Home / Pendekar / Cinta dan Misteri / KEMBALI KE ISTANA

Share

KEMBALI KE ISTANA

Author: WINE
last update Huling Na-update: 2024-05-14 02:43:13

Kabar Pangeran Kesebelas mengusir Shian dari Istananya, telah sampai ke telinga Raja karena ulah Pangeran Kelima. Ia memijat lembut keningnya karena mendadak pusing mendengar berita tersebut. Tujuannya mengirim Shian ke istana untuk melindungi Pangeran Kesebelas, sayangnya tujuan Raja digagalkan oleh Pangeran Kesebelas sendiri.

“Apapun yang terjadi Kun Shian harus menjadi bawahanku.” gumam Pangeran Kelima yang sedang berdiri di halaman kediamannya. 

Setelah melihat bagaimana Shian melawan Moran, tentu saja  Pangeran Kelima akan memanfaatkan Pengusiran Shian sebagai Peluang untuk menjadikannya sebagai Pengawal Pribadinya. 

Di luar istana, Pangeran dan Ahan diam-diam mengikuti Shian dari kejauhan dan ternyata Yenu dan Ayin juga melakukan hal yang sama dari sisi yang berbeda. 

Menyadari ada yang mengikutinya, membuat Shian lebih waspada. Ia memilih menjauh dari jalanan kota, melewati jalan setapak, mencoba untuk menangkap basah orang yang mengikutinya. 

Yenu dan Ayin berhenti mengikuti Shian yang telah hilang dari pandangan mereka. Shian tiba-tiba sudah berada di belakang mereka, bilah pedangnya yang berkilau dan tajam sudah berada di leher Ayin. “Mengapa kalian berdua mengikutiku?” tanya Shian.

Ayin membalikkan tubuhnya sambil berkata, “Shian, ini Aku dan Kak Yenu!”

Shian segera menyimpan pedangnya setelah mengetahui bahwa kedua orang itu adalah Yenu dan Ayin. 

“Hanya kalian berdua?” tanya Shian sambil melihat sekeliling, memastikan tidak ada yang lain karena sebelumnya ia merasa tidak hanya dua orang yang mengikutinya.

Yenu dan Ayin mengangguk.

“Jadi, mengapa kalian berdua mengikutiku?” tanya Shian. 

“Kami berdua melihat kau dan Wan Feng…” jawab Yenu sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya. 

“Ah, Wan Feng. Dia memang perlu menerima kritikan agar tidak bertingkah kekanakan.” kata Shian dengan nada datar, namun tegas dan penuh penekanan.

Yenu dan Ayin saling memandangang, keduanya terkejut melihat Shian yang nampak berbeda. Baru sebulan tidak bertemu dan Shian kepribadian Shian sudah berubah menjadi dingin. Selama ini, mereka berdua mengenal Shian sebagai pribadi yang ceria dan hangat. 

“Apa yang terjadi? kau tampak sedikit berubah sejak terakhir kita bertemu.” tanya Yenu sambil menepuk pundak Shian.

Shian menjauhkan tangan Yenu dari pundaknya sambil berkata, “Waktu dan keadaan dapat mengubah siapapun. Hari ini mungkin aku, bisa saja besok kau.” 

Yenu mengangguk, membenarkan ucapan Shian yang memang terdengar masuk akal. 

“Bukankah kau seharusnya berada di istana?” tanya Ayin.

Shian membalikkan tubuhnya, membelakangi Ayin dan Yenu. "Aku sudah meninggalkan istana!" jawabnya dengan santai sambil melangkah, meninggalkan dua bersaudara itu.

Meskipun sudah mendengar sedikit pembicaraan Wan Feng di restoran, Ayin tetap terkejut mendengar bahwa Shian benar-benar keluar dari istana. “Eh… Apa semudah itu keluar dari istana?” 

“Atau terjadi sesuatu di istana sehingga dia meninggalkan istana dan membuatnya sedikit berubah?” lanjutnya diliputi rasa penasaran.

