Share

Bab 142

Author: Belinda
Kyna menepuk-nepuk tangan Sani dan memberi isyarat agar dia tenang. "Tapi, aku punya syarat."

"Katakan saja!" Nada suara Aldrian tegas dan teguh, seolah siap memberikan segalanya untuk Anara.

Kyna mengabaikan tatapan penuh harap Aldrian, lalu menatap lurus ke depan dan berkata, "Pertama, Anara harus tinggalkan perusahaanmu, nggak boleh bekerja untukmu lagi, dan nggak boleh punya saham di perusahaanmu. Kamu juga nggak boleh buka kantor cabang untuknya."

Syarat ini sepertinya tidak akan menimbulkan ancaman bagi Aldrian maupun Anara. Aldrian pun setuju tanpa ragu, "Oke."

"Kedua, semua uang yang pernah kamu habiskan untuk Anara, dari barang-barang mewah hingga rumah, semuanya adalah harta bersama. Aku harus mendapatkannya kembali. Selain itu, mulai hari ini, kamu nggak boleh kasih Anara uang dengan alasan apa pun."

Ini benar-benar bagaikan hukuman mati bagi Anara. Dia selalu mengaku semua yang mereka lakukan atas dasar cinta. Namun, jika Aldrian adalah orang miskin yang tidak punya apa-a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Arbaniah
ih sebel bgt deh sma aldrian gk ad rasa penyesalan kh. Awas aj gk setimbal pemblsan Kyna ke Aldrian, hrs gila sih Aldrian ny dihantui penyesalan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 162

    Aldrian melirik Kyna. Tatapannya menjadi makin suram. "Pak Eldric, bukankah ada jam kunjungan di rumah sakit? Pasien perlu istirahat, bukannya kamu ...." Implikasi sudah jelas. Aldrian sedang mengusir Eldric.Eldric merasa agak canggung. Dia benar-benar tidak menyukai suami Kyna. Jika mereka berada di tempat umum, dia mungkin akan langsung melawan Aldrian. Namun, ini adalah rumah sakit dan Kyna memang terluka. Bagaimanapun juga, Aldrian adalah suami Kyna. Demi menghormati Kyna ... dia pun bersabar."Kyna." Eldric berdiri sambil berujar, "Aku pamit dulu. Istirahatlah yang baik. Aku akan jenguk kamu di lain waktu.""Maaf, Eldric." Kyna benar-benar marah atas kekasaran Aldrian."Nggak apa-apa. Pulihkanlah lukamu baik-baik. Sampai jumpa nanti," ucap Eldric sambil mengedipkan mata. "Nanti" ini adalah kode yang hanya mereka mengerti. Itu merujuk pada perjalanan rombongan tari.Setelah Eldric pergi, Aldrian menatap Kyna. "Kode apa yang kalian berdua gunakan? Apanya yang sampai jumpa nanti? D

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 161

    Orang yang datang adalah Eldric. Kyna benar-benar terkejut dan bertanya dengan heran, "Kok kamu tahu aku ada di sini?"Eldric hanya tertawa.Kyna langsung mengerti. Pasti Sonia yang telah memberi tahu Eldric."Aku datang mengunjungimu atas nama seluruh rombongan tari," kata Eldric sambil tersenyum. "Aku pikul tanggung jawab yang besar, lho."Kyna juga tersenyum. Dia sebenarnya tidak mengenal semua orang dalam rombongan tari, tetapi semua teman yang dia temui bersikap baik padanya."Kenapa kepalamu bisa terluka?" tanya Eldric ketika melihat kepala Kyna dibalut perban."Haih, lantai kamar mandi terlalu licin dan aku nggak hati-hati." Kyna tidak ingin menceritakan terlalu banyak. Masalah rumah tangganya tidak bisa dibanggakan.Eldric datang membawakan buah. Ada bayberry awal musim panas yang terlihat menggugah selera. Itu adalah buah yang disukai Kyna. Keduanya mengobrol sambil makan buah bayberry. Mereka membicarakan tentang tur Yuropiah, mulai dari pertunjukan hingga jadwalnya. Kyna m

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 160 

    Perawat pendamping itu menunggu di dekat sampai Kyna menutup telepon. Kemudian, dia membantu Kyna mencuci wajah dan menyikat gigi di kamar mandi, juga menanyakan apa yang ingin dimakan Kyna. Kyna sangat ingin minum semangkuk sup panas untuk menghangatkan perutnya. Akan tetapi, dia tetap bertanya mengenai Sani terlebih dahulu. Mendengar bahwa Sani baik-baik saja, dia baru memutuskan untuk merawat perutnya sendiri. Dia berkata kepada perawat pendamping itu, "Aku akan pesan makanan. Nanti, tolong bantu aku terima, ya."Kyna memesan sekitar lima porsi makanan dari sebuah toko yang terkenal dengan masakan supnya. Selama menunggu, dia pun melihat-lihat postingan di media sosial. Dia melihat Ariel memosting perbandingan foto mereka saat SMA dengan foto mereka semalam. Ariel juga menuliskan keterangan.[ Kita dari sembilan tahun lalu, dan kita yang sekarang. ]Kyna pun tertawa saat melihatnya. Saat itu, dia sangat kurus, juga terlihat sangat muda dan naif. Foto itu baru diposting dan belum a

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 159 

    Tangan dan kaki Sani terluka saat jatuh. Pergelangan kakinya terkilir dan sudah sangat bengkak sehingga dia tidak bisa berjalan. Ketika mendarat di lantai, tangan yang digunakan untuk menopang tubuhnya juga langsung patah. Pantas saja dia bahkan tidak bisa memegang ponselnya dengan baik.Kyna terluka di bagian kepala dan luka itu perlu dijahit. Selain itu, dia baik-baik saja. Kepalanya sedikit pusing. Selain karena pengaruh alkohol, itu mungkin disebabkan oleh kehilangan darah.Kyna sangat khawatir apakah dirinya bisa melakukan penerbangan jarak jauh setelah kepalanya dijahit. Namun, dokter juga tidak memberikan jawaban pasti, hanya menanyakan tentang jadwal penerbangannya. Berhubung masih ada belasan hari dan lukanya tidak serius, dokter hanya mengatakan bahwa itu tergantung pada keadaan pemulihannya.Kyna dan Sani ditempatkan di kamar terpisah, juga tidak ada yang merawat mereka. Ketika perawat bertanya tentang anggota keluarga, Kyna tanpa ragu meminta perawat untuk mempekerjakan du

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 158

    Kemudian, sambil melihat lirik di layar, Aldrian lanjut bernyanyi, "Meski semuanya dimulai dari awal, aku takkan mengubah keputusanku. Aku memilihmu .... Kamu memilihku, oh .... Aku pasti akan mencintaimu ...." Ponsel Aldrian yang diletakkan di meja kopi berdering, tetapi musik dalam ruangan terlalu keras sehingga suaranya tidak terdengar. William yang duduk di sebelah melihat ID penelepon adalah "Sani". Seingatnya, itu adalah nama pembantu Aldrian. Dia melirik Aldrian yang sedang bernyanyi dan menjawabnya.Musik dalam ruangan sangat keras, sedangkan William tidak membuka speaker. Jadi, dia tidak bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Sani. Begitu mendengar Sani mengucapkan kata "nyonya", dia langsung merasa kesal. Apakah wanita jahat itu lagi-lagi mengawasi Aldrian? Dia benar-benar menjijikkan!William tidak mengatakan apa-apa, hanya meletakkan ponselnya di atas meja dan membiarkan orang di ujung telepon mendengar alunan musik di ruangan ini."Aku akan mencintaimu selamanya, aku ak

  • Dilema Pernikahan bersama Presdir Dingin   Bab 157

    "Hmm?" Kyna masih larut dalam alunan musik."Kamu kelihatan bahagia waktu menari," kata Aldrian sambil menatap senyuman Kyna."Tentu saja!" Kyna tertawa, lalu berputar dengan tidak stabil dengan bantuan Aldrian. "Eldric, kamu tahu kapan masa paling bahagia dalam hidupku?" Tatapan Aldrian pun menegang. "Kapan?""Empat tahunku di jurusan tari. Itu adalah masa aku bisa terbang dengan bebas." Kyna yang berputar merasa makin pusing dan jatuh ke pelukan Aldrian. "Dulu, aku punya seni tari dan kamu ...." Kyna sebenarnya ingin berkata, 'Punya seni tari dan kalian, teman-teman baikku.'Namun, dia yang terlalu mabuk malah mengucapkan "kamu", lalu bersandar di dada Aldrian tanpa bersuara lagi. Aldrian terpaku di tempat dan memeluknya dengan kaku."Tuan?" Sani diperintahkan Aldrian untuk mengambil piama Kyna. Namun, dia merasa ragu untuk masuk karena tidak mendengar suara dari dalam.Aldrian tersadar dari lamunannya, lalu mengguncang Kyna dalam pelukannya. "Kyna! Kyna!""Jangan ribut ...." Kyna

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status