LOGIN"Sentuh aku, Ken! Aku tahu kamu juga sangat menginginkannya, bukan!" "Maksudmu apa?" Kenny tercengang dan menegang atas bawah saat Tasya, sang kakak ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya itu tiba-tiba memintanya untuk menyalakan kembali gelora api cinta terlarang di antara mereka. Cinta lama bersemi kembali di saat Kenny dan Tasya sama-sama sudah memiliki pasangan dan menjadi saudara ipar. Hal apakah yang membuat mereka memutuskan untuk menyalakan kembali api asmara yang dulu sempat padam?
View More"Lebih cepat, Mas! Aku mau keluar, ini sangat nikmat!"
Suara desah manja seorang wanita semakin membuat telinga Tasya panas. Wanita itu mendekati sebuah pintu kamar dan mendapati seorang wanita yang berada di bawah kungkungan pria yang sangat ia kenali. "Mas Helmi, Rina!" teriak Tasya begitu keras sampai-sampai membuat dua orang yang sedang bergelut di atas ranjang itu menengoknya. "Tasya!" Helmi menyebut nama sang istri yang tengah memergokinya sedang bermesraan dengan wanita lain. Helmi menjatuhkan diri di samping Rina, wanita idaman lain yang sedang memuaskan dirinya. "Bajingan kalian! Dasar manusia-manusia keparat!" umpat Tasya penuh kemarahan. Wanita itu segera mengobrak abrik apa pun yang ada di sekitarnya. Amarahnya sangat tinggi ketika melihat perselingkuhan sang suami dengan sekretarisnya. Sampai akhirnya... "Tasya, kamu kenapa, sayang? Bangun, Sya!" Suara seorang pria yang sedang membangun Tasya dari mimpi buruk yang sedang ia alami saat ini. Kedua mata wanita cantik itu mulai terbuka dan ia melihat wajah suaminya yang baru pulang dari kantor. "Mas Helmi, kamu!" Tasya masih bingung, rupanya itu adalah mimpi, ia belum percaya jika dirinya baru saja melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain, karena mimpi itu seperti kenyataan yang sangat jelas. "Kamu pasti mimpi buruk lagi, kan?" jawab Helmi sembari mengendurkan ikatan dasinya. Tasya masih mengusap keringat di wajahnya, untung saja itu hanya sebuah mimpi, ia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi secara nyata. "Aku takut banget, Mas!" ucap wanita itu sembari beranjak dan langsung memeluk suaminya. "Hei, aku belum mandi," tolak Hemi sambil menepis tangan sang istri yang ingin memeluknya. Tasya sedikit kecewa karena sikap dingin suaminya yang akhir-akhir ini ia rasakan, padahal ia cuma ingin ditenangkan oleh suaminya. "Lagi pula apa yang kamu takutkan? Kamu sih pasti belum baca doa sebelum tidur, jadi gampang mimpi buruk! Memangnya kamu mimpi apa?" kata Helmi lagi. "Aku mimpi kamu selingkuh sama sekretaris kamu itu, Rina!" jawab Tasya apa adanya. "Rina?" sahut Helmi. Tasya mengangguk yakin. Mendengar itu, Helmi tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Dengar, Sya! Aku tidak mungkin selingkuh sama Rina, dia memang mantanku dan menjadi sekretarisku sekarang, tapi kami tetap bekerja secara profesional. Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, itu cuma bunga tidur. Sekarang, aku mau mandi, setelah itu aku mau istirahat. Hari ini aku capek banget dan ingin tidur sepanjang malam, besok pagi-pagi sekali aku harus sudah berangkat, ada kerjaan penting yang tidak bisa aku tinggalkan!" kata Helmi sembari beranjak pergi ke kamar mandi. "Tapi, Mas. Bukannya besok kamu janji mau nemenin aku ke dokter kandungan? Kamu sudah lupa, ya?" sahut Tasya mengingatkan akan janji sang suami. Helmi membalikkan badannya sambil mengerutkan keningnya. "Ke dokter kandungan? Ohhh ya aku lupa, astaga! Kamu bisa pergi sendiri, kan? Soalnya besok aku udah janji sama Mr. Frenky dan nggak bisa ditunda, ini juga demi kelangsungan perusahaan kita, ada tender dengan keuntungan gede di depan mata, aku harap kamu ngerti, ya!" kata pria itu tanpa merasa bersalah sama sekali. Lalu, ia segera berbalik lagi ke arah kamar mandi tanpa memikirkan perasaan istrinya yang terlihat kecewa. "Kenapa Mas Helmi sekarang