Share

27. Bersama

Tengah malam, Rafan duduk terdiam di balkon kamarnya. Masih memikirkan perkataan ibu panti, yang menyuruhnya untuk mengubah prinsip. “Berubah ya? Baiklah.” Rafan merebahkan diri, karena rasa kantuk mendatanginya. Setelah, mengalami insomnia lagi.

Keesokan harinya, seperti biasa bersiap pergi sekolah setelah dua minggu menghilang tidak ada kabar. Kali ini agak terlihat berbeda, biasanya Rafan malas-malasan sekarang tidak lagi.

Cepat juga berubahnya.

Refan agak terkejut, terus menatap Rafan sudah tidak malas lagi saat berangkat sekolah.

Rafan mengabaikan tatapan Refan, lalu bangkit dan keluar dari rumah. Mereka hanya sarapan berdua, karena orang tuanya pergi dalam waktu tiga hari karena urusan.

“Kakak tungguin!” teriak Refan kesal, sambil mengejar Rafan—karena ditinggal terus.

Rafan kembali mengabaikan, lalu melirik ke arah Refan yang berjalan di sebelahnya sambil cemberut.

“Apa?&rdq

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status