Share

Jangan dekati, Anakku!

Setelah masuk ke dalam kamar, aku merebahkan diri di atas kasur. Pikiranku melayang, merasa ada yang janggal dengan kejadian yang baru saja kutemui di lantai satu. Putri haus dan Pak Bima ada di sana. Jika memang haus, kenapa tidak ambil minum melalui dispenser yang ada di lantai dua? Lalu, Jika memang hanya ingin mengecek kegaduhan yang ada di dapur, kenapa harus berjalan mengendap-endap seperti maling? Namun, untuk apa mereka melalukan itu? Bertemu secara diam-diam, ketika semua penghuni rumah sudah mulai tidur. Ada urusan apa mereka? Bukanlah sebelum ini mereka tidak saling mengenal?

Pak Bima membalikkan badannya, kemudian memeluk mendekap perutku dengan kencang.

"Tidur!" perintahnya dengan mata yang sudah terpejam.

"Bentar lagi."

"Nunggu apa? Kamu enggak ngantuk?"

"Belum."

"Tidur, Ki. Dua hari lagi kita nikah." Dia mengingatkan tentang pernikahan di KUA yang akan kami

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status