Accueil / Lainnya / Dimanja Sang Penguasa / 43. Ungkapan Dua Hati

Share

43. Ungkapan Dua Hati

Auteur: Cheezyweeze
last update Dernière mise à jour: 2025-06-19 10:29:26

Sontak Agni langsung berdiri dari duduknya begitu dia mengenali bau harum yang sudah familiar. Dia berdiri mendadak hingga membuat kursi yang dia duduki jatuh.

BRAAK!!

"Aksa!" Agni dengan meraba-raba. Dia berharap mendapatkan sesuatu untuk dia pegang. Akan tetapi tongkat yang ada di sebelahnya jatuh.

Agni seperti orang bingung sambil memanggil nama Aksa. Sedangkan Yosua yang melihatnya langsung berlari menghampiri Agni dengan mata berkaca-kaca.

Yosua membantu Agni berdiri dan memposisikan kursi ke tempat semula, lalu mendudukkan Agni di situ. Pria itu terlihat sangat bahagia ketika melihat Agni yang berada persis di depannya.

"Sungguh tidak kusangka. Akan bertemu denganmu di sini," ucap Yosua pelan sambil membelai halus rambut Agni.

"Aksa, kau kah itu?" Tatapan mata Agni yang kosong terlihat bingung mencari keberadaan suara tersebut.

Lantas keduanya lalu berpelukan. Yosua memeluk Agni dengan erat dan meremas rambut bagian belakang kepala sang wanita. Dari jauh Razka tersenyum melihat
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Dimanja Sang Penguasa   46. Status Baru Anya

    Cakra masih terus disibukkan dengan kasus yang berhubungan dengan Yosua dan juga kematian Bhanu. Adapula kasus yang belum terpecahkan sampai saat itu adalah kasus kematian adik kandungnya, Chitra.Pria tampan itu masih sibuk mengumpulkan bukti yang sudah terkumpul. Dia mengumpulkan bukti sendiri karena dia menilai polisi sangat lamban menangani kasus kematian adiknya.Memang benar kematian adik kandung Cakra terjadi di depan matanya. Walaupun hal itu terjadi langsung di depan matanya, tapi Cakra tidak bisa menolongnya. Itulah kenapa dia merasa sangat bersalah pada adiknya, karena pada saat kejadian dia sendiri justru tengah sibuk menolong orang lain.Cakra merasakan kebosanan dengan level paling tinggi. Dia menumpuk semua bukti yang ada menjadi satu, lalu menyebarkannya. Pria itu menyandarkan punggungnya pada dinding. "Aku sangat lelah," ujarnya sambil mengembuskan napas.Tidak biasanya Cakra mengeluh seperti itu, tapi namanya juga manusia, terkadang ada titik jenuh yang menyerang.

  • Dimanja Sang Penguasa   45. Ketakutan Anya

    Wanita itu berjalan mondar-mandir. Terkadang berhenti sejenak melihat ke jendela. Dia seperti melihat sangat berbahaya di luar sana, tapi dia pun tidak bisa terus menerus berada di dalam. Dia harus tetap bertahan hidup.Sesaat kejadian itu terlintas lagi di dalam benaknya dan wanita itu menatap kedua jari jemarinya.Kedua telapak tangan itu bergetar kuat. Entah dia merasa menyesal ataukah ada rasa lainnya yang sedang dia rasakan."Ta-tangan ini sudah kotor. Apakah perbuatanku adalah dosa besar?" ucapnya bergetar.Terlebih lagi setiap dia melihat berita di televisi, tampak raut wajah yang ketakutan. Polisi memang masih mengusut tuntas kasus kematian Bhanu yang masih menyimpan banyak misteri. Apalagi Agni yang berada di tempat kejadian perkara juga tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Walaupun dia pingsan di tempat kejadian perkara, akan tetapi Agni pun bisa menjadi tersangka."Apa? Agni menghilang? Bagaimana bisa? Apa Yosua yang telah menyemb

  • Dimanja Sang Penguasa   44. Panggilan Pertama

    Razka yang menangkap gelagat aneh dari Irene melangkah mendekati wanita itu. Sekitar jarak satu meteran, Razka masih memperhatikan wanita tersebut.Sekitar kurang lebih 10 menit Razka memperhatikannya sampailah dia menangkap sesuatu."Sedang apa kau di sini?"Irene berjengkit kaget dan membalikkan badannya. Irene terkejut mendapatkan Razka sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan penuh intimidasi."Ti-tidak. Aku sedang tidak berbuat apa-apa. Aku hanya lewat saja dan ingin kembali ke kamarku," jelas Irene dengan nada gugup.Razka menaikkan alis kirinya. "Kamarmu?" ujarnya sambil memegang dagunya. "Ini adalah area kamar khusus pria, tapi kenapa kau bisa nyasar ke sini. Sedangkan kamar khusus wanita ada di samping taman sana. Apa kau sedang merencanakan sesuatu, Irene?" Razka mendekatkan kepalanya tepat di depan wajah Irene.Kedua mata Irene membulat dan dia menggelengkan kepalanya. "Tidak——aku tidak merencanakan sesuatu. Aku hanya————""Irene!" Sebuah panggilan memotong ucapan Irene

  • Dimanja Sang Penguasa   43. Ungkapan Dua Hati

    Sontak Agni langsung berdiri dari duduknya begitu dia mengenali bau harum yang sudah familiar. Dia berdiri mendadak hingga membuat kursi yang dia duduki jatuh.BRAAK!!"Aksa!" Agni dengan meraba-raba. Dia berharap mendapatkan sesuatu untuk dia pegang. Akan tetapi tongkat yang ada di sebelahnya jatuh.Agni seperti orang bingung sambil memanggil nama Aksa. Sedangkan Yosua yang melihatnya langsung berlari menghampiri Agni dengan mata berkaca-kaca.Yosua membantu Agni berdiri dan memposisikan kursi ke tempat semula, lalu mendudukkan Agni di situ. Pria itu terlihat sangat bahagia ketika melihat Agni yang berada persis di depannya."Sungguh tidak kusangka. Akan bertemu denganmu di sini," ucap Yosua pelan sambil membelai halus rambut Agni."Aksa, kau kah itu?" Tatapan mata Agni yang kosong terlihat bingung mencari keberadaan suara tersebut.Lantas keduanya lalu berpelukan. Yosua memeluk Agni dengan erat dan meremas rambut bagian belakang kepala sang wanita. Dari jauh Razka tersenyum melihat

  • Dimanja Sang Penguasa   42. Pertemuan

    Di sisi lain Razka benar-benar memikirkan Yosua. Bagaimana tidak, karena status Yosua sudah semakin kruasial. Dia kabur saat dia menyatakan dirinya akan menyerahkan diri secara baik-baik dan justru pernyataan itu tidak dipegang oleh Yosua sendiri.Namun, Razka sebagai seorang sahabat tetap berniat membantu Yosua. Razka ketar-ketir juga soal kematian Bhanu. Razka memang lebih banyak mengetahui tentang Bhanu daripada Yosua. Dari situlah Razka mulai khawatir jika di Jepang akan ada banyak mata-mata dari Bhanu.Bhanu memang sudah meninggal, tapi jangan salah jika sebenarnya Bhanu orang paling berpengaruh di Thailand. "Razka, apakah kau jadi akan mempertemuikan wanita itu dengan Yosua?" tanya seorang wanita yang sedang duduk di sampingnya.Razka melirik sebentar dan kembali menegak minumannya. "Kenapa?""Tidak ada. Aku hanya bertanya, tapi jika kau butuh bantuanku, aku akan dengan senang hati membantumu," ujarnya.Razka meletakkan gelasnya di atas nakas dan membalikkan badannya menatap se

  • Dimanja Sang Penguasa   41. Kecolongan

    Keduanya pria tampan itu tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dalam rekaman CCTV itu."Hentikan! Tolong perbesar!" perintah Cakra. Perawat itu menekan tanda stop dan memperbesar.Gambar memang terlihat pecah dan terlihat tidak begitu jelas. Namun, mereka sudah bisa memastikannya."Kau yakin?""Aku tidak begitu yakin, tapi ini sungguh  nyata,""Bagaimana jika kita memeriksanya?"Keduanya bergegas menuju kamar autopsi, akan tetapi kamar itu terkunci. Cakra mencoba membukanya dengan menggerakkan gagang pintu.Perlahan pintu terbuka dan beberapa perawat wanita keluar dari sana. Saat Cakra hendak masuk, salah seorang perawat melarangnya."Maaf, tuan. Di dalam sedang ada proses autopsi. Apakah anda keluarga dari korban?" Tanpa basa-basi Cakra mengeluarkan kartu tanda pengenalnya, begitu pula dengan Reynar. Perawat itu pun tidak berkomentar.Saat Cakra masuk ke dalam, dia tidak menemukan jasad

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status