Share

Bab 23

Aku dan Mas Farzan sudah berada di dalam mobil. Setelah perdebatan Mas Malik dan Mbak Diana tadi, aku diminta Ibu untuk pulang dengan diantarkan calon suamiku ini. 

Sudah lebih setengah jam kami di perjalanan, tapi Mas Farzan tidak sekalipun membuka suara. Dia hanya diam sambil menatap lurus ke depan dan sesekali dia akan menoleh ke luar jendela. Ya, semenarik itu jendela mobil bila dibandingkan denganku. Soalnya, Mas Farzan tidak sekalipun menoleh ke arahku. Hanya aku saja yang mencuri-curi pandang darinya.

"Mas Farzan, sariawan?" tanyaku memberanikan diri, agar suasana mencair. 

Bukannya menjawab, Mas Farzan malah menatapku tajam. 

"Galak banget, sih, jadi orang," gumamku seraya menyandarkan kepada ke belakang.

Aku juga tak mau lagi memperhatikan lelaki di sampingku ini. Lebih baik, melakukan hal yang sama, yaitu menatap ke luar jendela. 

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status