Share

205. Rasa Takut

“Kau sudah mati, Balarawan!” ucap Prabu Warasena terus melangkah mundur hingga tubuhnya terhenti karena terbentur dinding.

“Mati? Aku tak akan mati sebelum menuntut balas padamu!” seru pria yang dipanggil Balarawan oleh Prabu Warasena. Ia terus maju semakin dekat. Hingga tatapan mata dan luka menganga di lehernya itu tampak jelas masih mengucurkan darah.

“Kau seharusnya mati dengan luka itu, Balarawan!” seru Prabu Warasena sembari mengacungkan senjatanya demi menjaga jarak.

“Aku masih berdiri di sini, Penjahat! Kau harus bertanggung jawab, sekarang!” hardik Balarawan dengan wajah penuh amarah. Ia lepaskan tangan kiri yang memegangi lukanya. Berganti dengan mencabut pedang di pinggang.

“Pedang? Sejak kapan Pangeran Balarawan bersenjatakan pedang?” batin Prabu Warasena. Di tengah amarah yang bercampur dengan rasa takut, pria itu masih memperhatikan detail dari lawannya.

Merasa lawannya tengah terpojok karena memori masa lalu, Balarawan segera menyerang dengan sebuah sayatan pedang menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status