”

Sutra menelan ludah, menahan diri agar tidak tersinggung. Ia hanya menunduk sopan. “Baik, Tuan.”

Ketika pintu tertutup di belakangnya, napasnya terasa berat. “Siapa namamu tadi?”

Lagi lagi Sutra terdiam di pangkal pintu. “Sutra. Namaku Sutra.” jawabnya mendapat tatapan yang datar.

Lalu dagu pria itu mengarah ke pintu menandakan dirinya dipersilahkan keluar.

Belum pernah ia mendapatkan sambutan seburuk itu dari siapa pun.

Di sepanjang perjalanan pulang, Sutra terus saja memikirkan sikap dingin Kama. Ada apa sebetulnya dengan pria itu? Apartemen yang begitu berantakan, bau aroma nikotin yang menyengat, bahkan … gadis itu sempat melihat beberapa botol anggur berjajar di atas mini bar.

“Apa kau tahu seperti apa sifat serta keseharian Tuan Kama, Hans?” tanya Sutra pada sang sopir.

Sopir yang bernama Hans tersebut mengedikkan pundaknya. “Kau betul-betul tidak mengenal siapa Tuan Kama?”

Sutra menggeleng, itu terlihat dari kaca spion yang bertengger di tengah kemudi.

“Kau bisa menanyakan seperti apa dia pada pelayan lain di mansion.”

“Kenapa tidak kau jawab saja?”

Hans memicingkan bibirnya. “Tidak enak. Kami berdua sama-sama laki-laki. Akan lebih baik jika kau mencari tahunya sendiri. Hanya satu pesanku padamu. Hati-hati, jangan termakan rayuannya. Dia suka memakan wanita yang polos.”

“Maksudmu?” tanya Sutra tak mengerti.

Hingga mobil hitam milik keluarga Deodola masuk dalam pelataran mansion, Hans bergeming, tidak menjawab segala tanya dari Sutra.

“Kau hati-hati, Sutra. Karena kau lebih terlihat bodoh dan mudah terperdaya. Bisa jadi kau salah satu sasarannya.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Naina Firda
Mulai baca semoga kamasutra bersatu
2025-10-24 20:34:15
0
default avatar
Cinta senja
Panas panas panaaaaaas
2025-10-24 18:35:21
0
user avatar
Naraina Nara
judulnya bikin penasaran .........
2025-10-24 18:32:07
0
user avatar
Zohiiroh
karya othor satu ini gapernah ga bikin aku penasaran. karya2nya sukses memukau aku.
2025-10-24 16:26:33
0
user avatar
Harucchi
Judulnya memanggilku kesini wkwkwkwk ayo sutra luluhkan si kama! semangat up kak!
2025-10-24 13:09:57
1
user avatar
Dara Tresna Anjasmara
kirain Kama Sutra beneran, ternyata nama pemeran utama. Bagus juga buat di baca malam hari...
2025-10-24 13:08:47
1
user avatar
Jw Hasya
Happy reading untuk pembaca. Semoga suka dengan alurnya. Jangan lupa terus dukung karya author ya.
2025-10-24 09:55:10
3
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status