Home / Romansa / Dendam Mantan! / 5). Saling Membantu

Share

5). Saling Membantu

Author: Cacavip
last update Huling Na-update: 2024-05-01 21:13:14

"Rainer."

Deg.

Dada Kalania rasanya seperti dipukul secara mendadak setelah sang penelepon mengutarakan identitas yang tentu saja membuat dia kaget.

"Ra-Rainer?" tanya Kalania tergagap. "Rainer Langit Mahendra, bukan?"

"Iya," kata Rainer. "Dan saya hubungi kamu karena ingin membicarakan sesuatu."

"Tentang apa?" tanya Kalania dengan raut wajah antusias. "Tentang tawaran aku kemarin bukan? Kalau iya, ayolah kita ngobrol ter-"

"Kafe Kencana," potong Rainer. "Bisa kita bicarakan semuanya di sana? Kalau bisa saya tunggu pukul setengah satu-"

"Bisa!" seru Kalania. "Aku bisa ke sana dan aku bakalan datang dari jam dua belas biar enggak telat. Terlepas dari apa yang mau kamu bicarain, aku bakalan datang dan aku mau dandan secantik mungkin."

"Oke."

"Sebut kamu enggak apa-apa, kan?" tanya Kalania. "Soalnya kan ini enggak dikantor."

"Silakan," kata Rainer. Hening selama beberapa detik, setelahnya pria itu kembali buka suara. "Ya sudah kalau begitu saya matikan teleponnya dan sampai ketemu di sana. Setengah satu enggak datang, berarti kamu enggak serius sama ucapan kamu kemarin."

"Siap-siap!" ujar Kalania. "Aku enggak akan telat kok, aku bakalan datang tepat waktu dan ... lah."

Tak selesai Kalania bicara, sambungan telepon tiba-tiba saja terputus. Namun, meskipun begitu rasa kesal tak datang karena alih-alih kesal atau pun marah, rasa bahagia lebih mendominasi sehingga tanpa membuang banyak waktu, Kalania pun beranjak.

Pergi ke kamar mandi, Kalania berjalan sambil sesekali menggoyangkan tubuh bahkan bernyanyi kencang hingga sesampainya di kamar mandi, kecerobohan dilakukannya. Tak sengaja menginjak sikat, Kalania terjatuh dan tentu saja gadis dua puluh enam tahun itu meringis.

"Aw!"

Sementara Kalania sibuk dengan kegaduhan yang dia ciptakan sendiri, Rainer justru nampak tenang dengan pikiran yang kini mendadak penuh.

Rehat sejenak dari pekerjaan, sekarang yang dia lakukan adalah; bersandar pada kursi kerja sambil memikirkan lagi tindakan yang dia ambil beberapa waktu lalu.

Tiba-tiba diminta untuk berkencan dengan gadis yang bahkan tak dia kenal, Rainer cukup keberatan karena memang sejak dulu, dia tak suka dijodohkan. Namun, menolak usulan sang mama tanpa alasan pun dia tak enak sehingga setelah berpikir singkat, Rainer berceletuk punya kekasih pada Aleora.

Masalah selesai? Tentu saja tidak, karena setelah dirinya mengaku punya pacar, Aleora terlihat tak percaya sehingga sebisa mungkin dia meyakinkan sang mama untuk percaya sampai akhirnya sebuah permintaan pun terlontar.

"Ajak dia ke rumah kalau gitu malam minggu nanti. Mama pengen kenal."

Rainer kalangkabut? Ya, tentu saja. Sempat menolak dengan beberapa alasan, pada akhirnya Rainer patuh untuk membawa kekasih fiktifnya setelah Aleora memaksa dia untuk tetap berkencan jika tak membawa pacar yang disebutkannyam malam minggu nanti.

"Enggak bisa bawa orangnya berarti kamu bohong. Itu sih kesimpulan Mama. Jadi kalau emang kamu punya pacar, bawa malam minggu nanti ke sini buat kenalan sama Mama. Enggak akan digigit kok sama Mama, tenang aja."

Itulah yang dikatakan Aleora sore kemarin sehingga semalaman penuh, Rainer tentunya dilanda rasa bingung bahkan gundah sampai akhirnya pagi tadi sebuah keputusan pun diambil.

Meskipun terkesan gila, Rainer memutuskan untuk menerima Kalania sebagai kekasih pura-puranya dan karena hari ini adalah hari kamis, dia tak menunda untuk menghubungi gadis yang kemarin dikatai gila olehnya.

