Dekapan Tuan Penguasa

Dekapan Tuan Penguasa

last updateLast Updated : 2025-12-23
By:  Aini Sabrina Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah sebuah kecelakaan mengubah hidupnya, Caroline Arbein tak lagi memiliki apa pun selain tubuh yang tak bisa ia kendalikan. Tunangan yang berselingkuh, keluarga yang terasa asing, dan kenyataan pahit yang memaksanya bertahan meski tak lagi ingin hidup. Saat Caroline berpikir semuanya telah berakhir, ia justru terbangun di sisi seorang pria asing. Pria dingin, berkuasa, dan penuh perhitungan. Pria itu tidak menawarkan simpati, hanya sebuah keputusan yang menjerat masa depan Caroline dengan dunianya. Di antara rahasia keluarga, luka masa lalu, dan ancaman yang tak pernah benar-benar pergi, Caroline dihadapkan pada sebuah pilihan: menyerah … atau tetap hidup.

View More

Chapter 1

Kehilangan segalanya

Ini kali pertamanya Caroline memperbolehkan untuk tirai kamarnya dibuka. Sebelum itu, ia bahkan selalu melarang siapa pun untuk membukanya.

Sejak kecelakaan beberapa tahun silam itu terjadi, ditambah vonis dokter yang mengatakan besar kemungkinan ia akan lumpuh untuk selamanya, Caroline merasa sangat putus asa.

“Nona muda begitu terpuruk, kasihan sekali, ya,” bisik salah satu pelayan yang tengah membereskan kamar Caroline.

“Kudengar juga, Tuan Chris, selaku tunangan nona justru berselingkuh. Itulah yang membuat nona kita bisa jadi seperti sekarang ini.”

“Aku sangat prihatin sekali.”

Caroline tersenyum pahit mendengar bisikan kedua pelayan dari kursi rodanya. Namun, meski begitu, ia memilih untuk mengabaikannya, karena apa yang kedua orang itu bahas memang benar.

Chris Galeon, semua orang tahu jika pria itu adalah tunangan Caroline Arbein. Pertunangan mereka sempat disiarkan oleh media, tapi untuk kasus perselingkuhan Chris sendiri, Caroline memilih untuk menutup aib tersebut. Bukan untuk melindungi nama baik Chris, tapi Caroline hanya tak ingin kehidupannya ikut terganggu.

Membahas tentang Chris, sekelebat memori masa lalu tiba-tiba berputar di otak Caroline.

"Ayah, aku sangat mencintai Chris, kami berdua saling mencintai. Tolong, Ayah restui hubungan kami."

Kalimat itu terlontar dari Caroline tiga tahun lalu, sambil berlutut di hadapan ayahnya, William Arbein. Ia menangis sambil memeluk kedua kaki ayahnya, menolak untuk dipisahkan.

"Ayah tidak akan pernah merestui hubungan kalian berdua, tidak akan! Caroline, Ayah sudah memilih pria yang lebih pantas untukmu, dan Ayah yakin dia bisa menjagamu lebih baik daripada Ayah sendiri."

Mendengar itu, Caroline tak tinggal diam. Ia bangkit kemudian meraih pisau buah di atas meja, mengarahkan pada lengannya sendiri.

"Jika itu pilihan Ayah, maka aku juga memiliki pilihanku sendiri," ancam Caroline.

Melihat itu, William tidak memiliki pilihan selain menenangkan sang putri. Dirasa Caroline sedikit tenang, barulah William sigap merampas pisau itu.

"Baiklah, Ayah menyerah dan akan merestui hubunganmu dengan pria pilihanmu ini, Caroline."

Keputusan itu benar-benar membuat Caroline sangat bahagia dan sigap memeluk ayahnya. Dua hari setelahnya, acara pertunangan antara Caroline dan Chris digelar serta disaksikan tak hanya para tamu, tapi disiarkan secara langsung oleh awak media.

Sekarang, memori itu terasa seperti sebuah kisah lama.

Setelah kepergian kedua pelayannya, ketukan di pintu kamarnya yang telah tertutup, membuat Caroline tersadar. Ia pun mengizinkan orang tersebut masuk dan seketika berpaling muka saat melihat siapa wanita tak diundang itu.

Monica Arbein, wanita yang tak lain adalah sepupu Caroline. Wanita yang selalu memberikan kehangatan ranjang untuk Chris.

"Apa maumu?" tanya Caroline, kedua tangannya mengepal, sorot matanya tajam.

Monica terkekeh. "Mengunjungi sepupuku yang malang ini tentunya. Oh, Caroline, aku tahu ini pasti sangat sulit bagimu, kan?"

"Aku ingin sendiri, akan jauh lebih baik kalau kau keluar dari kamarku. Kemalanganku tidak usah kau perdulikan," sahut Caroline, rasanya tak ada tenaga lagi untuk meladeni ocehan sepupunya itu.

