Berlatar setelah perang kaisar naga dengan kaisar darah, dimana dua kaisar telah bersatu menjaga semua alam dan dunia bawah. Di sebuah dunia kecil yang tidak ada makhluk abadi tinggal, hidup sepasang suami istri dengan satu anak laki-laki mereka. Kehidupan yang penuh kebahagian itu harus berakhir dengan hancurnya desa serta kematian warga desa tersebut. Anak yang kehilangan orangtuanya berusaha mencari jejak orangtua yang menghilang saat desa hancur dan semakin dia berjalan menuju jalan kultivasi, semakin dia mengetahui kalau dirinya ternyata telah terjebak dalam takdir yang sulit. Dia, apakah dia akan sanggup berjalan di jalan itu? Atau dia berakhir dengan kehilangan nyawanya sendiri? Ini adalah kisah sosok pemuda bernama Tian Sen, dia yang berjalan di jalan berdarah untuk mengetahui siapa dirinya, dimana orangtuanya? Tapi dia harus menjadi lebih kuat untuk sampai pada titik dimana bahkan takdir sendiri tidak dapat mengendalikannya. “Kenapa? Kenapa mereka tidak peduli dengan manusia seperti kami? Kenapa? Aku Tian Sen tidak menerima ini semua, aku akan berjalan menuju puncak meski tanganku berlumuran darah sekalipun. Kesepian tidak akan membuat diriku terpengaruh oleh omong kosong yang disebut takdir!”
View More"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?"
Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya.
"Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya.
Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi setelah kejadian yang menimpanya itu.
……
Di desa De, yang masih terletak di wilayah kerajaan Chu. Ada sosok anak laki-laki kecil berumur delapan tahun hidup bersama dengan ayah dan ibunya. Mereka hidup bahagia bersama dengan orang-orang desa yang juga bergaul akrab dengan mereka. Setiap hari di hiasi dengan senyuman, setiap pagi di awali dengan suara ayam dan berbagai binatang lain di desa itu yang menyambut datangnya mentari pagi.Dan saat matahari mulai terbenam, juga disambut dengan suara domba, sapi yang dibawa gembala kembali ke desa. Meski desa itu kecil, tapi seluruh orang desa tidak pernah kekurangan apapun, mereka selalu berkecukupan dan memiliki pakaian cukup. Hidup seperti itu saja sudah cukup memuaskan bagi mereka.
Dan Ini kejadian sebelum terjadinya malam berdarah yang merenggut semuanya dari seorang anak kecil berumur delapan tahun itu. Penderitaan yang membuatnya hidup dalam kegelapan selama bertahun-tahun, mengubahnya menjadi anak yang ceria menjadi anak pendiam berhati dingin.
Di dunia yang kejam, dimana yang kuat menjadi penguasa dan si lemah menjadi budak yang dapat di siksa, di bunuh sesuka hati si kuat. Dunia yang tidak akan pernah berubah dimanapun kita semua berada.
“Ibu, Aku ingin makan daging domba.” Ucap seorang anak laki-laki yang tampak sedang memeluk kaki ibunya. Anak kecil berwajah tampan dan memiliki aura unik sendiri padanya, sehingga membuat orang lain tidak dapat menolak kehadirannya.
“Hei, bukankah kemarin kita sudah makan daging? Tidak! Makan daging terus tidak baik untuk kesehatanmu, ibu akan membuat beberapa sayuran untukmu.” Jawab wanita berusia tiga puluh tahun yang tidak lain adalah ibu dari anak itu.
Wajah si anak berubah menjadi jelek saat mendengar ibunya tidak ingin memasak daging untuk dia. Padahal ayahnya sudah berburu dan membawa daging dari hutan tapi ibunya sangat ketat padanya dengan mengatasnamakan kesehatan.
Anak kecil itu melihat ayahnya yang baru pulang dari hutan, dia ingin ayahnya membantu agar ibunya dapat memasak daging. Tapi nyatanya si ayah memalingkan wajah ke arah lain agar tidak diganggu dengan permintaan si anak.
Si anak menyadari kalau ayahnya juga takut kepada si ibu jadi dia hanya dapat menghela nafas dan menyerah untuk meminta bantuan dari ayahnya tersebut.
“Sayang, apa kali ini tidak ada masalah di hutan? Aku dengar kemarin ada yang melihat beruang bertubuh besar sedang berkeliaran di hutan loh!” Tanya si ibu sambil memotong beberapa sayuran di dapur.
“Ah! Aku juga mendengar itu dari teman-temanku, ayah benarkah itu semua?” Si anak juga bertanya dengan rasa penasaran kepada sang ayah.Tampak pria tampan yang duduk itu berpikir sebentar sebelum mengangguk, benar jika ada beruang besar sebelumnya di hutan tapi setelah hari ini dia tidak menemukan apapun jejak mengenai beruang tersebut di dalam hutan.
Mendengar kalau tidak ada lagi jejak beruang di hutan, hari istrinya lebih lega. Memang desa mereka terbilang sangat kecil hanya ada delapan puluh keluarga hidup disini dan total hanya lebih dari dua ratus orang yang hidup disini. Meski mereka terbilang miskin di dunia luar tapi mereka sangat bahagia dapat hidup di desa kecil yang penuh orang-orang baik.
