Share

49. Serangan Balasan

Seluruh pasukan Baka Nirdaya seketika menatap ke atas. Mereka ingin mengetahui hal apa yang membuat medan perang menjadi terang selain matahari. Sejenak mereka mengabaikan lawan yang akan membunuh dan ia bunuh. Arena luas baku hantam itu mendadak hening. Hanya ada suara desis anak panah api membelah udara.

Sanggageni dan Pranawa saling pandang. Setelah mencapai puncak, anak panah itu segera menukik tajam menuju ribuan pasukan Baka Nirdaya. Dan segera anak panah itu bertambah menjadi ratusan bahkan mungkin ribuan.

“Apa itu, Pranawa?”

“Aku sendiri baru pertama kali ini melihatnya, Kakanda.” Pranawa masih menatap ribuan anak panah api itu yang terus menukik seperti migrasi kawanan burung menjelang pergantian musim.

“Apakah ini Cundhamani? Panah api legenda itu tapi tidak menggandakan diri,” ujar Sanggageni ragu. Pemimpin Baka Nirdaya itu belum menyadari bahwa pasukannya terancam bahaya yang luar biasa.

Pasukan Baka Nirdaya dikenal dengan pasukan tanpa perisai. Mereka turun ke medan p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status