*Ruangan Lastri
Lastri belum juga sadar, Adam duduk di kursi samping Lastri, dan sesekali mengajak Lastri untuk bangun.
"Lastri, Zayka udah siuman tuh dia pengen banget ketemu sama kamu Las," ucap Adam sambil melihat Lastri yang belum sadarkan diri dari pingsan itu.
Tiba-tiba Lastri meneteskan air mata, Adam yang melihat Lastri langsung memegang tangan Lastri.
"Lastri," ucap adam.
Tak lama dari situ Lastri pun siuman, dengan mata sayu karna baru sadar, Lastri langsung menyebut nama Zayka.
"Zayka, mas Zayka gimana mas?" ucap Lastri yang langsung duduk tidak pelan-pelan, itu membuat kepala Lastri menjadi sakit."Awww, ssttt." Lastri meringis kesakitan dan langsung meme
Lastri dan Adam menghampiri Nita."Sayang," ucap Lastri melihat Nita.Nita langsung menghapus air matanya,"Om sama mamah ngapain kesini? Gak jagain Zayka aja?" tanya Nita sambil memutar-mutar kan bunga yang ia petik."Sayang, mamah tau kamu marah kan sama mamah? Karna mamah lebih memperhatikan Zayka?" tanya Lastri sambil memegang tangan Nita.Nita diam tak menjawab pertanyaan Lastri, malah dia tidak mau melihat Lastri tapi hanya melihat bunga yang ia mainkan saja.Lastri menoleh ke Adam, Adam memberi kode untuk terus bujuk Nita sampai mau bicara lagi dengannya."Sayang nya mamah, cantiknya mamah kok diem aja nak? Mamah ngobrol kok gak di tanggepin?" tanya Lastri lagi sambil mengusap rambut nya Nita.&n
Adam pun kembali dengan kabar bahagia, kalau Lastri bisa tes DNA dengan Zayka."Hmm mas? gimana bisa aku tes DNA sama Zayka?" tanya Lastri sedikit cemas ke Adam."Bisa Las, sekarang aku minta sample rambut kamu dan Zayka ya," ucap Adam bahagia melihat Lastri bisa tersenyum karna kabar yang ia bawa.Lastri pun mencabut 1 helai rambutnya, dan mencabut 1 helai rambut Zayka."Maaf ya sayang, mamah minta satu" ucap Lastri sambil mencabut 1 helai rambut Zayka.Lastri pun memasukkan masing-masing rambut ke masing-masing plastik lalu diberikan ke Adam."Ini mas, semoga hasil nya membahagiakan, kalaupun nanti hasilnya negatif, dia bukan anakku, aku akan tetap menganggap dia itu sama seperti anak kandungku" ucap Lastri sambil memandang
*Di rumah LastriNita yang pulang sendirian dari rumah sakit, dengan terburu-buru masuk kedalam rumah dan ingin langsung ke kamar Lastri untuk mencari tau tentang alasan mamah nya ingin melakukan tes DNA sama Zayka.Nita sangat tergesa-gesa sampai lupa untuk membuka sepatunya."Non, itu sepatunya lupa dilepas?" ucap pembantu Lastri bernama bi Nima."Eh iya, maaf bi lupa." Nita langsung melepas sepatunya."I-iya non," ucap bibi sambil mengambil sepatu yang main ditinggalkan Nita di lantai.Nita pun langsung masuk ke kamar Lastri yang kebetlan gak dikunci."Nah, bagus nih gak dikunci mamah, biasanya kan mamah suka ngunci," ucap Nita sambil membuka pintu kamar Lastri.Rapih, bersih, dan serba warna coklat adalah kamar Lastri. iya, Lastri memang menyukai warna coklat. karna menurutnya, warna yang cantik dan netral.
SETELAH HAMPIR 1 MINGGU PERAWATAN, AKHIRNYA MEREKA SUDAH BOLEH PULANG *Ruangan Zayka Zayka ditemani Linda, itu pun Linda lakukan terpaksa karna memang Linda tidak mau kalau Lastri yang menjaga Zayka. "Alhamdulillah, udah boleh pulang ya mah," ucap Zayka sambil tersenyum "Ya, udah buruan pulang yuk, cucian kamu banyak!" jawab Linda dengan nada lembut menjadi ketus, sambil main HP nya. "Cucian? Mah Zayka kan baru pulih, jalan aja Zayka belum bisa," ucap Zayka sambil mengerinyit kan dahi nya, menatap Linda dengan sedih. "Heh!! Memangnya kamu pikir selama kamu disini, yang nyuci itu siapa? Yang rapihin rumah itu siapa? Saya? Ya jelas gak mau lah!!" Gertak Linda emosi yang berjalan ke arah Zayka. "Ta-tapi mah, kan bisa loundry? Kenapa nunggu aku?" Zayka menjawab lagi, mata nya sudah berkaca-kaca. "Aaa
Adam yang melihat Lastri yang ekspresi nya berubah setelah lihat kamar Zayka yang kosong pun langsung bertanya."Las? Hei kenapa?" tanya Adam memegang bahu lastri sambil berjalan."Gak apa-apa mas, tadi liat kamar Zayka udah kosong, apa dia udah pulang ya?" tanya Lasti kembali ke Adam."Mungkin, tapi kok gak ada pamit ke kamu?" Adam mempertanyakan hal yang sama, sebenernya Lastri pun memikirkan hal itu."Iya itu yang aku pikirin, tapi ya udah lah. Lagian aku bukan siapa-siapa juga" jawab Lastri.Nita tak mendengarkan apa yang Lastri dan Adam bicarakan karna sedang focus ke HP nya.Sesampainya diluar rumah sakit, Lastri melihat kiri dan kanan, sebenernya ia mencari Zayka. Karna siapa tau Zayka masih berada di area rumah sakit."Pasti nyari Zayka ya?" tanya Adam."Iya mas, udah naik mobil mungkin," jawab Lastri yang sam
"Terkadang, memfitnah itu menguntungkan sayang,"ucap Linda sambil tersenyum dan mencolek dagu Zayka."Nggak mah, pokoknya Zayka gak mau!" dendam tegas Zayka menjawab kata-kata yang bau Linda ucapkan."Mamah tidak perlu sepertujuan kamu, Zayka. Biar ini smua urusan mamah," ucap Linda."Ta-tapi mah ... " Zayka tidak terima dengan rencana Linda yang ingin memfitnah Lastri."DIAM!" bentak Linda sambil mengerem mendadak kendaaan nya itu.Zayka pun hanya bisa diam dan menahan air matnya agar tidak jatuh, dan membuat Linda semakin kasar.*Back to LastriSelama perjalanan, Lastri diam tak berkata seperti sedang memikirkan sesuatu. Adam yang sedang menyetir sesekali melirik ke arah Lastri di sebelahnya, jadi muncul perasaan ingin bertanya, apa yang Lastri pikirkan."Las, kenapa?" Tanya Adam.Lastri langsun
"Hmmm ... Itu," ucap Linda sambil menunjuk sepasang makam orang yang tidak dikenal itu."Dua? Berarti itu mamah sama papah kandung aku?" Zayka menatap makam itu sambil sesekali melihat Linda."Iya, mamah antar kamu kesana," ucap Linda sambil mendorong kursi roda Zayka.Angin sepoi-sepoi, suara yang sunyi membuat hati Zayka semakin bergemuruh tak kuat dan tak percaya kalau kedua orang tua nya telah tiada."Mah, pah kenapa aku hanya bisa melihat tanah dan batu nisan kalian. Kenapa kita gak bisa ketemu dulu," ucap Zayka dalam hati nya yang sudah tak bisa bersuara karna bibir terasa kaku.Sampailah Zayka dan Linda di tengah-tengah kuburan yang Linda bilang itu kedua orang tua Zayka."Ini." Linda melepaskan genggaman nya dari pegangan kursi roda Zayka.Zayka melihat kanan dan kiri kuburan itu sambil menangis."Ini serius m
"Mah, tapi kan itu bukan kesalahan mamah, ini kan musibah mah?" ucap Nita."Tapi, seandainya dia gak ikut mamah untuk ke caffe? Dia gak akan celaka!" Lastri masih kekeuh kalau dia penyebab Zayka celaka."Udah-udah jangan pada ribut. Las, Nita memang bener, kamu gak boleh bilang terus kalau ini kesalahan kamu murni. Ini kan musibah, kamu juga gak mau kan celaka?," ucap Adam melerai."Tapi ... ." Lastri menatap Adam dan Nita."Nggak mah, ini bukan salah mamah," ucap Nita sambil memegang tangan mamahnya itu.Setelag mereka berbincang-bincang tak lama makanan mereka pun datang."Permisi, makanan nya sudah jadi." Waiters menghampiri meja no 10 itu."Oh iya-iya mas," ucap Lastri sambil mengangkat tangannya dari meja."Hmm enak banget nih pasti, kamu pesen apa Las?" tanya Adam."Lupa namanya hehehe cuma