Share

Bab 9

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2021-08-30 19:26:16

POV MAYA

Sebenarnya aku senang Mas Danang berbuat sedemikian itu pada Indah. Aku juga senang pada akhirnya Indah Pergi. Aku jadi tidak memiliki saingan lagi. Karena jelas aku menjadi istri satu-satunya. Istri Mas Danang. Sudah kaya, tampan pula. Tapi …..

Tapi yang aku takutkan Mas Danang akan memperlakukan aku seperti Indah. Wajah tampan yang terlihat kalem ternyata hatinya seperti itu. Mengerikan juga. Aku tidak boleh bodoh seperti Indah harus selangkah lebih maju. 

Jujur aku mencintai Mas Danang. Aku bahagia dia bisa menjadi suamiku. Meskipun aku jadi yang kedua, toh aku yakin bisa sepenuhnya mendapat kasih sayang dari Mas Danang. Sebab, istri pertamanya itu kan tidak bisa memberikan keturunan. Sedangkan Mas Danang sangat menginginkan seorang anak. Hanya saja, baru sehari aku menjadi istri Mas Danang, Indah sudah mengundurkan diri terlebih dahulu. Ada ya, istri kaya Indah tidak menuntut apapun. Malah orang tuanya juga mengembalikan uang Mas Danang. Disini sih sebenarnya aku juga yang senang. Karena uang itu diberikan padaku.

Ya intinya aku seneng lah ya jadi istri Mas Danang satu-satunya. Siapa sih yang nggak seneng punya suami kaya, tampan, mampu mencukupi semua kebutuhan kita. Ya, asal kita bisa mengambil hatinya saja. Atau kita turuti saja kemauannya. Lagipula Mas Danang juga sebenarnya baik kok. Mungkin dia bersikap demikian pada Indah ya karena Indah saja yang memang tidak tahu diri. Tidak mampu memberi keturunan bertingkah tidak mau dimadu. Memang betul lah  sikap  suamiku itu. Harusnya Indah tidak boleh egois. 

Tapi bagus juga sih, dia melakukan itu, aku tidak perlu buang tenaga untuk menyingkirkannya. Tidak perlu juga menahan cemburu. Meskipun aku yang kedua, tetap saja ingin menjadi yang pertama. Tidak yakin juga kalau aku akan tahan berbagai suami. Semoga saja, Mas Danang berkata benar. Dia bersikap sedemikian karena kecewa sama Indah. Tidak akan melakukannya padaku. Meski bagaimana pun, aku harus tetap waspada. Aku tetap ada rasa takut akan diperlakukan seperti Indah kelak. Intinya agar tidak mengalami hal serupa, aku harus secepatnya memberikan dia seorang anak. 

"Mas, uang ini untuk apa?" Aku coba bertanya setelah kami berada di dalam mobil. 

"Itu uang kamu, itu hak kamu. Terserah kamu mau apakan. Bebas. Kamu jangan pikirkan perlakuan aku sama Indah. Aku tidak akan memperlakukan kamu seperti dia. Sekali lagi aku lakukan itu pada Indah karena aku sakit hati padanya. Aku ingin dia hidup menderita," ucap Mas Danang. 

"Kamu ngomong benar kan? Nanti kamu ungkit juga semua pemberian kamu ke aku!"

"Aku tidak akan pernah melakukan itu, Sayang. Percaya sama aku. Apalagi setelah kamu bisa kasih aku anak. Apapun akan aku berikan nantinya," ucap Mas Danang. 

"Kamu tidak perlu takut aku melakukan hal yang sama padamu. Kamu hanya perlu menjadi istri yang baik untukku. Sudah begitu saja," lanjutnya. 

"Aku pasti akan jadi istri yang baik buat kamu, Mas." Apalagi jika semua kebutuhanku kau cukupi, jelas aku akan menjadi istri sebaik-baiknya seorang istri yang kamu inginkan. Akhirnya, mulai besok aku bebas menguasaimu dan hartamu. Semua yang kamu punya, Mas Danang. Semuanya akan menjadi milikku. Ah betapa nikmatnya hidupku ini. 