"Seharusnya kemarin aku kasih alasan belum siap nikah aja pas Mama nyuruh kencan," gumam Rainer. "Ah, tapi kayanya alasan itu enggak ampuh karena Mama pasti bawa-bawa usia."

"Terserah, Rainer," desah Rainer setelahnya. "Kamu yang ciptain sendiri masalahnya. Jadi kamu atasin juga sendiri semuanya. Berurusan sama cewek enggak jelas juga, kan, pada akhirnya? Ah!"

Tak terlalu lama larut dalam rasa resah dan bingung, setelahnya Rainer kembali melanjutkan pekerjaan hingga ketika waktu istirahat tiba, dia membereskan meja.

Meraih jas yang tersampir di kursi kerja, Rainer bergegas meninggalkan ruangannnya kemudian setelah mengkonfirmasi kepergiannya pada sang asisten, dia lekas menuju lift yang kemudian membawanya turun.

Menggunakan mobil, Rainer sekarang bergegas menuju kafe tempatnya juga Kalania akan bertemu dan lima menit sebelum pukul setengah satu siang, dia tiba.

Memasuki kafe, Rainer mengedarkan pandangan hingga Kalania yang duduk di depan sebuah meja membuatnya dengan segera melangkah lalu sesampainya di dekat  gadis itu, dia berdeham—membuat Kalania yang semula fokus pada ponsel, seketika mengangkat pandangan.

"Eh, udah datang ternyata. Kirain telat."

"Boleh saya duduk?" tanya Rainer—mengabaikan kalimat basa-basi Kalania.

"Boleh banget dong, masa enggak boleh?" tanya Kalania. "Ayo duduk, ngobrol sambil berdiri kan enggak enak."

Tak banyak berbasa-basi, selanjutnya Rainer menarik kursi di depan Kalania hingga ketika gadis di depannya hendak buka suara, dengan segera dia bicara lebih dulu.

"Saya mau bicarain tawaran kamu yang kemarin."

"Gimana? Setuju?" tanya Kalania—menahan rasa kesal mati-matian karena tingkah cuek Rainer yang jelas membuatnya kesal.  "Mau, kan, jadi pacar aku? Enggak serius, cuman pura-pura kok."

"Tujuan kamu ajak saya pacaran pura-pura apa?"

"Buat Rajendra kapok," kata Kalania. "Cowok katanya suka enggak terima ketika mantannya pacaran sama orang terdekat dia. Jadi aku pengen pacaran pura-pura sama kamu buat manasin Rajendra terus bikin dia kapok permainkan aku."

"Tobatnya Rajendra sebagai playboy?" tanya Rainer sambil menaikkan sebelah alis.

"Itu nanti sih pikirannya, yang terpenting aku bikin dia kapok dulu permainin aku dan-"

"Balas dendam maksudnya?" tanya Rainer yang entah kenapa membuat Kalania gugup.

"I-iya," kata Kalania. "Tapi kan enggak sampai bikin dia celaka atau semacamnya. Jadi kamu enggak usah khawatir."

Tak menjawab, yang dilakukan Rainer setelahnya adalah diam sambil berpikir dan diamnya dia membuat Kalania memiliki kesempatan untuk mengagumi wajah tampannya hingga tak berselang lama Kalania yang sempat larut dalam lamunan, dibuat tersentak setelah Rainer tiba-tiba saja berkata,

"Oke, saya bisa bantu, tapi kamu juga harus bantu saya."

"Bantu apa?"

"Jadi pacar pura-pura saya di depan Mama," kata Rainer. "Jadi enggak cuman di depan Rajendra, kamu harus berpura-pura jadi pacar saya di depan semua orang rumah bahkan orang-orang terdekat saya."

"Waw."

"Kenapa?"

"Speechles," kata Kalania. "Kalau boleh tahu, apa alasan kamu minta aku kaya gitu?"

"Bukan urusan kamu," kata Rainer. "Intinya kalau kamu lakuin apa yang saya minta, saya bisa bantu kamu bikin Rajendra kapok."

"Sepakat," kata Kalania sambil mengulurkan telapak tangan kanannya pada Rajendra. "Aku mau lakuin apa yang kamu minta dan kamu harus bantu aku bikin Rajendra jera."

"Oke," kata Rainer.

"Enggak mau jabatan tangan?"

