Share

Bab 22

"Kenapa tadi tidak berteduh dulu? Kan, bisa menumpang di teras toko, atau berhenti sejenak di cafe sambil minum kopi. Bahaya loh hujan-hujan tetap mengendarai sepeda motor," ucap Ibu saat kami sudah duduk di meja makan. 

Ibu duduk sambil menatapku. Sementara Mas Farzan, duduk berhadapan dengan kami. 

"Sarah, nggak tau, Bu. Mas Farzan yang bawa sepeda motornya. Tadi sempat berhenti dan berteduh. Tapi Mas Farzan melanjutkan perjalanan lagi. Katanya takut hujannya tidak berhenti dan semakin deras." Aku melirik Mas Farzan yang terlihat cuek sambil menyeruput kopinya. 

"Kamu, juga sih, Zan! Ibu tadi kan sudah bilang. Bawa mobil agar tidak kehujanan. Tapi tidak di dengarkan. Malah ngotot bawa sepeda motor, tapi tidak bawa mantel!" omel Ibu pada lelaki yang masih sibuk pada ponsel di tangannya.

"Bu, lebih enak bawa motor, bisa menyalip kanan dan kiri." Mas Farzan menggerakkan tanggannya ke ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status