"Aku percaya sayang," balasnya.  Tapi aku penasaran dengan Indah. Pergi kemana mereka dan kenapa bisa memiliki uang banyak. Ah nanti saja akan kucari tahu.

Tapi untuk Indah temanku tersayang, thanks banget udah mau ngelepasin Mas Danang. Aku kira kita akan bersaing. Ternyata, tak perlu bersusah payah membuat Mas Danang menjauh darimu, kau melepaskannya untukku. Aku wanita kedua tetap meskipun diam, aku ingin jadi yang pertama. Hatiku ingin menjadi yang utama. Sekalipun tak pernah terlontar dari mulutku. Tapi kini aku tak perlu bersembunyi dalam topeng kemunafikan yang harus berpura-pura menerima Mbak Indah. Karena apa? Karena wanita mandul itu telah pergi.  

******

Malam menyapa, kami pun telah sampai di kota. Aku memiliki uang cukup banyak dari Mas Danang. Jadi aku berniat membelikan Mama sebuah mobil. Sebab, Mama pernah berkata ingin memiliki mobil. Sekarang adalah kesempatanku untuk mewujudkan keinginannya. 

"Mas, uang ini beneran untuk aku?" Sebelum turun dari mobil untuk segera masuk ke rumah, aku coba bertanya supaya lebih meyakinkan. 

"Beneran. Terserah kamu mau untuk apa," jawabnya sambil mencubit hidung mancungku. Meskipun tak semancung mantan istrinya.

"Aku kan punya tabungan 30 juta, niatnya sih tabungan itu untuk membelikan Mama mobil. Mama pingin banget punya mobil sendiri, supaya kalau pergi-pergi satu keluarga itu nggak bingung. Apalagi keluargaku kan keluarga besar," tuturku. 

"Berapa juta beli mobil?" tanyanya. 

"221.000.000 juta, Mas."

"Ya sudah besok kita ke dealer mobil kita beli untuk Mama. Tabungan kamu dipegang aja buat simpenan kamu. Beli mobil make uang tadi, nanti Mas tambahin," ujarnya sambil melepaskan sabuk pengaman. 

"Mas serius? Nggak bohong? Tapi nggak diminta lagi kan? Kalau bakal diminta kaya Indah mending nggak usah deh, Mas," ucapku menunduk. 

"Nggak, Sayang. Demi Tuhan Mas tidak akan lakukan itu. Kan sudah Mas bilang, Mas lakukan itu karena Mas sakit hati sama Indah. Kalau saja Indah tidak berbuat seperti itu, mungkin Mas tidak akan melakukannya. Mas hanya tak menyangka Indah bisa minta cerai, Mas panik. Tidak ada cara lain supaya dia tidak jadi minta cerai. Mas sangat mencintai Indah. Mas hanya emosi, tapi ternyata malah jadi fatal begini." Terlihat sesal di wajahnya. Jelas saja aku tidak suka. Yang aku inginkan, Mas Danang tidak menyesali keputusannya menceraikan Indah. 

"Mas, nyesel?" tanyaku karena penasaran. Meskipun sesak sih dada ini bertanya seperti itu. 

"Mas Nyesal melakukannya. Mas hanya emosi."

"Ya sudah kembali lagi saja sama Indah!" ketusku. 

"Aku tidak akan pernah kembali padanya. Lihat saja nanti, ketika tidak ada satu orangpun laki-laki yang mau menjadi suaminya. Pasti dia akan memohon pada Mas untuk dinikahi."

"Terus Mas mau?" tanyaku.

"Mau, tapi hanya untuk menjadikannya pembantu. Atau tidak untuk baby sitter anak kita," ucapnya seraya meraih tubuhku ke pelukannya. Hangat sekali….

"Ya udah yuk, Mas. Kita masuk, mandi istirahat. Terus… proses supaya cepat jadi," bisikku manja. Mas Danang tertawa sembari mencubit daguku. Hum, bahagianya jadi aku. Aku akan membuat Mas Danang melupakan Indah. Meski bibir dia berkata seperti itu, aku tahu betul wajahnya terlukis rasa penyesalan. Hanya saja dia gengsi untuk mengatakannya. Hati manusia, siapa yang tahu kalau bukan manusia itu sendiri. 