Beberapa hari berlalu, Raja akhirnya meminta Jenderal Kun datang menemuinya bersama dengan Shian. Selain itu, Raja juga meminta Putra Mahkota, Pangeran Kelima, dan Pangeran Kesebelas untuk datang ke Aula. 

ketika tiba, Jenderal Kun dan Shian segera memberi salam dan penghormatan kepada Raja. 

“Aku sudah mengetahui Kun Shian sudah meninggalkan kediaman Pangeran Kesebelas.” kata Raja tanpa basa-basi, membuat jenderal Kun terkejut sekaligus ketakutan mendengar ucapan Raja. Di hadapan Raja, Jenderal Kun dan Shian langsung bersujud. ”Yang Mulia hamba pantas dihukum karena lalai mendidik anak hamba!” kata Jenderal Kun, menundukkan kepala.

“Jenderal Kun berdirilah!” Pinta Raja, dengan tegas. Jenderal Kun diikuti oleh Shian mengikuti perintah Raja, keduanya berdiri dengan posisi tetap hormat pada Raja. 

“Aku meminta kalian berdua datang kemari bukan untuk menghukum kalian berdua dan Aku tahu masalah yang terjadi di Istana Pangeran Kesebelas.” lanjutnya sambil memandang Shian dan Pangeran Kesebelas secara bergantian. 

“Titah yang telah kuberikan sebulan yang lalu tetap berlaku.” kata Raja dengan tegas. 

“Tetapi hari ini di hadapan semua orang, aku memberimu dua pilihan, yaitu menjadi Pengawal Pribadi Pangeran Kelima atau Pangeran Kesebelas. Kau akan memilih yang mana dari kedua pilihan itu?” tanya Raja.

Semua orang yang berada di aula pertemuan sangat terkejut mendengar pertanyaan Raja, terutama Shian. Sementara, Pangeran Kelima tampak puas mendengarnya. Dia sangat yakin Shian akan memilihnya karena menurutnya, Shian tidak akan memilih Pangeran Kesebelas yang telah mengusirnya.

“Hambaaa….” Shian merasa ragu untuk menjawabnya. 

Raja menarik napas panjang sambil menatap Shian yang dipenuhi keragu-raguan. “Sebelum aku memanggilmu ke istana, aku sudah sering mencari tahu tentangmu, bahkan sesekali aku sendiri yang datang melihatmu dan aku dapat melihat bahwa kau adalah pemuda yang menyukai kebebasan dan keramaian di luar sana.”

Ia berdiri dengan tenang sambil melanjutkan ucapannya, “Istana memang bisa dikatakan tidak cocok untuk pemuda berjiwa bebas seperti dirimu, tetapi selain Ahan, kau satu-satunya pemuda yang cocok menjadi pengawal Pribadi Pangeran Nian.” Raja benar-benar menaruh harapan dan kepercayaan besar pada pada Shian. 

“Hamba akan mengikuti pilihan Yang mulia.” jawab Shian singkat.

“Kau yakin dengan keputusanmu?” tanya Raja. 

“Hamba Yakin.” ucap Shian tegas.

“Baik!” Raja sangat senang mendengar ucapan Shian.

“Kalau begitu, titah yang telah kuberikan sebelumnya tetap berlaku dan tidak dapat diubah lagi.” kata Raja Dengan tegas raja memutuskan Shian tetap menjadi Pengawal Pangeran Kesebelas sesuai dengan titah sebelumnya. Wajah Raja sangat berseri-seri saat memerintahkan Shian kembali menjadi Pengawal Pangeran Nian.

Di sisi lain, ada Pangeran Kelima mengepal kedua tangannya, menahan amarahnya. Ia merasa tidak puas dengan keputusan Raja, yang tetap memerintahkan Shian kembali ke istana Pangeran Kesebelas. Sementara itu, Pangeran Kesebelas tidak memberikan komentar apapun mengenai keputusan Raja. 

Raja teringat permintaan Jenderal Kun yang diajukan beberapa waktu lalu. "Satu lagi, kediaman Pangeran Kesebelas sangat sepi. Kau diperbolehkan membawa orang-orangmu ke sana untuk membantumu dan Ahan," tambahnya dengan penuh pertimbangan, memperbolehkan Shian membawa bawahannya ke kediaman Pangeran Kesebelas.

Keputusan yang dibuat oleh Raja semakin menimbulkan ketidaksenangan pada Pangeran Kelima. Ia sangat bertanya-tanya, mengapa Pangeran Kesebelas mendapat keuntungan dari setelah mengusir Shian. Bukankah seharusnya dia tidak mendapatkan apapun. 

Setelah pertemuan tersebut, Shian dan jenderal kembali ke kediamannya. Di sepanjang perjalanan, Jenderal Kun merasa bingung dan heran melihat sikap anaknya hari ini. Ia tidak menyangka dalam pertemuan ini, Shian tidak melakukan hal-hal yang akan membuat marah.

Di istananya, Pangeran Kesebelas berdiri di depan pintu kediaman utamanya bersama Ahan. Ia cukup terkejut mendengar Raja meminta Shian membawa bawahannya ke kediamannya. 

“Mengapa tiba-tiba Yang Mulia Raja memintanya membawa bawahannya juga?” ucapnya, penuh tanda tanya.

“Dia tidak mungkin merencanakan sesuatu, kan?” lanjutnya penuh rasa curiga. 

“Entah dia memiliki maksud lain atau tidak, ketika dia datang. Kau harus mengawasinya.” perintah Pangeran dengan tegas.

Setelah mengatur dan memberi arahan pada semua bawahannya selama tiga hari, Shian pun berangkat ke kediaman Pangeran Kesebelas. Kali ini, ia tidak lagi di jemput oleh Ahan, sehingga ia berangkat bersama para bawahannya, termasuk Bei. 

“Setelah tiba di istana Pangeran Kesebelas, cukup lakukan tugas kalian, menjaga keamanan kediamannya. Jangan ikut campur mengenai hal lain yang tidak ada hubungannya dengan keselamatannya, juga jangan bertanya hal-hal yang tidak perlu.” kata Shian memperingatkan Bei dan semua orang yang ikut bersamanya.

“Baik!” jawab semua bawahannya dengan tegas dan serentak.

Kali ini, dia benar-benar berusaha untuk lebih berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti diusir dari istana. 

Ketika tiba, Ahan menyambut Shian di depan gerbang utama, sementara Pangeran berada di dalam kediamannya, sama seperti saat pertama kali Shian datang.

Shian menghela napas sebelum masuk ke kediaman Pangeran Kesebelas.  Baru saja tiba di hadapan Pangeran, Shian langsung berlutut dengan kepala menunduk sebagai tanda hormatnya kepada Pangeran Kesebelas. "Yang Mulia!" katanya, menyapa Pangeran.

"Mengenai masalah sebelumnya..." Shian hendak membahas masalah sebelumnya, namun Pangeran langsung memotongnya. "Tidak perlu membahasnya." kata Pangeran. 

Pangeran diam sejenak, memikirkan selanjutnya ia harus mengatakan apa kepada Shian. "Aku tidak akan menghukummu mengenai masalah itu." ucap Pangeran.

"Terima kasih, Yang Mulia!" jawab Shian dengan tulus. 

“Yang Mulia…” ucap Shian sambil mengarahkan pandangannya ke luar. “Mereka sedang menunggu Anda.” lanjutnya. 

Pangeran segera beranjak dari mejanya, menuju keluar diikuti oleh Ahan dan Shian. Baru saja muncul di depan pintu dan semuanya orang langsung memberi hormat pada Pangeran Kesebelas. “Yang Mulia, Kami para pengawal Anda siap melayani dan menjaga keselamatan Anda!” 

Hati Pangeran Kesebelas merasa tersentuh melihat orang-orang yang berada di hadapannya memberi hormat padanya dengan tulus. Di dalam hidupnya, ini pertama kalinya ia melihat begitu banyak orang memberi salam dan hormat padanya, layaknya seorang Pangeran.

Ia menarik napas sedalam mungkin lalu berkata, “Berdirilah!” 

Semua berdiri sesuai dengan perintah Pangeran. 

Pangeran menatap satu persatu para pengawal barunya, yang berdiri di hadapannya. “Selama ini, aku tidak pernah memiliki banyak pengawal. Jadi, aku mungkin memiliki banyak sekali kekurangan sebagai atasan kalian yang baru, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk belajar dan menjadi pemimpin yang layak untuk kalian semua.” katanya dengan jujur dan penuh kerendahan hati. “Aku berharap kita bisa saling mendukung dan bekerja sama demi keselamatan dan kemajuan bersama.” tutupnya dengan penuh harap.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta dan Misteri   Roh Jahat "Ritual Pemanggilan dan Pembebasan Roh"

    Persiapan pemakaman telah selesai. Semua yang dibutuhkan siap dibawa ke pemakaman bersama mayat tersebut. Namun, sebelum berangkat, Puya menarik Shian menjauh dari kerumunan. Ia telah memperhatikan Shian sejak tadi; ada yang tidak beres dengannya. Matanya tampak kosong, dan wajahnya terlihat pucat. “Kau yakin akan melakukannya?” tanya Puya, memandang Shian dari ujung kaki hingga kepala, khawatir akan kondisinya. Shian mengangguk. “Roh yang terpisah dari jiwa butuh kebebasan dan ketenangan,” ujarnya, menghela napas sambil memandang langit yang dipenuhi bintang. “Kau sebaiknya istirahat. Serahkan saja urusan pemakaman pada aku dan Bei,” ucap Puya, menepuk pundak Shian. “Pemakaman ini bukan sekadar menggali kubur. Kau harus menjalankan ritual dan berjaga hingga pagi. Lihat dirimu, kau tampak sangat buruk!” lanjut Puya dengan nada khawatir. “Saat ini, keputusan terbaik adalah aku yang memimpin pemakaman. Kondisi kalian lebih baik dariku, jadi kalian bisa menjaga Pangeran dan merawat y

  • Cinta dan Misteri   Serangan Roh Jahat

    Pangeran yang sedang serius memikirkan strategi dalam permainan caturnya bersama Ahan, terkejut melihat kedatangan Bei yang tampak terburu-buru. “Ada apa?” tanya Pangeran heran melihat Bei yang sedang mengatur napasnya. “Shian…” Bei tampak ragu untuk mengatakan yang sebenarnya, tetapi Pangeran yang melihat wajah Bei menjadi panik dan berpikir telah terjadi sesuatu pada Shian. Pangeran bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari ruangannya, tetapi Bei menghentikannya sambil berkata, ”Yang Mulia, sebenarnya Shian merasakan ada Roh Jahat di sekitar Istana Yunqi!”“Sebaiknya anda tetap berada di dalam ruangan ini!” ucap Bei dalam keadaan bersujud di hadapan Pangeran. Sementara itu, Shian mulai mengelilingi kediaman Pangeran, mencari keberadaan roh jahat tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Wuga yang entah datang darimana.“Katakan pada semuanya untuk berjaga, sepertinya aku merasakan roh jahat di sekitar istana Yunqi.” pinta Shian sambil melihat sekeliling. “R-roh Ja-jaha

  • Cinta dan Misteri   Xu Fei dan Xu Sue bersedia bersaksi

    Kabar mengenai Pangeran Kesebelas yang keluar istana melalui gerbang utama terdengar hingga ke kediaman Para Pangeran, terutama Pangeran Keempat dan Kelima. Tentu saja, kabar ini membuat para Pangeran Penasaran karena setahu mereka Pangeran Kesebelas tidak pernah melangkahkan kaki keluar dari istana, kecuali pada kegiatan tertentu seperti, kegiatan berburu yang diadakan oleh Pangeran Ketiga.“Gerak-gerik Nian akhir-akhir ini sangat mencurigakan.” ucap Pangeran Kedelapan setelah mendengar kabar Pangeran Kesebelas berada di luar istana. “Cari tau apa yang Nian lakukan di luar istana!” perintah Pangeran Kelima pada Pengawalnya. “Apa yang nian lakukan di luar istana?” tanya Pangeran Keempat pada Mora, Pengawalnya. Sementara itu, Shian dan Wuga sedang sibuk membuat target untuk memanah, dibantu oleh pengawal lainnya, termasuk cuncu. “Apakah pangeran tidak akan marah jika kita membuat halamannya seperti ini?” tanya cuncu sambil memandang halaman yang penuh papan target buatan Shian dan

  • Cinta dan Misteri   Kedatangan Xu Fei dan Xu Sue

    Suasana pagi di istana Yunqi tampak tenang, hanya terdengar kicauan burung di dahan pohon yang menyambut hari yang baru. Hamburan cahaya matahari pagi masuk melalui celah dinding dan tepat menyentuh wajah Pangeran Kesebelas yang masih terbaring di tempat tidurnya. Tangannya secara alami melindungi wajahnya dari cahaya matahari yang cukup menyilaukan. Beberapa saat kemudian, ia membuka matanya perlahan, bangkit dan turun dari tempat tidurnya, menuju jendela kamarnya. “Anda sudah bangun?” sapa Ahan yang berada di luar jendela dan baru saja selesai menyiram tanaman. Pangeran Kesebelas hanya menganggukan kepalanya.“Pagi ini pengawal Pangeran Ketiga datang membawa pesan dari Pangeran Ketiga agar anda segera menemuinya.” ucap Ahan menyampaikan pesan yang diterimanya pagi ini. Pangeran Kesebelas menghela napas mengetahui bahwa Pangeran Ketiga ingin menemuinya dan sudah pasti pertemuan ini membahas mengenai masalah area berburu dan menteri kehakiman. Ia menjauh dari jendela kamarnya samb

  • Cinta dan Misteri   Kota Doulan

    Pangeran duduk di ruang baca sambil memandang keluar jendela tampak di luar sangat cerah, langit berwarna biru muda dihiasi awan-awan tipis membuat hati tenang ketika melihatnya tetapi tidak untuk Pangeran yang tampak murung. “Haahhhh..”Sesekali terdengar suara helaan napas kasar yang mengekspresikan bagaimana keadaan dan suasana hatinya saat ini. Ada perasaan cemas, gelisah, dan ragu menghampirinya hingga seakan-akan ada tekanan besar di dadanya, yang membuatnya kesulitan bernapas. “Ahan!” teriaknya memanggil salah satu pengawalnya yang berjaga di luar ruang baca. Ahan segera masuk, menghampiri Pangeran yang masih dalam posisi yang sama, menghadap keluar jendela. “Apakah sudah ada kabar dari Xu Sue?” tanyanya tanpa memandang ke arah Ahan. “Sepertinya belum ada, Yang Mulia!” jawab Ahan. “Hahhh..” Pangeran kembali menghela napas dan lebih dalam. Mendengar helaan napas Pangeran yang cukup dalam, membuat Ahan mengerti bahwa saat ini suasana hati Pangeran sedang tidak baik-baik s

  • Cinta dan Misteri   Pertemuan

    Pangeran terbangun dari tidurnya, masih dalam posisi duduk di ruang baca. Pandangannya tertuju pada Bei yang tertidur dengan bersandar pada salah satu tiang di ruang tersebut. Setelah itu, Pangeran mengalihkan pandangannya ke luar jendela, di mana tampak bahwa pagi telah tiba. Cahaya matahari sudah mulai bersinar dan burung-burung pada dahan pohon mulai berkicau. Pangeran perlahan berdiri dari tempat duduknya, merasakan kakinya yang kram dan sendi-sendinya yang cukup sakit akibat tidur dalam posisi duduk. Ia keluar dari ruang baca tanpa membangunkan Bei yang masih terlelap.“Anda sudah bangun?” ucap Ahan yang berdiri di depan pintu. “Umm.” jawab Pangeran sambil mengajak matanya berkeliling, melihat keadaan di sekitar kediamannya. “Di mana Shian?” tanya Pangeran, setengah berbisik. Ahan menjawab pertanyaan Pangeran dengan mengarahkan pandangannya ke atap kediaman. “Diatas sana sepanjang malam?” tanya Pangeran lagi. Ahan mengangguk, mengiyakan pertanyaan Pangeran. “Malam ini, dia k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status