Monica tak menggubris. Ia justru mendorong kursi roda Caroline menuju balkon.

"Jangan berkata seperti itu, Caroline, sebab aku sangat tahu kenapa kemalangan ini bisa kau alami. Biarkan aku menceritakan sebuah rahasia padamu."

"Apa maksudmu? Menyingkir dariku sekarang, Monica! Aku tidak ingin dengar apa pun darimu. Jangan mengusikku lagi!"

"Hust! Tenangkan dirimu, Caroline, aku hanya ingin berbicara lebih leluasa padamu."

Menghela napas, Caroline akhirnya pasrah. "Cepatlah berbicara!"

Monica memajukan wajahnya tepat ke samping telinga Caroline. "Sebenarnya, akulah orang yang membuatmu jadi seperti sekarang," ujar Monica, duduk sambil menyilangkan tangan dengan angkuh.

"Jadi kau? Kenapa kau lakukan itu? Apa salahku padamu, Monica?" tanya Caroline, matanya berkaca-kaca.

"Kau tidak bersalah," sahut Monica, "tapi aku iri pada apa pun yang bersangkutan denganmu. Aku ingin merenggut semua kebahagiaanmu sekaligus menghancurkanmu, Caroline."

Mendengar itu, ketenangan Caroline seketika runtuh.

"Kau sudah berhasil, kan? Aku sudah lumpuh sekarang, dan Chris juga bersamamu. Kau sudah tidak bisa iri lagi, bukan? Kau sudah tidak bisa iri lagi pada kehidupan wanita cacat sepertiku. Jadi, berhenti menggangguku lagi."

"Belum."

Kening Caroline mengernyit, tak mengerti maksud dari Monica.

"Apalagi yang kau inginkan? Kau masih belum puas dengan semua yang telah kau lakukan padaku? Kenapa, Monica?!" suara Caroline meninggi sedikit. "Sejak dulu, aku selalu baik padamu. Aku selalu memberikan apa pun yang kau inginkan, menganggapmu layaknya saudari kandungku sendiri karena aku anak tunggal."

"Itulah yang salah, Caroline. Kau terlalu baik, hidupmu terlalu beruntung sedangkan aku tidak. Kau dikelilingi orang-orang yang tulus, semua orang membicarakanmu, dan aku muak mendengarnya. Kalau kau mati, maka tidak akan ada lagi yang memujamu seperti seorang dewi."

Suara Monica berubah dingin. Sorot matanya tajam, senyum menyeringai tersungging di bibirnya. Wanita itu perlahan bangkit, tangannya terulur melepaskan kunci pada pagar pembatas balkon kamar Caroline, lalu ia meraih kursi roda Caroline.

"Apa yang kau lakukan, Monica? Lepaskan aku!" berontak Caroline, tapi tenaganya seakan sia-sia di situasi seperti itu.

"Inilah yang kuinginkan, Caroline. Aku datang untuk membunuhmu, menghapusmu dari dunia ini."

"Tidak! Siapapun di luar, tolong aku," teriak Caroline di sisa-sisa tenaganya.

"Teriakanmu tidak akan berguna, Caroline, karena semua pelayanmu saat ini sudah diurus oleh para anak buahku. Jadi, kau tahu apa yang akan terjadi padamu sekarang, kan? Selamat tinggal, Sayangku."

Tanpa belas kasihan, Monica mendorong kursi roda Caroline. Kursi rodanya meluncur tanpa hambatan.

Rasa tak berdaya menyesakkan dada Caroline, bayangan masa lalu berkelebat cepat. Sebuah tawa yang pernah ia miliki, harapan yang sempat ia genggam, semuanya runtuh dalam satu tarikan napas.

Saat roda depan kursi melewati batas balkon, tubuh Caroline terangkat ringan, seolah dunia membuangnya begitu saja. Jeritan lirih keluar dari bibirnya, bercampur antara ketakutan dan keputusasaan.

Lalu, segalanya jatuh. Dalam keheningan yang mengerikan itu, Caroline hanya bisa menutup mata, membiarkan tubuhnya terhempas keras ke tanah.

~~~

"Nona, Anda sudah sadar? Apakah Anda bisa mendengar suara saya?"

Suara bisik itu terdengar berisik di telinga Caroline, memaksanya untuk membuka mata secara perlahan. Begitu sadar, ia melihat salah satu perawat tersenyum padanya.

"Syukurlah, Anda sudah sadar. Saya akan segera memberitahukan hal ini pada dokter."

Perawat itu pun pergi meninggalkan Caroline yang perlahan tersenyum tipis. Ia merasa sangat bahagia, sebab masih diberi kesempatan untuk hidup.

"Kau sudah bangun? Bagaimana perasaanmu setelah bangkit dari kematian, Nona Caroline Arbein?"

Suara asing itu menyapa indra pendengaran Caroline, memaksanya untuk menatap sosok pria tinggi yang bahkan tak pernah ia lihat sebelumnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status