Share

Bab 121 

Author: Belinda
Pada saat ini, Kyna sama sekali tidak memiliki energi untuk melawan. Dengan digendong seperti ini, dia dapat melihat kesuraman di mata Aldrian.

"Apa yang sedang dia lakukan?" Kali ini, Aldrian bertanya kepada perawat.

"Pak, dia lagi jalani rehabilitasi."

Aldrian mengerutkan kening. "Rehabilitasi? Rehabilitasi apa? Kenapa orangnya jadi begini? Dia lagi jalani rehabilitasi atau dilukai?"

"Aldrian!" Kyna menggertakkan giginya. "Kamu nggak perlu mengurusku!"

"Siapa lagi selain aku yang mungkin mengurusmu?" tegur Aldrian sambil menggendongnya keluar.

"Aldrian!"

"Pak, rehabilitasi Bu Kyna ...."

Kyna dan perawat itu berbicara serempak, tetapi Aldrian menyela ucapan mereka dengan kasar sambil berjalan pergi, "Dia nggak akan melakukannya lagi!"

"Aldrian, kamu nggak berhak ambil keputusan dalam urusanku!" seru Kyna dengan murka.

Setiap kali Kyna membutuhkannya, Aldrian tidak pernah ada untuknya. Sekarang, Aldrian malah ingin ikut campur dalam urusannya?

Aldrian telah menggendong Kyna keluar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 158

    Kemudian, sambil melihat lirik di layar, Aldrian lanjut bernyanyi, "Meski semuanya dimulai dari awal, aku takkan mengubah keputusanku. Aku memilihmu .... Kamu memilihku, oh .... Aku pasti akan mencintaimu ...." Ponsel Aldrian yang diletakkan di meja kopi berdering, tetapi musik dalam ruangan terlalu keras sehingga suaranya tidak terdengar. William yang duduk di sebelah melihat ID penelepon adalah "Sani". Seingatnya, itu adalah nama pembantu Aldrian. Dia melirik Aldrian yang sedang bernyanyi dan menjawabnya.Musik dalam ruangan sangat keras, sedangkan William tidak membuka speaker. Jadi, dia tidak bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Sani. Begitu mendengar Sani mengucapkan kata "nyonya", dia langsung merasa kesal. Apakah wanita jahat itu lagi-lagi mengawasi Aldrian? Dia benar-benar menjijikkan!William tidak mengatakan apa-apa, hanya meletakkan ponselnya di atas meja dan membiarkan orang di ujung telepon mendengar alunan musik di ruangan ini."Aku akan mencintaimu selamanya, aku ak

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 157

    "Hmm?" Kyna masih larut dalam alunan musik."Kamu kelihatan bahagia waktu menari," kata Aldrian sambil menatap senyuman Kyna."Tentu saja!" Kyna tertawa, lalu berputar dengan tidak stabil dengan bantuan Aldrian. "Eldric, kamu tahu kapan masa paling bahagia dalam hidupku?" Tatapan Aldrian pun menegang. "Kapan?""Empat tahunku di jurusan tari. Itu adalah masa aku bisa terbang dengan bebas." Kyna yang berputar merasa makin pusing dan jatuh ke pelukan Aldrian. "Dulu, aku punya seni tari dan kamu ...." Kyna sebenarnya ingin berkata, 'Punya seni tari dan kalian, teman-teman baikku.'Namun, dia yang terlalu mabuk malah mengucapkan "kamu", lalu bersandar di dada Aldrian tanpa bersuara lagi. Aldrian terpaku di tempat dan memeluknya dengan kaku."Tuan?" Sani diperintahkan Aldrian untuk mengambil piama Kyna. Namun, dia merasa ragu untuk masuk karena tidak mendengar suara dari dalam.Aldrian tersadar dari lamunannya, lalu mengguncang Kyna dalam pelukannya. "Kyna! Kyna!""Jangan ribut ...." Kyna

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 156 

    Kyna mengerutkan kening dan berkata, "Nggak bisa, caramu mengangkatku nggak bisa begini. Lagian, kamu sama sekali nggak punya tenaga. Apa kamu belum makan?" Aldrian pun terdiam. Apakah Kyna sedang latihan menari dan menganggapnya pemeran utama pria?"Kyna, kita sudah sampai rumah. Ayo pulang," kata Aldrian."Sudah begini, kamu masih mau pulang? Nggak boleh! Ayo ulangi lagi! Mana musiknya? Kenapa musiknya berhenti?""Kyna, kelas sudah selesai!" Aldrian tidak punya pilihan selain mengikuti omong kosong Kyna dan menggendongnya ke dalam lift."Meski kelas sudah selesai, kamu tetap harus berlatih! Cepat kembali! Kembali ke ruang latihan!" Kyna menggeliat gelisah dalam pelukan Aldrian.Aldrian memeluknya dengan lebih erat lagi. "Iya, iya, kita kembali. Kita kembali sekarang juga. Sudah hampir sampai kok." Lift langsung naik dan berhenti di lantai mereka.Aldrian pun menggendong Kyna lagi. Setelah masuk ke rumah, dia langsung berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi Kyna

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 155 

    Suara di luar tiba-tiba menghilang.Jendela mobil masih terbuka. Angin sepoi-sepoi di musim panas yang membawa aroma bunga dari suatu tempat masuk ke mobil.Untuk sesaat, Kyna pun termenung. Akan tetapi, dia segera menyadari apa yang terjadi dan mulai meronta. Dia sedang ditekan ke sandaran kursi. Di ruang yang sempit itu, dia sangat sulit untuk melepaskan diri dari cengkeraman Aldrian. Kyna menghindar ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak bisa lolos dari ciuman Aldrian yang membara. Akhirnya, Aldrian menekan kepalanya hingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi. Napas Aldrian menyerbu dan menyelimutinya dengan penuh dominan.Setelah menikah selama lima tahun, ini adalah pertama kalinya Kyna begitu intim dengan Aldrian. Ini juga merupakan ciuman pertamanya ....Namun, situasi ini sangat jauh dari apa yang pernah Kyna dambakan dan bayangkan. Dia tidak menginginkan ciuman ini!Dalam keadaan benar-benar tidak berdaya untuk melepaskan diri, Kyna meraih rambut Aldrian dan menariknya ke be

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 154 

    Kyna mengerutkan kening, matanya terlihat linglung. Dia menatap wajah di depannya dan bergumam, "Kenapa kamu membuang surat cintaku? Itu pemberian orang lain kepadaku.""Aku ketua kelas!" Aldrian menjawab dengan tampang cemberut, "Pihak sekolah nggak mengizinkan muridnya pacaran dini!" Kyna mengerutkan kening. Ini alasannya ....Kyna memukul bahu Aldrian dengan keras. "Apa urusanmu? Kamu cuma ketua kelas, bukan wali kelas! Surat cinta yang kuterima adalah urusan pribadiku. Apa hubungannya itu denganmu! Apa hakmu membuangnya!" Mata Kyna kabur karena mabuk. Meskipun tidak sakit, setiap pukulan itu dilayangkan dengan kuat, juga tepat mengenai bahu dan dada Aldrian."Kamu begitu marah?" Aldrian menggenggam tangan Kyna dan bertanya, "Kamu begitu marah karena aku membuang surat cintamu?""Tentu saja aku marah! Kalau ada orang yang menulis surat cinta untukku ...." Kyna samar-samar mengingat hal-hal dari masa SMA.Pihak sekolah memang melarang pacaran dini, tetapi siapa yang tidak pernah me

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 153

    Surat cinta? Kenapa Kyna tidak tahu Harvey pernah menuliskan surat cinta untuknya? Dia menoleh untuk melirik Harvey, tetapi Aldrian langsung menggendongnya dan berjalan meninggalkan ruang privat dengan cepat.Untuk sesaat, teman-teman sekelas dalam ruang privat pun saling memandang dengan kebingungan. Apa? Harvey pernah menyukai Kyna?Sementara itu, Harvey yang ditahan oleh beberapa pria tidak berhenti meronta. "Lepaskan aku! Aku mau hajar bajingan itu! Dasar orang munafik!""Harvey, kamu sudah mabuk. Jangan buat keributan lagi." Teman-teman lainnya menolak untuk melepaskannya. Mereka takut dia benar-benar mengejar dan berkelahi dengan Aldrian."Kenapa Aldrian bisa datang kemari? Siapa yang ajak dia kemari?" tanya seseorang."Aku." Seorang pria mengangkat tangannya dengan tampang sedih. "Dia bilang mau datang jemput Kyna. Tahu begitu, aku seharusnya nggak beri tahu dia di mana kita berada.""Kenapa begitu?" Harvey masih meraung, "Dia memang seharusnya dipanggil kemari! Aku mau beri dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status