******

"Sayang, kamu mau kerja apa mau istirahat dulu? Kelihatannya masih ngantuk banget. Makasih ya untuk yang semalam," ucapnya mengecup keningku. Uhuk, serasa menjadi ratu aku tuh. Eh emang ratu sih di rumah ini. 

"Hum, udah siang ternyata ya, Mas?" tanyaku sembari menarik selimut. Mas udah sarapan?" 

"Sudah tadi. Ria yang membuatkan." Ria itu adalah pembantu baru di rumah kami. Kami dapat dari yayasan khusus menyalurkan pembantu. Baru kemarin dia mulai bekerja di rumah ini.

"Mas, malam nanti pada pukul 7 malam, ada pertemuan dengan Pak Adit. Pembahasan siapa yang akan memenangkan kontrak pertemuan lusa kemarin. Sekalian acara makan malam bersama juga. Semoga saja Pak Adit melirik produk kita. Kontrak ini sangat besar karena bernilai 1 triliun," ujarku. 

"Beli mobilnya bagaimana?" tanya Mas Danang. 

"Lusa saja setelah pertemuan. Mobil masih bisa ditunda. Aku yakin bisa memenangkan kontrak ini, Mas."

"Semoga saja. Kalau begitu cepat kamu bersiap. Aku tunggu di bawah."

"Oke, Mas."

***********************

POV INDAH

"Ris, kamu berangkat sendiri aja. Indah biar berangkat bareng gue." Aku tersedak mendengar ucapan Reyhan. 

"Nggak ada, Indah bareng gue. Dia kan sekretaris gue," ucap Haris. Aku mengernyitkan kening. Sedangkan Ayah dan Ibu tertawa menyaksikan kami. 

"Lagian tar pulang kerja, gue mau bawa Indah shoping. Kan dia mau nemenin gue ke acara pertemuan sama Pak Adit," ucap Haris.

"Gue jadi deg-degan siapa yang menang kontrak besar ini," ucap Haris. 

"Kontrak yang bernilai 1 triliun itu kan?"

"Kok kamu tahu?" tanya Reyhan. 

"Soalnya tadi kalian ngomong soal Pak Adit. Jelas aku tahu karena kemarin aku kasih ide ke Mas Danang seputar produk apa saja yang diminati bukan hanya kalangan menengah atas. Tapi juga semua kalangan. Dan produk terbaru itu sudah pasti booming karena belum ada yang menciptakan produk serupa. Dan ide ini pun hanya dimiliki oleh perusahaan Mas Danang. Aku yakin Mas Danang yang menang kontrak ini," ucapku. 

"Tapi jika pun Mas Danang memenangkan kontrak ini, kita masih bisa meluncurkan produk baru untuk menyainginya. Tadinya ide kedua ini ingin aku berikan, supaya Mas Danang bisa menjadi nomor satu dan semakin maju setelah peresmian produk barunya itu. Tapi ternyata seperti ini. Karena aku sudah menjadi bagian dari perusahaan kalian maka, aku juga bisa kan menyumbangkan ide yang tertumpuk selama ini? Aku juga punya kewajiban untuk memajukan perusahaan kalian kan?"

"Lama-lama kamu bukan lagi jadi sekretaris Haris, Ndah. Tapi lebih cocok sebagai direktur pemasaran," ucap Reyhan yang tak lain adalah CEO perusahaan. Sementara Haris sebagai Direktur utama. Kakak beradik ini memang sangat kompak.

"Oke kalau begitu, kita berangkat sekarang?" tanya Haris. Aku yang sudah rapi pun segera bangun dan berdiri. Lepas itu berpamitan pada Ayah dan Ibu. 

Sementara sambil mencari tempat tinggal baru kami menumpang di rumah Haris. 

