Konten dewasa. Harap bijak dalam membaca. ***** Alexander Gavin Malik adalah seorang pria dengan reputasi yang harus dijaga. Dia tampan, kaya, muda, pintar dan... Cassanova. Sudah bukan rahasia kalau dia suka menghabiskan waktu dengan wanita bayaran. Bahkan seluruh kota tahu kalau dia tidak pernah mau tidur dengan satu wanita yang sama untuk kedua kali. Akan tetapi semua itu berubah ketika dia tanpa sengaja meniduri seorang gadis. Frustasi karena gadis itu bukan wanita bayaran seperti yang dipikirkannya, Xander menuduh gadis itu sebagai mata-mata yang sengaja dikirim oleh rival bisnisnya untuk menghancurkannya. Lantas, benarkah tuduhan itu? Berhasilkah Xander menemukan wanita itu? Pertanyaan terakhir yang terpenting, siapakah wanita itu sebenarnya? Temukan jawabannya dalam kisah mereka!
Lihat lebih banyakBRUGHHH!!!
Pintu mobil itu di banting dengan keras oleh si pemilik mobil saat dia baru saja memarkirkan mobil itu secara asal di pelataran parkir club malam elit di daerah kemang, Jakarta.
Laki-laki berkemeja putih itu menggulung lengan kemejanya hingga sebatas siku dan melepas beberapa kancing kemeja atasnya karena kerah kemeja itu terasa mencekik lehernya.
Dia melangkah tergesa menuju club dan duduk di depan meja bar.
"Vodka satu," pesannya pada sang bartender.
Bartender bernama Chris itu tersenyum miring saat didapatinya Bos besar telah datang.
Seorang laki-laki bernama Alexander Gavin Malik yang selama ini menjadi pelanggan setianya di club. Salah satu pelanggan paling loyal yang pernah di temui oleh Chris.
"Siap, Bos!" Chris menyodorkan satu botol Vodka di atas meja bar tepat dihadapan Xander.
"Anda terlihat kacau," seru Chris membuka percakapan. Chris tahu, biasanya jika sedang dalam keadaan seperti ini, lelaki berparas tampan dihadapannya sekarang ini membutuhkan sentuhan wanita untuk mengendurkan urat-urat syarafnya yang tegang.
"Ada barang baru Bos, namanya Amanda, asli Solo, manis, kemayu," beritahu Chris. "Minat?" tanyanya setengah berbisik.
Xander meneguk minumannya dengan dua kali tenggakan dan langsung habis. Dia tak menanggapi pertanyaan Chris. "Lagi, dua botol," pintanya pada Chris.
Chris melongo, sebelah alisnya terangkat. Sembari mengambil pesanan Xander Chris jadi bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Sepertinya, masalah yang sedang dihadapi Xander kali ini cukup serius. Sebab, Xander benar-benar terlihat berbeda malam ini. Biasanya, satu botol saja dia tidak pernah habis. Ini sampai pesan dua botol sekaligus setelah dia menghabiskan satu botol Vodka hanya dalam dua kali tenggakan.
Sungguh luar biasa, pikir Chris.
Dua botol vodka pun datang dan tanpa berpikir lama, Xander menghabiskannya tanpa sisa.
Laki-laki itu mulai terlihat mabuk. Tak berselang lama, dia kembali memanggil Chris.
Chris mendekati Xander, berpikir Xander ingin meminta Vodka lagi dan jika benar begitu, Chris tidak akan memberikannya karena dia tahu, Xander sudah terlihat sangat mabuk.
Saat Chris mendekat, Xander mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan dan menaruhnya di atas meja bar.
"Ini, sisanya untukmu! Suruh wanita bernama Amanda itu ke kamar yang biasa kupesan. Oke?" perintah Xander dengan suaranya yang serak.
Chris menganggukkan kepala dengan senyuman lebar. Dia buru-buru mencari Mami Grace, si gremo di Club malam itu.
Xander itu adalah salah satu pelanggan tetap Mami Grace. Dia seorang lelaki yang paling anti tidur dengan satu wanita yang sama berkali-kali.
