Beranda / Rumah Tangga / Derita Istri yang Difitnah Mandul / 56. Pertemuan Pertama Intan dan Mira

Share

56. Pertemuan Pertama Intan dan Mira

Penulis: Aprillia D
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 23:00:00
Tujuh tahun yang lalu

Intan terdiam di tempat duduknya kala mobil yang membawanya telah berhenti di pelataran restoran mewah. Dia mengagumi mewahnya restoran di depannya kini, tempat di mana dia harus bertemu keluarga calon suaminya, keluarga Bima.

"Kamu tunggu di sini, ya," ucapan sang calon suami seketika membuyarkan lamunannya. "Biar aku bukain pintu."

Intan menoleh, hendak protes, tapi Bima sudah lebih dulu turun dari mobilnya. Tak lama kemudian, pintu samping tempat duduk Intan terbuka, disertai uluran tangan dari calon suaminya.

"Silakan turun, Tuan Putri," ucap Bima ketika Intan menjabat tangannya.

Intan hanya tersenyum malu-malu. "Kamu berlebihan, deh."

Ketika mereka sudah turun, Bima merangkul bahu istrinya yang terekspos. "Aku bakal ngetreat kamu layaknya Princess."

Intan lagi-lagi mengulum senyum. "Lebay deh kamu."

"Gimana? Senang nggak aku perlakukan kayak gini?"

"Kamu biasa aja aku udah senang, kok."

Bima hanya tertawa lantas mencolek hidung mungil calon istri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   63. Pertanyaan Intan

    "Ada masalah, Nak?" tanya Risma sembari menatap anaknya lekat-lekat. "Sikap Mama balik lagi kayak dulu, Bu." Intan berterus-terang. Wajahnya berubah sedih. "Ibu tahu kan gimana sikap Mama yang sebenarnya selama ini ke aku?" Risma menghela napas. "Kamu yang sabar, ya, Nak?" Hanya itu yang dia ucapkan. Intan ingat dulu waktu pertama kali melihat sikap Mama Mira, ibunya tidak suka dan tidak menyetujui pernikahan mereka. Bahkan sampai awal pernikahan pun, ibunya tidak begitu suka dengan besannya itu, bahkan kepada Bima, menantunya sendiri. Namun, sejak Intan memenuhi kebutuhannya dan kedua anaknya yang lain, lambat laun kekesalan ibunya terhadap keluarga suaminya berkurang. Kadang Intan merasa ibunya mengorbankan dirinya untuk kehidupan yang lebih baik. "Dan ibu tahu apa yang menyebabkan Mama Mira nggak pernah suka sama aku dari awal?" tanya Intan kemudian. Dan pertanyaan itu malah membuat ibunya terdiam. "Karena dia nggak tahu siapa ayah kandungku, Bu. Sampai detik ini aku sendi

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   61. Pertanyaan Intan

    "Ada masalah, Nak?" tanya Risma sembari menatap anaknya lekat-lekat."Sikap Mama balik lagi kayak dulu, Bu." Intan berterus-terang. Wajahnya berubah sedih. "Ibu tahu kan gimana sikap Mama yang sebenarnya selama ini ke aku?"Risma menghela napas. "Kamu yang sabar, ya, Nak?" Hanya itu yang dia ucapkan.Intan ingat dulu waktu pertama kali melihat sikap Mama Mira, ibunya tidak suka dan tidak menyetujui pernikahan mereka. Bahkan sampai awal pernikahan pun, ibunya tidak begitu suka dengan besannya itu, bahkan kepada Bima, menantunya sendiri.Namun, sejak Intan memenuhi kebutuhannya dan kedua anaknya yang lain, lambat laun kekesalan ibunya terhadap keluarga suaminya berkurang. Kadang Intan merasa ibunya mengorbankan dirinya untuk kehidupan yang lebih baik. "Dan ibu tahu apa yang menyebabkan Mama Mira nggak pernah suka sama aku dari awal?" tanya Intan kemudian. Dan pertanyaan itu malah membuat ibunya terdiam."Karena dia nggak tah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   60. Pertanyaan Intan

    "Ada masalah, Nak?" tanya Risma sembari menatap anaknya lekat-lekat."Sikap Mama balik lagi kayak dulu, Bu." Intan berterus-terang. Wajahnya berubah sedih. "Ibu tahu kan gimana sikap Mama yang sebenarnya selama ini ke aku?"Risma menghela napas. "Kamu yang sabar, ya, Nak?" Hanya itu yang dia ucapkan.Intan ingat dulu waktu pertama kali melihat sikap Mama Mira, ibunya tidak suka dan tidak menyetujui pernikahan mereka. Bahkan sampai awal pernikahan pun, ibunya tidak begitu suka dengan besannya itu, bahkan kepada Bima, menantunya sendiri.Namun, sejak Intan memenuhi kebutuhannya dan kedua anaknya yang lain, lambat laun kekesalan ibunya terhadap keluarga suaminya berkurang. Kadang Intan merasa ibunya mengorbankan dirinya untuk kehidupan yang lebih baik. "Dan ibu tahu apa yang menyebabkan Mama Mira nggak pernah suka sama aku dari awal?" tanya Intan kemudian. Dan pertanyaan itu malah membuat ibunya terdiam. "Karena dia nggak tahu siapa ayah kandungku, Bu. Sampai detik ini aku sendiri pun

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   59. Keluarga Intan

    Dan kalimat itu sungguh membuat Risma tak menyangka, tentu saja dia tersinggung dan sakit hati. Intan yang mendengar percakapan itu dari jauh menghampiri mereka. Sebenarnya Mira datang kemari bersama Intan dan Bima menggunakan mobil pribadi mereka. "Ada apa ini, Bu, Tante?" tanyanya menyadari sepertinya akan ada huru-hara yang terjadi. Intan sudah tahu betul bagaimana sikap calon ibu mertuanya itu. Dan dia tak ingin ibu mertuanya sampai menyakiti perasaan ibunya. Mira lantas menatap calon menantunya bersamaan dengan Bima yang ikut menghampiri mereka. "Jadi ini warung makan milik ibu kamu yang kamubangga-banggakan itu? Ini bukan warung makan, ini kedai kumuh namanya."Ungkapan itu sungguh tidak terduga. Bima sendiri sampai terkejut melihat ucapan mamanya sendiri. "Ma kenapa ngomong begitu, sih?" Mira lantas menatap anaknya. "Memang kenyataannya begitu, kan?""Mama jangan lihat dari tempatnya aja, dong. Di sini nggak kumuh, Ma. Ini bersih, tuh liat kan bersih. Masakan Tante Risma

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   58. Kedai Kumuh

    "Intan!" Bima mengejar Intan sampai ke pelataran. Entah sejak kapan hujan turun, Bima melihat pelataran itu gelap dan basah. Namun, Intan tak peduli, dia terus berlari sambil menangis di tengah hujan itu. Dan Bima pun terus mengejarnya dan meneriaki namanya. "Intan dengerin aku dulu, kita bisa bicarakan ini baik-baik, kamu kenapa?" tanya Bima ketika akhirnya dia berhasil memegang lengan Intan. Mereka berdua kini berdiri berhadap-hadapan di tengah hujan yang lumayan lebat membuat keduanya basah kuyup. Intan mau tak mau berhenti. Dan menangis di bawah hujan. Sakit sekali hatinya mengingat omongan calon ibu mertuanya tadi. Dan dia tak pernah menyangka akan hal ini. Harusnya dari awal dia tahu, kalangan seperti Bima tidak mungkin bisa menerima perempuan seperti dirinya. Intan pun berbalik menatap Bima masih dengan linangan air mata. "Mama udah ngomong apa aja sama kamu?" tanya Bima. "Mama kamu nggak suka sama aku. Kita nggak bisa menikah," jawab Intan. "Maafin Mama, ya. Apa pun

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   57. Ucapan Pedas yang Menyakiti Hati

    "Sejak kecil saya emang nggak tahu bapak saya siapa, saya nggak pernah ketemu sama bapak saya dan saya nggak tahu bapak saya masih hidup atau nggak sekarang." Intan memutuskan berterus-terang karena dia merasa Mama Bima baik dan ramah. "Bahkan namanya saya juga nggak tahu.," Mendengar penjelasan itu, wajah Mira malah semakin terlihat tidak mengerti. "Maksud kamu nggak tahu bapak kamu siapa itu, gimana? Memangnya Mama kamu nggak pernah cerita? Apakah kamu juga nggak punya ibu?" Firasat Intan mulai tak nyaman, tapi dia tetap berusaha menjawab dengan jujur. "Ibu saya ada, Tante. Alhamdulillah dari kecil saya hidup hanya dengan ibu dan kedua adik saya yang sekarang masih sekolah." "Lalu bapak kamu?" Intan malah terdiam. Bingung menjawab apa Melihat Intan malah diam, Mira kembali bertanya. "Terus Mama kamu sekarang kerja apa? Mama kamu punya usaha?" Intan mengangguk. "Punya. Usaha--" "Berapa cabang usahanya?" Belum selesai Intan bicara, Mira sudah memotong, membuat Intan terdiam me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status