Share

Tak Bisa Menolak

"Maaf Mas, aku mau masuk," ucapku, masih menatap tangannya yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Iya. Silahkan," jawabnya datar, sembari melepas tangannya, dia membuang pandangannya ke arah lain, seolah enggan memandangku. Aku tau ini sangat pedih, dan memang teramat perih. Namun inilah yang terbaik.

Mas Arkan melajukan mobilnya kembali ke luar gerbang pagar rumah kami tanpa berucap sepatah katapun. Aku menatap mobil yang di kendarai lelaki bertubuh tegap berparas tampan itu, hingga menghilang dari pandangan.

Dengan langkah berat aku masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi, semua perabotan masih sama di tempatnya seperti tadi pagi tertata rapi. Sepi yang kurasakan saat ini, aku merasa kehilangan separuh hidupku, karena memutuskan hubungan cinta dengan Mas Arkan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status