Satu malam, untuk satu wanita. Besok, pasti dia meminta wanita baru pada Mami Grace atau melalui Chris jika Mami Grace sedang tidak di tempat.
Kebiasaannya menjalani rutinitas One Night Stand itu sudah dia jalani sejak beberapa tahun silam, tepatnya sejak sang Ayah, divonis menderita penyakit Distimia yaitu sejenis penyakit depresi kronis yang mengarah pada gangguan mental dan kejiwaan si penderita.
Penyakit itulah yang membuat sang Ayah kini harus di rawat di rumah sakit jiwa.
Xander begitu terguncang saat sang Ayah yang memang sejak lama mengalami depresi semenjak dikhianati oleh istrinya, Ibu Kandung Xander sendiri, yang memilih pergi dari rumah bersama selingkuhannya bahkan tanpa dia memperdulikan keadaan Xander yang saat itu masih sangat kecil dan membutuhkannya.
Sejak saat itulah, penderitaan Xander di mulai. Dia hidup dalam kebisuan sang Ayah dan seringkali mendapat perlakuan kasar jika Ayahnya sedang mengamuk di rumah akibat sakit hati yang menderanya.
Semua amarahnya pada sang istri di luapkan oleh sang Ayah pada Xander yang tak mengerti apa-apa.
Tapi, meski pun begitu, Xander sangat menyayangi Ayahnya. Sebab dia tahu, apa yang dirasakan Ayahnya akibat perlakuan Ibunya pasti sangatlah menyakitkan.
Itulah mengapa, kini Xander tidak pernah mempercayai wanita mana pun. Dia berpikir semua wanita sama seperti ibunya.
Pengkhianat.
Xander bahkan berjanji, bahwa dia tidak akan menikah sampai kapan pun. Dia merasa, dengan menjalani kehidupannya yang serba bebas saat ini, Xander sudah merasa cukup. Lantas, untuk apa dia mempermasalahkan perihal jodoh apalagi berumah tangga?
Semua itu hanya omong kosong baginya.
Malam itu, Xander berjalan sempoyongan menuju kamar yang telah dia booking.
Kepalanya terasa begitu berat hingga dia sempat terjatuh beberapa kali. Dengan tubuh limbung dia kembali bangkit dengan berpegangan pada dinding. Namun sayangnya, pandangannya kian buram.
Xander terjatuh sekali lagi.
Seorang wanita terlihat mendekati Xander dan membantu Xander untuk bangkit.
Meski dalam keadaan mabuk berat, tapi kesadaran Xander belum sepenuhnya menghilang.
Dia sempat membalas tatapan wanita itu ketika si wanita itu memapahnya menuju kamar yang Xander tunjukan.
Wanita itu merebahkan tubuh Xander ke atas tempat tidur dan hendak pergi.
"Eh, mau kemana?" ucap Xander dengan suara parau. "Lepaskan sepatuku!" perintahnya pada wanita itu.
Si wanita kembali berbalik. Dia menatap sendu ke arah Xander saat itu. Jujur, dalam hati dia menjerit melihat keadaan Xander yang begitu mengenaskan malam ini. Dia sengaja mengikuti Xander sampai ke dalam Club ini hanya untuk memastikan bahwa Xander baik-baik saja. Dia tahu masalah yang sedang dihadapi Xander saat ini. Itulah sebabnya dia begitu mengkhawatirkan keadaan Xander.
Setelah melepas sepatu dan kaus kaki Xander, wanita itu kembali berbalik dan hendak pergi namun tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh Xander hingga tubuhnya terjatuh menindih tubuh Xander di atas ranjang itu.
Detak jantungnya kian menggebu. Dia benar-benar gugup. Wajah Xander saat ini begitu dekat dengannya. Bahkan ke dua tangan laki-laki itu terasa meremas pinggulnya dengan begitu kuat.