"Ibu, ayah, besok aku ingin bermain dengan teman-temanku ke danau. Apa boleh?" Tanya anak berumur delapan tahun itu meminta izin bermain kepada ayah dan ibunya.
Keduanya mengizinkan si anak untuk bermain tapi mereka tetap mengingatkan agar berhati-hati karena masih banyak binatang liar di luar sana yang berbahaya.
"Aku mengerti ayah, aku akan berhati-hati. Tapi besok pagi kita makan daging yah?"
"Tidak boleh!" Jawab ibunya langsung dengan tegas. Mendengar kata tidak boleh, wajah di anak agak sedih tapi dia juga tidak berdaya karena ayahnya saja tidak berani melawan singa betina di depannya ini.
"Sttt! Sini!" Si ayah memanggil anaknya dengan suara pelan. Dia mendekat ke ayahnya sambil bertanya-tanya kali ini apa yang ingin ayahnya lakukan.
"Jangan melawan ibumu. Besok pagi, sebelum ayah berburu ikutlah bersama ayah! Ayah akan membawamu ke suatu tempat yang bagus," bisik si ayah pada anaknya yang ingin mengajak keluar desa untuk memperlihatkan sesuatu.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggu ayah besok pagi di depan rumah!" Jawab si anak bahagia saat ayahnya ingin membawa ke suatu tempat. Si ayah tentu meyakinkan anaknya kalau yang dikatakan tidak ada kebohongan.
"Sudah! Ayo makan," setelah semua makanan siap. Keluarga yang berisi tiga anggota itu pun makan dengan penuh kebahagian di rumah kecil mereka.
Pada keesokan harinya, tepat seperti kata ayah si anak dia membawa ke suatu tempat yang jauh di luar desa. Keduanya berjalan menjauh dari desa tapi di wajah ayah dan anak itu tidak ada rasa takut sedikitpun. Padahal banyak yang bilang hitam berbahaya tapi keduanya seolah sudah terbiasa dengan semua itu.
Sampai di depan tebing, si ayah meletakan tangannya di depan tebing dan sebuah pintu terbuka dengan sendirinya. Anak itu terkejut tapi tidak mengatakan apapun kepada sang ayah. Dia terus mengikuti ayahnya dari belakang dengan mata penuh rasa takjub melihat seluruh isi dalam gua tersebut.
"Ayah, ini dimana? Kenapa banyak buku dan juga apa itu?" Ta ya si anak melihat berbagai macam buku serta ada banyak perak, emas di dalam gua.
"Ini adalah tempat rahasia ayah! Mulai sekarang ini juga tempat rahasiamu, suatu saat nanti tempat ini pasti berguna untukmu jadi ayah akan mengajarimu cara untuk masuk ke tempat ini!" Jawab si ayah yang akan mengajari anaknya cara untuk masuk ke dalam tempat penuh harta itu.
"Selamat datang di kekaisaran laut! Ini adalah wilayah kekuasan dari kekaisaran dan sekarang kita berada di ibukota!" Ucapan dari raja naga laut barat membuat Tian Sen diam saja dengan ekspresi yang agak kesal. Tapi berbeda dengan putri yang tampak tersenyum setelah sampai di ibukota, kekaisaran laut memang wilayah yang sangat luas bahkan Tian Sen mengakui itu semua dengan serius, apalagi beberapa tempat yang dilihatnya tadi tidak jauh berbeda dengan sebuah kekuatan di benua barat tapi ruang lingkup kekuasaan dari kekaisaran laut hampir di semua lautan di dunia ini. "Nak, kenapa kamu tidak senang begitu? Ini berkah bagimu karena berhasil sampai di kekaisaran laut ini. Tidak pernah ada manusia yang memasuki ibukota loh! Kamu adalah yang pertama datang kesini, yah.. Meski bukan pertama untuk sekarang tapi kamu tetap anak muda pertama!" Ucapan dari raja naga laut barat tidak sedikitpun membuat Tian Sen senang dengan semua itu. Kenapa jika memang yang pertama? Apa dia mendapatkan hadiah?
Saat Tian Sen dibawa kembali, putri melihat itu sambil tertawa pelan bahkan pelayannya juga ikut menertawakan Tian Sen yang tampak kesal. Bagaimanapun di paksa untuk mengikuti mereka memang agak buruk apalagi dari cara Tian Sen jelas dia tidak akan mau pergi begitu saja. Setelah sampai, kapal kembali menyelam ke bawah laut dan mereka pergi ke arah kekaisaran laut sesuai dengan arahan putri laut. Sedangkan Tian Sen di ikat agar tidak kabur dari kapal, pemuda ini sudah di jelaskan semuanya tetap tidak ingin pergi ke kekaisaran laut. Pada saat yang sama, kucing putih yang kesal dengan tingkat egois Tian Sen mengetuk kepala Tian Sen hingga wajahnya terbenam di lantai kapal.“Pergi saja dan jangan banyak ulah, bagaimanapun si kecil itu adalah paman gurumu. Jika gurumu tahu kalau kamu menolak undangan adiknya, mungkin kamu bisa berakhir dengan mengerikan karena tidak menghormatinya!” ucapan dari kucing sontak membuat Tian Sen langsung terdiam dan tidak mengatakan apapun lagi untuk jawabanny
Mendengar itu ekspresi keduanya menjadi tidak wajar, bukankah berarti pemuda ini benar-benar telah berhasil mendapatkan harta karun yang luar biasa? Berpikir betapa bodohnya mereka pada saat itu, andai saja mereka ikut mungkin mereka bisa sedikit mendapatkan manfaat. Apalagi mereka sekarang bisa merasakan kalau kekuatan Tian Sen sudah meningkat sangat jauh, itu terbukti dari mereka melihat kultivasi Tian Sen di Nascent soul tingkat rendah pada tahap sempurna. Selangkah lagi Tian Sen bisa naik ke tingkat menengah, bukankah jika dibandingkan antarai dai dengan Tian Sen maka dia bahkan bisa disebut sebagai pecundang? Pernyataan ini bukan hanya kata-kata biasa saja, dari kultivasi serta mental energi Tian Sen sudah cukup menjadi sosok berpengaruh di lautan hitam ini.“Hei, jika kamu membandingkan dirimu dengan pemuda ini. Maka kamu akan lebih cepat tua!” Seorang pria muncul di belakang kedua wanita. Saat keduanya melihat itu adalah sosok pria dengan pakaian cukup tebal tapi dari telingany
“Anak itu tampaknya sedang melakukan sesuatu disana, sepertinya dia harus kesini agar aku bisa membantunya bukan?” Ekspresi dari kaisar laut menjadi sangat tenang tapi ada maksud tersembunyi di dalam senyuman kaisar tersebut. Jika Tian Sen memang mempunyai bakat, dia akan dengan senang hati memberi bantuan tentu dia bukan orang baik dan akan meminta sesuatu yang Tian Sen sendiri tidak bisa langsung menjawab.“Ah, aku tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan warisan dari saudara. Tapi setidaknya dia masih pria yang cukup baik, hati yang tulus dan juga wajah yang cukup tampan jadi tidak ada yang kurang dari pemuda ini. HM, benar! Tidak ada yang kurang lagi!” Kaisar laut mengangguk sambil merasa puas dalam hatinya saat mengingat Tian Sen yang cukup tampan dan juga punya sifat yang cocok di matanya.Dia telah memberitahu putri untuk membawa Tian Sen ke istana laut, disini dia akan menguji sendiri Tian Sen dan nilai yang ada pada pemuda tersebut. Jika memang memuaskan, kenapa tidak? Janji
Tian Sen terkejut pada perubahan matanya yang tiba-tiba itu, padahal dia tidak melakukan apapun tapi terjadi hal aneh pada matanya. Kucing putih melihat semuanya dalam diam tapi pikirannya sudah sedikit memahami semua yang terjadi. Telur biru juga mendekat kepada Tian Sen dan memberi kode kalau dia ingin masuk ke dalam laut mental Tian Sen. Kucing putih memberi kode kalau Tian Sen bisa melakukannya dan tidak akan ada masalah telur biru itu masuk ke dalam tubuhnya. Tian Sen dengan tenang berpikir sedikit lalu setuju dengan telur biru masuk ke dalam laut mentalnya.“Eh, kalau begitu masuklah!” Tian Sen tidak keberatan lalu setelah mendapatkan izin, telur biru masuk ke dalam lautan mental Tian Sen. Dan saat itu Tian Sen melihat kalau telur tersebut malah berbaring di daratan yang ada di laut mentalnya. Jelas si kecil ini tampaknya sedang melakukan meditasi karena aura dari telur itu perlahan mengembang lebih kuat. “Apa yang akan aku lakukan sekarang?” Setelah selesai, Tian Sen merasa ti
“Meskipun aku tahu tapi aku kurang mengetahui keluarga ini, dari dulu di alam dewa keluarga kuno ini tidak pernah terlihat. Sekali terlihat hanya pada perang dan kekuatan mereka memang sangat menakutkan, memang. Aku pernah mendengar kalau keluarga ini memiliki sosok kuat di tempat yang disebut benua dewa tapi aku tidak tahu karena meski leluhur ada disana. Tidak ada yang pernah melihatnya!” Penjelasan ini membuat kura-kura paham, di dunia mereka sekarang bukan dunia tingkat rendah tapi di tingkat menengah, lalu ada dunia tingkat tinggi, dan di atas semua dunia ada yang disebut sebagai alam atas tapi sebenarnya itu juga disebut alam dewa. Dimana wilayah dari alam dewa itu bahkan lebih luas dari begitu banyaknya dunia itu sendiri, memiliki berbagai alam tersendiri di setiap tempat. Dan punya banyak kekuatan yang luar biasa disana, setidaknya yang berkuasa disana pun adalah seorang dewa yang baru saja naik. Jika mereka tidak mencapai tingkat yang ditentukan, tidak ada yang dapat naik ke
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments