Share

Bab 71. Menghadap Sang Raja

Matahari belum sepenuhnya menenggelamkn diri di ufuk barat. Semburat merah jingga masih terlukis jelas di atas horison lngit barat, selaksa lukisan berbentuk selendang penari nirwana. Sebuah pertanda bahwa waktu akan berputar berganti nuansa.

Tepat di saat langit jingga menghiasi langit barat itulah, Patih dua Dimas Bagus Penggalih melangkahkan kaki menuju ke puri istana. Sendirian saja. Tanpa sang ayah, Patih satu Diro Menggolo menemani. Karena sang ayah belum lagi terlihat sosoknya sejak siang hari saat berpamitn hendak merawat benda pusaka di ruang samping balairung.

Ketika langkah sang patih muda itu telah sampai di depan pintu utama puri istana, dia melihat Prabu Arya Pamenang tengah duduk berhadapan dengan ayahnya, Patuh satu Diro Menggolo. Sejenak patih muda itu terkesiap. Bukankah sang ayah tadi berpamitan hendak merawat pusaka?

"Masuklah, Ananda Patih dua Dimas Bagus Penggalih." Prabu Arya Pamenang menganggukkan kepala le arah putra tunggal Patih satu Diro Men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status