Dan saat Xander hendak mencium bibirnya, dia ingin mengelak, tapi perasaannya yang begitu besar untuk Xander yang bahkan telah sangat lama dia pendam justru membuatnya menyerah.
Wanita itu menyerah tanpa syarat saat dirinya menjadi bahan eksploitasi Xander yang begitu beringas malam itu.
Xander memperlakukan dia bagai sebuah mainan yang tak berarti. Bahkan lelaki itu sama sekali tidak perduli saat wanita itu menangis menahan sakit ketika Xander merenggut kesuciannya.
Sebut dia bodoh.
Ya, wanita itu sadar dirinya terlalu bodoh. Pengaruh Xander begitu kuat. Dia tak bisa menolak.
Dia lelah memendam perasaannya sendirian dan hanya bisa mengagumi Xander diam-diam. Menatap laki-laki itu dari kejauhan karena reputasi Xander yang dikenal kejam dan mengerikan sebagai seorang CEO muda sukses di Indonesia. Tak ada yang berani mendekati Xander di kantor. Jangankan menyapa, menatap ke arah lelaki itu saat dia lewat saja tak ada yang berani.
Begitu pun dirinya.
Apalah dia, hanya seorang karyawati biasa yang bahkan tak pernah berpacaran seumur hidupnya.
Pergumulan malam itu berlangsung begitu panas dan panjang.
Xander tersenyum puas di samping wanita itu saat dia berhasil menyalurkan hasratnya.
Dia memang sudah seringkali bergonta ganti wanita, tapi baru kali ini dia mendapati seorang perawan. Membuatnya sedikit kewalahan. Bercak darah di seprai itulah penanda yang membuat Xander yakin, bahwa pelacur baru bernama Amanda yang disebut-sebut Chris itu adalah seorang perawan.
Pasti Mami Grace akan membandrol harga selangit padanya.
Ah... Xander tidak perduli. Berapapun nilai yang diminta Mami Grace, pasti akan Xander penuhi.
Intinya, yang penting dia puas.
Bahkan sangat puas.
Wanita ini boleh juga...
Pikir Xander membatin.
Dan beberapa detik setelahnya, ke dua mata lelaki itu pun terpejam akibat kelelahan.
Satu Bulan sebelum prolog... Malam kian larut tapi suasana di Club malam elit The Dragon's Club justru semakin meriah. Lima orang lelaki berpakaian casual tampak asik bercengkrama di pojokan ruangan. Yakni sebuah tempat yang sudah menjadi lokasi base camp mereka jika sedang bebas tugas. Ya, mereka adalah Alvin, Roni, Tio, Bagas dan Arsen. Lima orang tentara berpangkat mayor yang sedang menikmati waktu luang mereka dengan berpesta pora. Sekedar merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah bertugas di medan perang. "Udah lama kita nggak main Truth Or Dare," celetuk Alvin setelah menenggak habis botol vodkanya. Alvin memposisikan botol kosong itu di tengah-tengah meja yang melingkar. "Ah, nggak usah mulai deh Vin!" sahut Tio tidak setuju. "
Acara pernikahan mewah itu baru saja berlangsung. Kedua mempelai sudah berada di dalam kamar pengantin mereka. Handaru menghampiri Mitha yang tampak kesulitan membuka gaun pengantinnya. "Sini, aku bantu," ucap Handaru dengan senyuman ramahnya. Lelaki itu membantu sang istri melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha hingga menyisakan pakaian dalam saja yang membalut tubuh mungil itu. Merasa malu karena ini pertama kalinya dia berada satu kamar dengan Handaru, Mitha buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakannya. "Kamu mau mandi?" tanya Handaru pada Mitha, wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Menjadi seorang Nyonya Handaru Pratama. Sang Milyuner yang kekayaannya tak akan habis tujuh turunan. Mitha mengangguk, pipi wanita itu merona. "Boleh aku ikut?" ucap Handaru dengan kerlingan nakal. Mitha memukul bahu
Enam bulan kemudian...Di sebuah tanah lapang berumput hijau dengan pemandangan alam yang indah di sekitarnya, sebuah keluarga tampak berkumpul menikmati indahnya hari.Sudah menjadi rutinitas wajib bagi keluarga Malik untuk mengadakan piknik keluarga di akhir pekan."Arsen, ayo makan dulu," teriak Diana yang ikutan berlari mengejar sang cucu yang asik bermain bola bersama Dirga.Sarah yang tampak asik mengobrol dengan Berta. Mereka duduk di atas tikar piknik dengan berbagai macam makanan lezat yang mereka bawa.Sementara itu, di sisi lain lokasi tersebut Xander, Jarvis dan Aldrian tampak asik menikmati indahnya pemandangan."Kamu sudah pantas menggendong anak, Al. Mau sampai kapan menjomblo terus?" ucap Xander menggoda Aldrian yang saat itu sedang menggendong salah satu bayi kembar sang Kakak.