"Enggak perlu, saya enggak terbiasa bersentuhan fisik sembarangan sama orang asing."

"Oh oke," kata Kalania sambil menarik kembali tangan kanannya dengan perasaan awkward. "Jadi mulai kapan kita pacaran bohongannya."

"Malam minggu nanti," kata Rainer. "Saya mau undang kamu buat makan malam di rumah saya dan saya pengen kamu memperkenalkan diri sebagai kekasih saya."

"Oh oke."

"Berapa lama kamu putus sama Rajendra?"

"Malam minggu kemarin."

"Oke berarti pas nanti Mama saya tanya sejak kapan kita pacaran, kamu jawab sejak hari minggu. Bisa?"

"Bisa," kata Kalania sambil mengangguk. "Tapi aku juga mau ngajuin permintaan."

"Apa?"

"Rajendra," kata Kalania. "Bisa enggak dia hadir di acara makan malam nanti?"

Tak langsung memberikan jawaban, yang dilakukan Rainer justru memandang Kalania—membuat yang dipandang kembali buka suara.

"Bisa enggak, Rainer? Kok diem sih?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
wah Rainer ma kala pacaran meskipun bohongan
goodnovel comment avatar
Bhoenciz Poenya
pembalasan di mulai rajen...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Mantan!   45). Rajendra Cemburu?

    ***"Ya ketika para mantan lo menghilang setelah lo putusin secara mendadak, Kala malah jadian sama Rainer dan itu tuh kaya revenge, Njir!" ujar Keano. "Mana sifat dan sikapnya berubah jadi lebih baik setelah sama Rainer. Manusiawi sih kalau lo gagal move on karena pasti enggak gampang juga buat nahan rasa setiap ketemu sama dia.""Dan masih sangat bisa kalau lo mau ambil lagi Kala dari Rainer mumpung hubungan mereka belum terlalu jauh," ucap Rega yang tentu saja mendapat teguran dari Zion."Ngajarin yang sesat lo," celetuk Zion. "Terjadi perang saudara di keluarga Om Raiden, lo mau tanggung jawab emangnya? Kena lo nanti sama pisau bedah Omnya Rainer sama Rajendra. Siapa sih namanya? Dokter Regal ya?""Regan, bego," kata Keano—mengoreksi. "Kue mari kali ah, Regal.""Ya mangap, salah sehuruf doang," kata Rega dengan segera."Mangap-mangap pala lo mangap."Terkekeh, itulah respon Rajendra untuk ucapan yang dilontarkan Keano hingga setelahnya keempat orang pria tersebut mengalihkan atens

  • Dendam Mantan!   44). Gagal Move On?

    ***"Tadi lo lihatin apa? Kok kaya diem sebentar terus lihatin sesuatu di kerumunan penonton?"Tengah duduk sambil menyedot air putih dari botol, Rajendra seketika menoleh setelah pertanyaan tersebut dilontarkan Rega—sang gitaris band tempatnya bernaung, yang kini duduk tak jauh darinya.Barusaja menyelesaikan dua lagu sebagai pembuka acara, Rajendra dan teman-temannya memang turun sementara dari panggung dan tak berkeliaran ke mana saja, mereka tentunya pergi ke backstage untuk beristirahat karena nanti masih ada tiga lagu yang harus Rajendra bawakan di acara universitas tempat dia berkuliah.Ditonton Rainer, Rajendra awalnya cukup bersemangat menampilkan penampilan terbaik seperti biasa, hingga pemandangan di tengah kerumunan penonton cukup menarik perhatiannya—membuat rasa panas di dalam hati entah kenapa mendadak datang.Kalania dan Rainer.Itulah yang menarik atensi Rajendra di tengah aksi panggungnya beberapa waktu lalu. Membawakan lagu yang bisa dibilang asik untuk dipakai berj

  • Dendam Mantan!   43). Menuju Konser Bagian 2

    ***Tak macam-macam apalagi membahayakan, ide yang didapatkan Kalania adalah; sesuatu hal yang aman dan bukan mengempesi ban mobil atau yang lainmya, Kalania kini justru berjalan ke depan mobil untuk kemudian naik ke atas kap dam duduk di sana.Rainer? Pria itu kini nampak fokus dengan ponselnya hingga ketika mengangkat pandangan, dia hampir saja terperanjat."Astaga!" seru Rainer spontan, sementara Kalania sendiri kini tersenyum sambil memandangnya dengan raut wajah tanpa dosa—membuat dia tentu saja lekas menyembulkan kepala dari kaca yang masih terbuka lebar. "Kamu ngapain duduk di kap mobil saya, Kalania? Turun!""Lah katanya tadi kamu bilang bebas," ucap Kalania—berpura-pura polos untuk menutupi rasa bahagiamya setelah berhasil membuat seorang Rainer jantungan. "Kamu ngomong ke aku katanya mau di kap mobil juga silakan kalau berani dan aku berani, jadi aku duduk di sini. Apanya yang salah?""Ya Tuhan, salah apa saya sampai harus bertemu spesies perempuan macam Kalania?" tanya Rain

  • Dendam Mantan!   42). Menuju Konser

    ***"Duh udah cantik belum sih gue? Mendadak gugup nih mau malam mingguan sama Rainer."Berdiri sambil mengamati penampilannya dari atas kepala hingga ujung kaki, pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Kalania pada dirinya sendiri yang kini dilanda rasa bingung.Bukan tanpa alasan, bingungnya Kalania datang setelah perasaan tak cocok terhadap outfit yang dia kenakan tiba-tiba saja menghampiri. Padahal, bukan acara ecek-ecek, yang akan Kalania hadiri malam minggu ini adalah acara yang bisa dibilang penting.Konser Rajendra bersama anggota bandnya.Bukan acara makan malam bersama Lukman juga Sellina, yang akan Kalania datangi malam ini justru konser sang mantan karena meskipun sempat mendapat ajakan untuk makan malam bersama kedua orang tuanya, pilihan Kalania tetap jatuh pada konser Rajendra sehingga selain menerima, Sellina juga Lukman tentunya tak bisa melakukan apa-apa lagi.Namun, karena malam minggu ini Kalania tak bisa, hari minggu besok dia harus mau datang ke rumah sang papa un

  • Dendam Mantan!   41). Rencana Bertemu Nadine

    ***Sementara Rajendra sibuk mengomel, maka jauh di apartemen sana Kalania justru puas tertawa setelah berhasil menggoda mantan kekasihnya tersebut, dan yaps! Dia pikir rencananya untuk berpura-pura berpacaran dengan Rainer bukan suatu hal yang buruk, karena meskipun sedikit, Kalania perlahan bisa membalaskan dendamnya pada sang mantan."Kena lo, panas kan?" tanya Kalania. "Meskipun selalu bilang enggak, sedikit besarnya gue yakin lo panas lihat gue sama Rainer, Rajendra dan itu bikin gue makin semangat buat manasin lo biar lo sadar kalau gue enggak kaya mantan lo sebelumnya yang lemah tak berdaya."Memudarkan senyuman, perlahan Kalania melakukan hal tersebut hingga ketika ucapan Rajendra tadi melintas di benak, dia kembali buka suara."Sellina istri Papa bukan mantannya Rainer, gue lega," kata Kalania. "Enggak lucu juga kalau gue dekat sama mantan mama tiri gue."Lega, itulah yang dirasakan Kalania hingga selang sepuluh menit pasca memutuskan sambungan telepon dengan Rajendra, sebuah

  • Dendam Mantan!   40). Rajendra Berbohong

    ***[Jangan telepon gue, Rajendra! Gue enggak mau ngomong sama lo. Gue cuman mau tanya sesuatu.]Duduk di sofa kamar, Rajendra tersenyum tipis setelah membaca pesan yang dikirim Kalania beberapa detik lalu. Sampai hampir lima belas menit ke belakang, Rajendra memang tiba-tiba saja mendapat pesan dari sang mantan persis ketika dirinya masuk ke kamar.Tak diam, tapi tak membalas pula pesan dari Kalania, yang dilakukan Rajendra selanjutnya adalah; menghubungi langsung nomor sang mantan. Namun, alih-alih dijawab, panggilannya justru ditolak lalu setelahnya, Rajendra mendapat pesan dari Kalania yang berisi sebuah ungkapan kesal.Rajendra kesal? Sialnya tidak, karena mendapat omelan dari Kalania, yang muncul di benaknya justru rasa gemas. Bukan tanpa alasan, perasaan tersebut muncul setelah dia cukup menyadari perubahan pada diri sang mantan yang terlihat lebih berani dibanding ketika berpacaran dengannya, karena alih-alih sewot seperti sekarang, Kalania selalu bersikap manis ketika berkomu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status