Share

26 - Bukti

Author: Paus
last update Last Updated: 2025-11-30 22:42:42

Damian menaikkan satu alisnya saat mengecek kembali layar ponselnya.

Pesannya yang dikirim ke Ivy tidak dibalas. Tidak biasanya gadis itu selambat ini. Damian sudah memastikan dengan ancaman berulang. Beberapa hari terakhir, tampaknya Ivy sudah paham.

Satu jari telunjuknya mengetuk kontak Ivy untuk melakukan panggilan.

Saat panggilan itu akhirnya tersambung kemudian diangkat oleh Ivy, ekspresi Damian mengeras. Sudah siap melontarkan teguran tajam kepada Ivy.

“Kenapa tidak membaca pesan saya? Saya sudah bilang dokumen harus diantar sore ini. Ini sudah jam berapa? Kamu belum muncul juga di ruangan saya.”

“M-maafkan saya, Pak.”

Suara itu terdengar berbeda, bergetar dan lirih.

Ada isak tangis yang terdengar semakin jelas. Ivy yang sejak tadi menahannya mulai membiarkannya keluar begitu saja didengar oleh Damian.

Damian membeku sejenak, tidak menduganya.

“Kamu di mana?”

“Saya masih ada di area kampus. Di salah satu toilet. Pintunya dikunci dari luar...”

Damian tidak menjawab lagi. Ponsel d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   39 - Melewati Batas (18+)

    Damian menurunkan tangan Ivy yang berada di atas pahanya. Tidak membiarkannya untuk bergerak lebih jauh.“Ivy, diamlah di tempat. Saya belum selesai mengobati kamu.”Damian menggerakkan kembali tangannya yang sempat terhenti. Mengabaikan ucapan Ivy sebelumnya.Ivy diam. Mulanya tidak menjawab apa-apa. Pertanyaan sebelumnya pun dirinya tidak sadar terlontar begitu saja dari mulutnya.Tapi suasana itu terlalu intens. Jauh berbeda dari yang selama ini dimilikinya saat bersama Damian.Air conditioner yang menyala, bagian punggungnya yang terekspos sempurna, setiap jemari Damian yang bermain mengusapi kulitnya.Sentuhan semacam itu tidak pernah sekalipun didapatkannya dari orang lain, bagaimana dirinya bisa menahannya?“Katanya dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda tidak akan bisa tinggal di tempat yang sama. Mereka pasti akan melakukannya. Mereka tidak akan bisa menahan dorongan itu.”Ivy kalah. Ditambah perubahan hormonal pada tubuhnya karena datang bulan, sentuhan Damian membuatny

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   38 - Apa Orang Seperti Saya Tidak Menarik?

    “Hah?” Ivy membelalak dan panik.“Bagaimana bisa dibiarkan di bawah air mengalir kalau bajunya tidak dibuka?”“S-saya bisa sendiri!”Gerakan tangan Damian seketika terhenti. Baru selesai membuka tiga kancing pertama. Di depannya, Ivy sudah malu-malu menyilangkan lengan di depan dada.Apa yang merasuki pria itu? Tidak, tidak, Damian hanya khawatir, luka ini jika tidak ditangani segera, bisa fatal dan …Damian menutup matanya sejenak, lalu mundur menjauh dan mengangguk.“Kalau begitu, nanti akan saya bantu obati. Sekarang cepat lepaskan semua pakaian kamu dan nyalakan kerannya.”Pria itu seperti seorang dokter yang sedang memberi saran kepada pasiennya. Damian lantas menghilang di balik pintu.Wajah Ivy merah padam. Kepalanya refleks melihat ke bawah. Ivy teringat dengan kejadian obat perangsang itu. Saat dirinya telanjang bulat di hadapan damaian.Itu tidak boleh terjadi lagi!Selesai Ivy menanggalkan seluruh pakaiannya, dia berdiri di bawah guyuran shower.Rasanya luar biasa menyakitk

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   37 - Kamu Harus Membuka Baju Kamu