Seorang wanita tampak menarik napas dalam-dalam. Peluh menetes membanjiri wajahnya yang pucat. Sesekali terdengar rintihan dan teriakan dari arah brankar ruangan bersalin itu tatkala si wanita merasa dirinya tak mampu lagi menahan nyerinya kontraksi.Sejak kepulangan keluarga Malik usai menghadiri acara pernikahan Jarvis dan Aliana, lalu mereka melangsungkan acara pesta barbeque di halaman rumah kediaman Malik yang luas, seharian itu Mischa memang kurang istirahat. Terlebih efek gembira ketika dirinya mampu berjalan kembali seperti sedia kala.Mischa terus beraktifitas, berjalan mondar-mandir ke sana kemari dengan keadaan perutnya yang buncit.Hingga pesta usai, Mischa justru harus kembali melakukan aktifitas ranjang bersama sang suami hingga waktu mendekati pagi.Itulah sebabnya, menjelang fajar di pagi hari, Mischa merasakan perutnya mulas dan kram."Xander..." gumam Mischa lirih.
Acara sakral itu berlangsung begitu khidmad dan lancar.Jarvis sangat tenang saat melafalkan kalimat ijab dan kabulnya.Setelah ijab dan kabul usai, lalu kedua mempelai menyambut tamu undangan yang hendak bersalaman di atas pelaminan, sore harinya acara pun selesai.Jarvis dan Aliana sudah berganti pakaian. Kini mereka sedang berkumpul di lapangan parkir gedung hendak pulang. Saat itu keluarga Malik terlihat berkumpul di sekitar area parkir, mereka menunggu kedatangan pasangan pengantin baru. Malam ini, keluarga Xander berencana mengundang Jarvis dan Aliana untuk makan malam bersama di kediaman utama keluarga Malik.Baik Jarvis dan Aliana, yang memang sama-sama tak memiliki keluarga, jelas sangat senang atas undangan itu. Bahkan jika hari weekend tiba, mereka seringkali ikut nimbrung dalam acara piknik keluarga Malik. Dan bagi keluarga Malik, mereka sudah layaknya keluarga sendiri.Saat it
Mentari pagi terlihat bersinar cerah di angkasa. Cahayanya menerobos jendela kaca bening sebuah kamar besar nan mewah yang terletak di salah satu perumahan elit Jakarta.Mischa menggeliat tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari langsung. Dia mengernyitkan kening, menguap satu kali seraya mengucek ke dua bola matanya secara bersamaan.Ketika kedua bola matanya berhasil terbuka, Mischa tak mendapati sosok Xander di sisinya.Mungkin, suaminya itu sedang di kamar mandi, pikirnya.Tubuh Mischa kembali menggeliat. Dia merentangkan ke dua tangannya ke atas. Entah kenapa, pagi ini dia bangun dengan keadaan tubuh yang lebih segar dari kemarin-kemarin.Apa mungkin karena...?Kedua pipi Mischa mendadak merona, saat otaknya kembali memutar kejadian tadi malam di dalam kamar ini.Bahkan setelah hampir dua bulan berlalu tanpa adanya aktifitas ranjang dalam bid
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen