Dev seringkali merasa aneh dengan kedekatan istri dan ayah nya, belum lagi dia sering mendengar suara aneh saat tengah malam ketika dia terlelap. Anehnya tiap kali dia mencoba bangun dan berusaha untuk mencari apa yang dia dengar dan apa yang terjadi, tubuhnya seringkali tidak bisa digerakkan dan bola matanya seringkali tidak bisa di buka dengan sempurna, seolah-olah ada yang menekan kesadaran nya. Belum lagi belakangan Hanin, sang istri memiliki gelagat aneh yang mencurigakan.
View More"Tinggal di rumah papa saja, sebab sudah tidak ada siapa-siapa lagi disini sejak mama meninggal." Barisan kalimat itu diberikan papa pada Dev setelah acara 7 hari mama nya.
Dev sebenarnya ingin menolak karena merasa jarak tempuh tempat kerja dan rumah papa nya cukup jauh, berbeda dari tempat tinggal mereka menuju ke tempat kerjanya jelas memiliki jarak tempuh yang cukup dekat dan nyaman. Belum lagi beberapa alasan lainnya yang tidak bisa Dev jabarkan satu persatu untuk menolak keinginan papanya. Tapi dia tidak bisa menyampaikan nya karena beberapa anggota keluarga setuju agar dia tinggal dengan sang papa bersama istrinya. Adiknya tidak mungkin tinggal disana, Amira tinggal diluar kota ikut dengan suaminya.Sebenarnya usia papa Dev masih sangat muda, baru kepala 4 lebih sedikit. Menikah dengan almarhumah mama nya di usia muda baru menyelesaikan bangku SMA dan lahirlah Dev di antara mereka. Jiwa papa nya jelas masih sangat muda, tubuhnya masih gagah dan bahkan sang papa masih aktif bekerja sebagai aparatur sipil negara. Jadi dia pikir tidak ada yang harus dia khawatir kan soal laki-laki tersebut. Tapi tetap saja pada akhirnya dia harus mengalah juga, karena papa nya berkali-kali mendesak nya untuk pulang begitu juga tante dan adik nya yang ada di luar kota."Sudah siap?" Dev bertanya pada sang istri nya, perempuan yang dinikahi nya hampir 5 bulan ini.Hanin, dia cantik dengan tubuh proporsional nya. Hanin layaknya perempuan cantik pada umumnya, yang suka berdandan, menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Jangan minta dia berhijab, karena bagi Hanin masih terlalu muda jika dia harus menggunakan hijab sekarang."Ini bukan style ku, mas."Itu yang seringkali Hanin ucapkan jika dia berkata tidakkah Hanin ingin mencoba menggunakan hijab jika keluar rumah.Tidak heran, selain usia Hanin yang baru menginjak usia 22 tahun, jiwa muda nya masih bergelorah sedangkan Dev sudah cukup dewasa di usia 27 tahunnya. Belum lagi Hanin cukup eksis di media sosial seperti TikTok, dia punya banyak pengikut dan tiap postingan nya pasti menghasilkan cuan yang mampu membuat Hanin menambah jatah untuk mempercantik dirinya dari ke salon, dokter kecantikan, memiliki barang mewah dan lain sebagainya. Meskipun jatah bulanan Dev juga cukup besar diberikan pada Hanin mengingat gaji Dev ada di angka 2 digit."Sudah semua." Hanin menjawab pertanyaan Dev dengan cepat.Untung nya Hanin tidak pernah protes mau mereka tinggal di rumah sendiri, di apartment sewaan atau dirumah orang tua nya."Aku harap kamu nyaman tinggal sama papa." Ucap Dev lagi kemudian."insyaAllah, kan mas tahu sendiri bagaimana papa nerima sebelum pernikahan kita."Hanin menampilkan ekspresi wajah senang, mengingatkan Dev bagaimana ayah laki-laki tersebut memperlakukan dirinya dalam tiap pertemuan mereka dulu.Dev ingat, papa nya benar-benar menyambut kehadiran Hanin dengan penuh keramahtamahan, sedikit berbeda dengan mendiang mama nya yang sering memeringati Dev soal Hanin dulu."Kamu yakin dengan perempuan pilihan kamu itu?" Mama nya pernah mempertanyakan hal tersebut."insyaAllah yakin.""Mama punya firasat kurang baik.""Ma?""Dia terlalu gampang akrab dengan laki-laki, bahkan sama om dan papa mu sendiri.""Hanin anaknya humble ma.""Tapi tidak seagresif itu juga bukan?""Dia anak baik-baik ma, mama belum kenal Hanin dengan baik aja.""Nanti kalau di rumah papa, boleh ga Hanin minta 1 kamar khusus yang kosong untuk Hanin kerja?" Dan sang istri bertanya.Karena Hanin seorang konten kreator juga, beberapa postingan nya biasanya dikerjakan dalam ruangan khusus, Hanin sibuk berkutat dengan laptop dan handphone nya bisa berhari-hari untuk menghasilkan 1 Vidio, dirumah mereka sang istri memiliki satu kamar khusus yang tidak boleh di ganggu gugat oleh siapapun jadi menurut Dev permintaan Hanin jelas masuk akal."He em, aku sudah ngomong sama papa. Kamar lama di lantai atas bisa kamu gunakan untuk ruang kerja kamu nanti nya." Jawab Dev kemudian.Seulas senyuman mengembang di balik wajah cantik Anin, bola nata dengan softlens berdiameter besar menambah kecantikan tersendiri untuk sang istri nya belum lagi senyuman khas yang begitu menggoda membuat Dev seringkali memuja sang istri nya."Terimakasih mas." Ucap Hanin kemudian.Dan mereka bergerak menuju ke rumah utama keluarga Dev,membawa barang-barang mereka untuk pindah kesana. Meskipun sebenarnya Dev merasa hatinya masih menentang keinginan untuk kembali ke rumah papa dan mendiang mama nya. Sejak dulu dia dan papa nya tidak terlalu dekat, sebab sang papa jarang melakukan interaksi dengan nya dan sang adik karena kesibukan kerjanya. Apalagi Dev pernah begitu membenci papa nya selama beberapa tahun karena laki-laki itu pernah beberapa kali kedapatan berselingkuh. Mama nya seringkali mengalami sakit-sakitan karena terkena tekanan batin atas sifat buruk sang papa yang sering main perempuan.****Catatan = Selamat datang di novel baru ku Mak, update tiap hari, mohon tinggalkan komentar nya mak biar aku tambah semangat update.Crasssss.Brakkkkkk.Pranggggg.Suara sebuah benda dijatuhkan, seperti suara besi yang menghantam lantai dan memekakkan telinga."Oh sial." Aku merasa tubuh ku dihantam oleh sesuatu, rasa berat terasa dimana aku merasa jika Juna menindih tubuh ku tiba-tiba. Aku jelas mengernyitkan dahi."De..v..."Saat aku sudah pasrah dengan keadaan, aku pikir aku pasti sudah selesai dan mati saat ini tapi suara Hanin terdengar memecah keadaan. Hanin bicara terpatah-patah dan penuh ketakutan."Say....ang."Aku yang merasa berakhir atau mungkin sudah mati merasa agak sesak sebab tubuh Juna menindih ku dan membuat nafas ku menyempit. Tapi aku perlahan membuka bola mataku dimana aku menyadari jika Hanin berusaha untuk menyingkirkan tubuh Juna yang ada di atas ku. Aku menyadari sesuatu jika Juna tumbang dan....."Dev..." Suara Hanin kembali terdengar, menyingkirkan tubuh Juna dengan bersusah payah. Darah sengar mengalir, dan aku melihat Hanin menghantam kepala Juna dengan sesuatu. Sebuah besi tergeletak
"Kalau begitu mari kita akhiri segalanya." Dan Juna bicara dalam kemarahan mendalam, bola matanya mengeluarkan Kilauan mengerikan penuh kenyataan. Warna kilau di tangan kanan nya seketika terlihat dan aku jelas cukup terkejut.Secara jujur aku sudah menyiapkan ancang-ancang tapi kejadian nya terasa begitu cepat saat Juna tiba-tiba saja berhamburan datang ke arah ku dan menyerang ku."Akhhhh." Hanin jelas terkejut saat melihat Juna menyerang ku tanpa basa-basi.Juna mencoba menikam ku dengan sebilah pisau, membuat aku terkejut setengah mati. Brakkkkk.Hantaman keras terasa saat Juna menyerang dan menghantam ku. Bersyukur aku bisa menangkis dan menahan tangannya yang memegang sebilah pisau. Hanin jelas terkejut, sebagai seorang perempuan apa yang bisa dilakukan kecuali berteriak histeris ketika melihat ipar nya ingin membunuh suaminya. Apalagi melihat sebuah pisau coba di tancapkan pada jantung ku. Refleks aku bisa mengelak saat ini, mencengkeram erat pergelangan tangan Juna dan menaha
Hahahaha Juna pada akhirnya tertawa sumbang, dia cukup tidak percaya saat aku mengatakan segalanya. Tatapan nya cukup mengerikan saat ini di mana dia mencoba untuk menegakkan dirinya agar tidak oleng setelah mendengar ucapan ku barusan. Hanin terlalu takut melihat Juna, menyembunyikan diri dalam keterkejutan yang sama. Aku tahu kondisi istriku tidak baik-baik saja, wajah nya luka dan tubuh nya juga ikut terluka."Kau terlalu banyak nonton drama, apa yang kau pikirkan dan kau sampaikan terlalu tidak masuk akal dan mengandung bualan semata." Juna masih bersikeras berkata jika aku membual, mana mungkin ucapan ku benar dan dia masih berusaha menyembunyikan satu kenyataan dari ku."Seharusnya aku menyadari saat mama dan papa kehilangan anak mereka di masa lalu." Dan tatapan ku tajam tertuju pada Juna, mengingatkan dia tentang sebuah peristiwa besar di masa lalu.Juna pernah hilang di masa kecilnya, kehebohan terjadi di mana-mana kala itu dan beberapa anggota keluarga tahu dan berusaha menc
"Seharusnya aku sudah bisa menebak nya dari awal, tapi sayang aku cukup terlambat menyadari semua nya, Juna." Dan aku terus bicara, kemudian menyebut nama Juna, saudara laki-laki ku. Aku membalikkan tubuh ku, membiarkan cahaya rembulan menerpa ku.Ikatan di tangan ku sudah terlepas, meskipun tubuh dan kaki ku diikat juga tidak membuat ku kesulitan bergerak. Aku melepaskan ikatan kaki ku perlahan dan membuka ikatan di tubuh ku. Kepala ku jujur masih berdenyut, tapi tidak menyurutkan aku untuk membalikkan tubuh dan menatap Juna. Hanin terlihat tidak berani menatap Juna, memilih bersembunyi di belakang ku.Juna berdiri tepat di hadapanku, jarak kami tidak terlalu jauh, awal nya dia ditutupi kegelapan hingga terpaan cahaya bulan menampilkan raut wajah Juna pada ku. Laki-laki itu menatap lurus ke arah ku, tatapan matanya terlihat berkilatan, aku bisa melihat dan menebak arti tatapan Juna tapi aku memilih untuk terus bersikap tenang tanpa peduli dengan tatapan nya pada ku.Hanin terkejut sa
Rasanya tidak ingin terlalu terburu-buru, sebab di pemikiranku saat ini Hanin pasti tidak baik-baik saja, tapi jika tidak terburu-buru, ada pemikiran lain yang menghantam bagaimana seandainya aku terlambat. Ah sudahlah.Aku mencoba untuk bergerak di mana kini kakiku melangkah masuk ke dalam halaman rumah, mencoba untuk bergerak menuju ke arah pintu depan, "Akhhhhh..." Dan terdengar dari arah lantai atas, aku terkejut, membelalakkan mata, pandanganku langsung tertuju ke arah lantai atas dimana aku membeku untuk beberapa waktu. "Hanin!?." Jelas saja aku tahu siapa pemilik suara itu, terlalu gegabah mungkin, secepat kilat Aku berlarian menuju ke arah anak tangga, menaikinya dengan cepat dan bergerak menuju ke lantai atas. Aku tahu itu Hanin ku, dia pasti dalam keadaan tidak baik-baik saja.Asal suaranya jelas dari arah kamar di bagian sisi kanan rumah, aku tidak harus menunggu lama untuk mencapai titik pintu tersebut. Anggaplah aku terlalu bodoh karena kepanikan, akal sehat dan juga lo
Suasana rumah agak aneh begitu aku tiba, dan yang membuat aku sedikit terkejut juga mengernyitkan dahi saat aku melihat sebuah mobil tidak asing terparkir di depan halaman rumah. "dia di sini?" aku membantin menyadari siapa yang datang ke kediaman aku dan Hanin. hanya saja kenapa semalam ini, aku pikir apakah sang pemilik mobil berencana menginap?.Berbagai macam spekulasi menghantam, membuat aku menebak-nebak tentang banyak hal.Hingga pada akhirnya secara perlahan aku memutuskan keluar dari mobil ku, tidak memarkir nya hingga masuk ke dalam halaman rumah,. memutuskan untuk memarkirkan nya agak jauh dari rumah kami.Tebak apa yang aku pikirkan?."apakah mungkin Hanin yang mengundang orang itu?" ah berbagai macam pemikiran penghantar diri ku saat ini, di tengah keadaan di mana Aku terlalu gelisah dengan keadaan. apalagi saat aku mengetahui tentang sebuah kenyataan tadi di mana aku ternyata bukan putra dari orang tuaku. yang lebih mengerikan lagi satu saudaraku tahu sajak bahasa anak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments