Share

SEMBILAN PULUH DELAPAN

Choky bergegas menemui Putra di rumahnya.

Putra yang kesal saat membuka pintu dan melihat partner kerjanya berdiri di depan pintu dengan wajah polos, bertanya dengan nada kesal. "Mau apa kamu jam segini ke sini? Dengar ya, badan aku itu tidak seperti kamu yang kuat lembur dengan fisik, aku lelah dan butuh istirahat."

Choky menatap dingin Putra lalu menyodorkan amplop yang diberikan nyonya. "Ini, dari nyonya."

Putra menerimanya dengan heran lalu membukanya. "Apakah kita akan berperang lagi?"

"Gosip di luar sudah keterlaluan, dukun yang diperintah wanita itu sudah mulai bergerak."

Putra mengerutkan kening dengan heran. "Dukun? Apakah wanita itu mengirim guna-guna? Bagaimana caranya?"

"Tidak tahu." Choky mengangkat kedua bahu dengan santai.

Putra mendecak. "Kamu bisa tahu dukun dia mulai bergerak tapi tidak tahu dengan cara apa?"

Choky menghela napas ironis. "Aku sudah melaksanakan tugas, sekarang tinggal sekretaris yang melakukan sisanya."

Putra terpana ketika melihat isi dokumen. "Ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status