"Hati-hati, Nduk," ucap Ibu. Aku tersenyum. Sebelum berangkat, aku coba melirik Reyhan dan memberikan senyum untuknya. Tapi dia hanya diam saja tak membalas senyumku. Dasar aneh…

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (296)
goodnovel comment avatar
Suprihatini Demak
menarik sekali
goodnovel comment avatar
Farida Azhar
ada di finzo sampai epe 91 endingnya ndek jelas ma kaya kaya pindah mungkin ada sensor 2 ya
goodnovel comment avatar
Inarhotul Mahbubah
pingin tau kelanjutan kisah ini yg dr novel sebelah, tapi d apk ini harus beli koin...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DIAMNYA ISTRIKU   TAMAT

    Hari yang ditunggu telah tiba, Nadira sudah berdandan cantik, dirias oleh MUA profesional. Tak lama lagi pihak keluarga Melvin akan datang untuk melamarnya secara resmi. Jantung Nadira amaih terus berdebar-debar karena hari ini adalah momentum penentuan tanggal pernikahan mereka juga.Gebby masuk ke kamar Nadira setelah mendapat izin. Ia juga sudah berdandan cantik untuk menyambut kedatangan pihak keluarga Melvin. Semua keluarga Nadira sudah berkumpul di rumah itu."Kamu cantik banget, Nad! Pasti lagi deg-degan banget, ya?""Makasih, Geb. Iya, aku beneran deg-degan banget.""Udah, bawa rileks aja. Aku ikut bahagia, aku udah bawakan kado untuk kamu. Ini," ucao Gebby seraya menyerahkan sebuah goodie bag pada Nadira."Ya ampun, Gebby ... kamu kenapa repot-repot, sih?""Enggak, lah, Nad. Kamu kan saudaraku, kalau kamu bahagia, aku juga ikut bahagia.""Makasih, ya ... sampai kapanpun kita memang saudara, Geb. Semoga kamu juga bisa segera mendapatkan lelaki baik hati yang akan jadi suami ka

  • DIAMNYA ISTRIKU   season 3 part 31

    Malam itu, Gebby tidur di pangkuan Ana. Ia merasa tubuhnya begitu lelah dan lemas. Ana mengusap rambut Gebby sambil bercerita dan memberikan nasihat."Nenek senang kamu sudah mau minta maaf pada mereka, Geb. Itu artinya kamu sudah berdamai dengan masa lalu. Nenek juga yakin mamamu di alam sana tak menginginkan jika kamu terus-terusan dikuasai dendam.""Iya, Nek. Sekarang aku merasa sudah jauh lebih tenang. Lelah juga ternyata selama ini berkejaran dengan nafsuku sendiri. Hati selalu panas dikuasai kebencian," jawab Gebby."Badanmu hangat, Geb! Hari ini kamu nggak lupa untuk minum obat, kan?""Aku nggak pernah lupa untuk minum obat setiap hari, karena dulu aku selalu bertekad untuk hidup lebih lama demi bisa membalaskan dendam mengenal pada keluarga Mama Indah. Tapi rasanya semakin keras aku berjuang, semakin aku merasa tak pernah tenang. Aku lelah, Nek.""Sayang ... Dulu juga nenek pernah berada di posisi seperti kamu yang selalu merasa bahwa diri nenek adalah orang yang paling benar

  • DIAMNYA ISTRIKU   Season 3 part 30

    Gebby merenung dalam pelukan Indah, bahkan setelah ia bertindak sejahat itu pada mereka, Indah masih saja menyebutnya sebagai anak yang baik? Ya, Gebby memang baik pada mamanya, tapi tidak pada yang lain.Rumah sudah semakin ramai dengan orang-orang yang diundang di acara takziah itu. Nadira, Rashi, mereka sibuk menata makanan di atas meja yang nantinya akan disuguhkan. Sementara itu, Indah dan Maya sibuk menata bingkisan sedekah."Lihat, Geb, mereka begitu sibuk membantu kita meskipun kita tak pernah memintanya," bisik Ana pada Gebby. Gebby mengusap matanya lagi ia mengangguk dan mengakui semua itu.Acara pun dimulai. Semua orang melantunkan ayat suci Al-Qur'an lalu berdoa dengan khusyuk. Harusnya Gebby bersyukur karena masih ada orang yang bersedia mendoakan mamanya itu. Gebby juga melihat Reyhan sesekali mengusap matanya yang basah.Setelah acara selesai dan sedekah dibagikan, Indah beserta yang lain langsung berpamitan pada Ana dan Gebby."Sudah, jangan sedih terus, kasihan nanti

  • DIAMNYA ISTRIKU   Season 3 part 29

    Gebby berjalan gontai meninggalkan area rumah sakit. Kata-kata mamanya maafin barusan benar-benar membuat hatinya hancur. Meskipun terasa begitu menyakitkan tapi Gebby tak menyangkal semua yang dikatakan oleh mamanya Melvin itu.Selama ini dirinya memang terlalu terobsesi untuk menjadi orang yang paling mendapatkan perhatian. Gebby selalu akan melakukan segala cara untuk bisa mencapai kemauannya. Bahkan seringkali ia tak memikirkan dampak buruk yang akan terjadi akibat dari perbuatannya itu. Kata-kata sang nenek kembali terngiang di telinganya. Apa mungkin hidupnya sampai se menderita ini karena memang dirinya terlalu sulit untuk melupakan dendam itu?Gebby sampai ke rumahnya dan langsung memeluk sang nenek. Ia menangis sejadi-jadinya karena hatinya benar-benar sangat terluka kali ini. Cinta yang ingin ia raih harus kandas seketika itu juga. Melvin menolaknya, dan kini mamanya juga."Geb ... kamu tenangkan diri kamu, baru nanti cerita sama Nenek, ya!" ucap Ana sambil mengusap kepala c

  • DIAMNYA ISTRIKU   Season 3 part 28

    Gebby, tunggu! Kamu mau kemana? Jangan nekat, Geb! Panggil Melvin untuk kesekian kalinya. Ana juga jadi kalut dan ikut mengejar cucunya itu,.ia takut Gebby akan melakukan hal nekat seperti yang dilakukan oleh Luna."Gebby!" Ana memanggil Gebby meski napasnya mulai terengah. Ia sudah tua, tenanganya sudah tak sekuat dulu, berlari sebentar saja ia sudah ngos-ngosan.Gebby sudah keluar dari gerbang portal kompleks dan terus berjalan di trotoar pinggir jalan raya. Melvin masih tak putus asa, ia mencoba terus mengejar. Genby sesekali menoleh ke belakang sambil terisak. Ia pun turun dari trotoar itu dan terlihat pasrah sembari merentangkan kedua tangannya dan berjalan perlahan ke arah tengah jalanan."Gebby! Jangan nekat kamu?" seru Melvin yang melihat Gebby senekat itu, ingin mencelakai dirinya sendiri dengan berdiri di tengah jalanan.Klakson kendaraan bermotor bersahutan dan sebagian ada yang marah karena ulah Gebby itu."Mau mati, Lu?" maki pengendara yang lewat."Gila, lu, woy?""Hey!

  • DIAMNYA ISTRIKU   Season 3 part 27

    Gebby melamun di teras belakang rumah itu. Sudah dua hari Luna pergi mengahadap Yang Maha Kuasa. Rumah sudah mulai sepi, hanya ada Ana dan Reyhan serta mamanya Melvin di rumah itu yang masih berbincang dan ada juga beberapa anggota kepolisian di bagian depan bersama papanya Melvin.Tak ada indikasi kekerasan dalam kematian Luna, semua orang meyakini itu merupakan murni sebagai kasus bunuh diri. Ditemukan foto Indah yang tertancap pena di dalam kamar. Polisi dan dokter menduga halusinasi Luna sempat kambuh ketika malam kejadian itu.Luna selalu bersikap impulsif dan tak peduli pada keadaan sekitar, jika sosok dalam halusinasinya muncul, ia bahkan tak tahu jika posisinya sedang di atas jurang sekalipun."Geb, kamu makan dulu, Sayang," bujuk Ana pada Gebby. Sejak kemarin tampaknya Gebby sama sekali belum makan. Ana khawatir karena Gebby tak boleh sampai melewatkan jadwal minum obatnya."Nanti saja, Nek. Belum ada selera.""Jangan begitu, dong, Geb. Kamu boleh bersedih tapi kamu juga haru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status