Share

Bab 40

Desahan Ibu Sambung

Bab 40

"Kang, temennya Mbak Tania yang kemarin ganteng ya?" ucap Juminten ketika pisau yang ia pegang tengah mengiris wortel.

Srutt ah …

Udin menyeruput kopi hitam. "Yang mana sih, Yu?" tanya Udin sembari tangannya meletakkan cangkir di atas lepek.

"Alah, yang nganter Mbak Tania sama Simbok pulang itu lho. Masak Ndak tahu?!"

"Ow yang itu? Ganteng sih, beda tipis sama Mas Satria."

"Halah, sama Mas Satria? Beda jauh Yo, Kang. Mas Satria itu nggak ada apa-apanya dibandingkan Mas Damar, lagian Mas Satria itu tingkahnya nggak bermoral. Coba sekarang gimana kabarnya Mas Satria, Kang Udin tahu tidak?"

"Ya mana saya tahu tho, Mbok. Wong bukan anakku kok!"

"Lha iya, Mas Satria itu lembaran buku yang seharusnya ditutup lalu disimpan di gudang. Sudah nggak perlu dicari keberadaanya. Cukup, cari buku baru," tutur Juminten panjang lebar. Membuat Udin tertawa cekikikan.

"Bahasamu itu lho, Mbok. Sok puitis, kebanyakan nonton sinetron ini."

"Iya, simbok paling suka nonton sinetr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status