    “Apa Bapak tidak malu …?” tanya Ivy lagi, merasa malu dan tidak enak.Alis Damian naik satu. Di mata Ivy terlihat seolah Damian berpikir apa yang baru saja dia ucapkan itu tidak masuk akal.Tiba-tiba, ujung jari Damian sudah mengetuk dahi Ivy, membuat gadis itu tersentak.“Pemikiran seperti itu tidak baik, Ivy. Menstruasi adalah bagian dari biologis perempuan yang sangat normal,” jelas Damian, nadanya seperti saat dia menerangkan materi mata kuliah.Ivy hanya memegangi dahinya, sambil menunduk, tidak berani menatapnya.“Tunggu saja di sini. Saya akan segera kembali.” Damian berpamitan dan pergi tanpa menoleh lagi.Ivy langsung berlari ke kamar mandi setelah kepergian Damian. Benar-benar memalukan! Mau ditaruh di mana wajahnya setelah ini?Damian baru saja melihat darah menstruasinya, astaga! Mau repot-repot membelikannya pembalut pula. Apa karena dia pria dewasa, sehingga pembawaannya sangat tenang menghadapi wanita?“Wanita yang nantinya akan mendapatkan Pak Damian pasti sangat berun

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   36 - Darah

    “Ada beberapa berkas yang harus saya urus. Bisakah kamu menunggu di lobi?” Damian bertanya kepada Ivy dan Ivy pun langsung menganggukan kepalanya sambil menelan ludah.Semoga saja Damian tidak mendengar obrolan konyolnya bersama ayahnya.Ivy pun meneruskan langkah bersama ayahnya menuju lift. Sesuai perkataan Damian, mereka menunggu di lobi. Tidak lama, karena Damian segera menyusul setelahnya. “Kita bisa pergi sekarang,” kata Damian memimpin jalan keluar dari rumah sakit.Perjalanan cukup panjang. Adam kebingungan selama perjalanan itu, apalagi saat mobil berhenti di kawasan yang tidak dikenal olehnya.“Kita di mana?” Adam bertanya saat mereka keluar mobil.“Ayah akan tinggal di sini untuk sementara. Rumah kita tidak aman,” jawab Ivy.Adam tersentak kaget awalnya, tapi itu cepat berubah menjadi semangat. Apartemen sederhana itu jelas jauh lebih baik dari rumah bututnya. Pasti nyaman tidur di dalamnya.Tempatnya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk satu orang. Itulah yang Ivy simpul

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   35 - Rencana Konyol

    “Hah?” Ivy melotot kaget mendengar perkataan Jasmine. Refleks saja dirinya menoleh ke arah Damian. Pria itu balas menatapnya dengan satu alis terangkat.Tubuh itu pun berbalik pergi dengan tenang. Langkahnya pongah penuh kesombongan. Merasa menang lagi setelah berhasil mengganggu ketenangan Ivy. Berselang kepergian Jasmine, Ivy yang kelabakan dengan semua ucapan konyol Jasmine dan langsung menatap Damian serius.“Itu tidak seperti yang dikatakan oleh Kak Jasmine.” Ivy sendiri tidak tahu kenapa perlu menjelaskan hal itu kepada Damian.Dan astaga, kenapa pria itu tidak berbicara padahal sejak tadi Jasmine menuduhnya macam-macam? Bukankah setidaknya ketenangan kepribadiannya harus sedikit luntur sekarang?“Bagian mana yang tidak seperti ucapan Jasmine?” Damian menaikkan satu alisnya. Ivy sungguh tidak mengerti bagaimana Damian bisa mengontrol emosinya sebegitu baiknya. Karena dirinya benar-benar kalang kabut sekarang. “Saya.” Ivy menunjuk dirinya sendiri. “Saya tidak menyimpan perasaa

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   34 - Kamu Juga Suka Kan Pada Pak Damian?

    Jasmine langsung menegang, tubuhnya berkeringat dingin.Awalnya, video yang terpampang di layar itu sama sekali tidak memperlihatkan wajahnya, tapi suara yang menggema di seluruh ruangan membuat siapa pun mengenali bahwa itu adalah suaranya.Di akhir, suara itu berganti dengan dirinya dan dua temannya yang keluar dari sebuah toilet di area kampus.Tatapan Jasmine beralih ke kursi lain. Menemukan dua temannya yang didampingi orang tua. Ternyata itu alasan mereka berdua juga dipanggil?“Kasus ini cukup serius karena melibatkan kekerasan. Apalagi, setelahnya kami juga mendapat pengakuan dari korban lain.” Rektor kemudian menatap Ivy. “Apa kamu mengakui kekerasan yang dilakukan oleh Jasmine di video tersebut?”Ivy langsung dibuat kelabakan tidak tahu harus bagaimana. Tapi Damian kemudian menatapnya.“Kamu tidak bisa menutupinya lagi. Sebutkan saja agar semuanya berhenti di sini dan tidak ada korban lain lagi setelah ini.”Suara itu amat menenangkan di telinga Ivy. Menjadi satu-satunya fo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status