berubah banget, nggak kayak dulu lagi yang penuh perhatian. Hah, apakah ini cuma perasaanku saja?" gumam Tasya sembari menghela napas. Malam itu, Tasya sangat menunggu kedatangan sang suami pulang kerja. Namun ia tak sengaja ketiduran sampai-sampai bermimpi buruk seperti itu. Wanita itu tampak begitu merindukan kehangatan sang suami yang sudah lama tidak memberikan nafkah batin kepadanya karena kesibukan Helmi yang sangat padat. Malam ini rencananya Tasya akan memberikan pelayanan plus-plus untuk sang suami tercinta. Wanita itu sudah mempersiapkan diri secantik mungkin agar sang suami tergoda padanya. Bahkan, ia sengaja memakai lingerie yang seksi untuk memancing birahi suaminya. "Aku kangen sama kamu, Mas!" ucap wanita itu sambil membayangkan kebersamaannya dengan sang suami malam ini. Setelah beberapa saat, Helmi telah menyelesaikan mandinya. Pria itu tampak bersikap biasa, padahal Tasya sudah sangat excited untuk mengharapkan bermesraan malam ini dengan suami tercinta. Sayangnya, pria itu tidak menghiraukan sang istri yang sedang merindukannya, justru Helmi langsung berbaring di tempat tidur dan segera memejamkan matanya. Tasya yang sudah sangat merindukan belaian sang suami, wanita itu pun tidak malu-malu untuk memulainya terlebih dahulu. Perlahan, ia memeluk Helmi dari belakang sambil memberikan kecupan di tengkuk leher pria itu. Sayangnya, apa yang dilakukannya justru membuat Helmi tidak senang karena Tasya tidak membiarkan dirinya tidur nyenyak. "Mas, aku pengen! Sekarang, yuk! Kamu nggak kangen sama aku?" bisik Tasya yang berusaha untuk merayu dan mencvmbu sang suami. "Aduh, Sya! Aku ngantuk, capek, dan aku mau tidur! Plis, ngertiin aku, ya?" tolak Helmi dengan sangat jelas. "Tapi kenapa, Mas? Udah lama loh kita nggak berhubungan, kamu udah nggak cinta lagi ya sama aku?" jawab Tasya yang mulai marah karena penolakan sang suami. "Aduhhh, kamu ini kenapa sih? Sensitif amat! Kamu nggak lihat kerjaan aku di kantor buanyak sekali. Aku ini capek, bukannya aku nggak cinta, tapi aku ini butuh istirahat untuk mendinginkan otak. Semua ini aku lakukan juga buat kamu biar kamu bisa belanja, bisa beli baju, makeup dan beli ini itu. Jadi plis, biarkan aku tidur!" ucap Helmi yang pastinya membuat hati Tasya langsung menangis. Bukan cuma sekali ini saja ia mendapat penolakan dari suaminya. Namun, sudah beberapa kali Tasya mengalami hal yang sama, terhitung hampir satu bulan lebih ia tidak pernah disentuh oleh sang suami. Apalagi saat ini Helmi sering ke luar kota bersama sekretarisnya sehingga menimbulkan kecurigaan Tasya jika sang suami tengah CLBK dengan mantan kekasihnya yang kini menjadi sekretaris di kantornya. Malam itu, Tasya tidur sambil menangis, seolah rumah tangganya mulai hambar. Memang, hubungan suami istri bukanlah penentu utama biduk rumah tangga, tapi jika hubungan itu tidak harmonis, maka tidak menutup kemungkinan ada sesuatu yang serius yang membuat rumah tangga menjadi hambar. Lebih-lebih mereka belum dikaruniai anak di usia pernikahannya yang ke tiga tahun. Sementara itu di kamar lain dalam satu rumah yang sama. Hal yang sama terjadi pada seorang pria yang merupakan seorang suami dari wanita bernama Lisa, adik kandung Helmi. "Udah deh, Mas! Kamu emang payah! Baru segitu udah bilang capek. Terus kapan kamu bisa puasin aku?" hardik Lisa saat Kenny, sang suami yang merasa kewalahan menghadapi istrinya yang super hyper. "Maafkan aku, Lis! Udah dua jam lebih kamu nggak mau berhenti. Padahal kamu udah keluar berkali-kali, aku mau istirahat dulu!" jawab Kenny yang terlihat sangat kelelahan setelah menuruti permintaan gila istrinya. BERSAMBUNGLisa tak percaya jika dirinya bertemu dengan Tasya dan Kenny lagi setelah belasan tahun mereka berpisah. Wanita itu mendadak menangis tatkala sang Mama, Nyonya Ana menceritakan tentang pertemuan mereka.Lisa sudah tidak bisa bergerak, hanya kedua matanya yang masih hidup. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar karena mobil itu terbakar habis, bahkan pria pasangan Lisa yang merupakan ayah Grace, meninggal dunia.Lisa masih bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup dan bertemu dengan Kenny dan Tasya. Entah kenapa, wanita itu merasa jika pertemuan itu adalah pertemuan akhir mereka."Mas Kenny, Mbak Tasya...!" Suara Lisa terdengar lemah memanggil Kenny dan Tasya. Keduanya mendekat dan berusaha untuk memberikan semangat kepada Lisa untuk bertahan dan sembuh."Hai Lisa, jangan banyak bergerak dulu, kamu harus istirahat!" ucap Tasya sambil menatap wajah Lisa yang pucat dan menitikkan air matanya."Mbak Tasya...!" Lisa menyebut nama mantan kakak tirinya dengan suara gemetaran."Jangan bicara dulu
"Kenny dan Tasya orang tuamu, Nak?" tanya Nyonya Ana hampir tak percaya. Namun, wajah Evan yang sangat mirip dengan Kenny, membuat wanita itu tidak bisa memungkiri nya."Iya, mereka orang tua saya. Memangnya kenapa, Bu? Ibu kenal sama mereka?" balas Evan balik bertanya."Bukan cuma kenal, tapi sangat kenal!" jawab Nyonya Ana. Lalu, wanita itu menceritakan semuanya tentang Kenny dan Tasya kepada Evan. Kisah masa lalu yang rumit dan tentunya membuat wanita itu sangat menyesal.Evan menghela napas panjang, akhirnya terjawab sudah kenapa Nyonya Ana menganggap wajahnya mirip dengan Kenny. Memang benar, Kenny sang Papa adalah mantan suami mamanya Ziva."Begitulah, Nak. Itu artinya aku sedang bertemu dengan putra mereka, kamu benar-benar mirip sekali dengan Papamu... Oh ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, engkau mempertemukan aku dengan putra mereka lewat Ziva!" kata Nyonya Ana yang nampak begitu terharu sekaligus malu. Malu karena dirinya sekarang seperti ini."Papa dan Mama pasti senang kalau
"Oh nggak apa-apa kok, Nek. Kalau begitu, Ziva pergi dulu ke kamar, mau mandi!" kata gadis itu. Nyonya Ana menganggukkan kepalanya dan membiarkan cucunya pergi. Wanita itu menghela napas, dirinya sudah banyak berubah sejak divonis sakit stroke. Terkadang, wanita itu merasa sangat berdosa kepada Tasya yang dulu sering ia sakiti.Dirinya juga merasa apa yang terjadi pada putrinya adalah karma dari perbuatannya yang sudah membuat Tasya menderita.Sementara itu, Ziva segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Gadis itu merasa sangat kotor dan jijik pada dirinya sendiri. Entah bagaimana nasibnya nanti. Hidupnya sudah hancur, kesuciannya sudah ternoda meskipun Evan berkata akan bertanggung jawab.Sedangkan di luar, setelah Evan melihat kepergian Lisa. Pemuda itu pun berinisiatif untuk menemui Ziva yang saat ini sudah berada di dalam rumah.Terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu. Nyonya Ana yang saat itu sedang berada di ruang tamu, ia pun segera membukakan pintunya de
"Ziva, ya Tuhan. Tolong lindungi dia!" Evan masih mondar-mandir di depan rumah Ziva, pemuda itu sungguh tidak bisa meninggalkan Ziva dalam kondisi seperti itu. Gadis itu pasti sangat tersiksa. Baru saja ia kehilangan keperawanannya, kini ia harus mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya. Di sisi lain, Nyonya Ana, yang sekarang sudah sedikit membaik kondisinya meskipun masih berada di kursi roda. Wanita itu muncul dari dalam rumah saat mendengar suara teriakan sang cucu. Wanita itu sangat menyayangi cucunya dan tidak suka jika Lisa terlalu berat menghukum gadis itu. "Lisa, berhenti!" Suara tegas Nyonya Ana seketika membuat Lisa menoleh dan menghentikan penyiksaannya kepada sang anak. "Kamu ini kenapa sihh? Ziva ini anakmu, kamu siksa dia seperti tawanan saja!" kata Nyonya Ana yang tak tega melihat sang cucu, ia pun memanggil gadis itu untuk memeluknya. "Ziva, sini, Nak!" Ziva yang semula meringkuk, pasrah dengan hukuman dari sang ibu, gadis itu pun segera menghampiri sang nenek ya






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews