Gelang Emas Untuk Emak

Gelang Emas Untuk Emak

last updateLast Updated : 2022-01-17
By:  SafiiaaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
29 ratings. 29 reviews
40Chapters
8.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Farhan seorang anak yang berbakti kepada ibunya. Ingin menghadiahkan gelang ditengah keterbatasan hidupnya. Ia tak pernah patah semangat dan terus berjuang mengumpulkan rupiah demi impiannya. Ditengah usahanya untuk mendapatkan gelang, ia mendapat seorang sahabat yang mengantarnya pada sebuah musibah. Dari musibah itu, akhirnya terbongkarlah asal usul keluarga ibunya, siapakah ibunya sebenarnya? Bagaimana asal usul ibunya akhirnya terungkap?

View More

Chapter 1

Bab 1

"Farhan, nanti antar Emak kondangan ke rumah Bu Wito ya?" pinta Jum pada Farhan, anak tunggalnya.

"Iya Mak," jawab Farhan lembut.

Hati Farhan mendadak ngilu ketika teringat gelang kesayangan Emak yang biasa dipakai untuk kondangan harus dijual tahun lalu untuk biaya berobat sang bapak. Dalam hatinya, Farhan bertekad harus bisa mengumpulkan uang untuk bisa mengganti gelang Emak yang sudah dijual.

Bergegas Farhan masuk kedalam kamarnya, melihat jumlah uang yang ada dalam kaleng biskuit. Dihitungnya dengan teliti lembaran kertas dalam kaleng tersebut. Ada satu lembar kertas merah, tiga lembar kertas warna biru, lima lembar kertas warna cokelat dan dua puluh lembar kertas warna abu-abu. Dijumlahnya kertas-kertas tersebut, hanya ada sekitar tiga ratus ribu lebih. Masih kurang banyak untuk bisa membeli sebuah gelang emas.

Ia simpan kembali kertas-kertas tersebut berharap esok hari ia bisa mengumpulkan lebih banyak uang lagi. Farhan yakin akan ada jalan untuk membahagiakan Emak tercintanya. Meskipun ia hanya seorang kuli bangunan lulusan SMK yang tak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut. Namun, ia tak putus asa. Semangat untuk membahagiakan emaknya selalu berkobar dalam hati.

Bagi Farhan pendidikan itu penting, tapi pantang baginya menyusahkan orang tuanya yang hanya seorang janda. Beberapa kali Ia coba mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa melalui jalur beasiswa, namun ia belum berhasil. Mungkin belum rejekinya.

Keinginannya untuk kuliah harus Ia tunda dahulu agar ia bisa fokus bekerja. Sedikit demi sedikit mengumpulkan rupiah, ia yakin bisa mewujudkan impiannya.

"Sudah siap Mak?" tanya Farhan kepada Jum yang sedang memasang bros bunga di kerudung instannya.

"Iya sebentar lagi, kamu siapin dulu motornya, ini emak sudah mau selesai."

"Sudah disiapin juga Mak motornya, tinggal naik aja," jawab Farhan didepan pintu kamar sang emak sambil memandang takjub kecantikan emaknya.

"Sudah cantik Mak, Emak kalo pake kerudung tambah kelihatan muda," ledek Farhan.

"Muda gundulmu wong umur emak sudah kepala empat kok! Sudah tua ini!" jawab Jum sambil mencubit gemas pipi Farhan.

"Yowis ayo berangkat, keburu malam ini! Nanti kalau kemalaman kasian kamu besok pagi masih harus kerja," ajak Jum sambil naik di boncengan motor butut Farhan.

Dari jauh Farhan melihat ibu - ibu yang sedang menikmati sajian, sedang berbincang sambil menggerak-gerakkan tangannya. Gemerincing suara gelang emas membuat hati Farhan ngilu. Perasaan bersalah menghantui hari-harinya. Sebagai seorang anak laki-laki, ia merasa bertanggung jawab membiayai kehidupan keluarganya. Namun apalah daya, saat itu ia masih duduk dibangku SMK, hanya bisa bekerja paruh waktu untuk membantu biaya hidup bertiga bersama Bapaknya yang sedang sakit.

Jum tidak pernah menuntut agar gelangnya bisa kembali, ia ikhlas mengorbankan harta benda miliknya untuk suami tercintanya. Keikhlasan hati Jum yang membuat Farhan semakin berkeinginan untuk membahagiakan Emaknya.

Juminah adalah janda satu anak. Suaminya meninggal dua tahun lalu karena serangan jantung. Satu tahun menderita penyakit jantung membuat kondisi fisiknya tidak bisa melakukan pekerjaan berat, membuat Jum dan Farhan harus bekerja sama mengais rejeki agar asap dapur tetap mengepul. Besarnya cinta untuk suaminya membuat Jum (nama panggilannya) rela menjanda.  Berharap kelak di akhirat bisa berjumpa kembali dengan suaminya. Sekuat tenaga Jum bekerja keras untuk membesarkan anak semata wayangnya.

Jum bekerja sebagai buruh cuci dan setrika. Hanya bekerja ketika ada yang memintanya mencuci atau mensetrika pakaian. Tak jarang para tetangga memintanya membantu ketika sedang ada hajatan. Penghasilannya tidak banyak, namun cukup untuk biaya hidup berdua dengan Farhan kala masih sekolah dulu. Kini Farhan sudah bekerja, sudah bisa membantu keuangan keluarga. Sehingga Jum tidak terlalu bergantung kepada para tetangga yang membutuhkan jasanya.

Beban hidupnya semakin ringan ketika Farhan sudah lulus sekolah. Tak mau memberatkan pundak sang emak, ketika selesai ujian nasional Farhan mengikuti jejak sang ayah sebagai kuli bangunan. Tidak ada kata malu dalam kamus Farhan, yang penting halal dan berkah.

Selesai menikmati hidangan, ibu - ibu tadi pamit pulang. Membiarkan Jum duduk sendiri, hanya menyapa sekedarnya. Jum sadar, ia hanya orang miskin. Tak pantas berjalan bersisihan bersama mereka. Hatinya sudah kebal dari rasa minder. Baginya yang penting ia makan dari hasil keringatnya sendiri, bukan meminta belas kasihan tetangga.

Tampak dari jauh Farhan sudah memberikan kode agar Jum segera undur diri. Menyadari hal itu, Jum segera berdiri, berpamitan dengan sang empunya hajat.

Jum menghampiri Farhan dengan senyum ramahnya, menyadari ada sesuatu yang sedang anaknya rasakan. Tanpa basa-basi Farhan memberondongnya beberapa pertanyaan.

"Mak ibu-ibu tadi kenapa sih ngobrol aja kok tangannya pake digerak-gerakin? Ga bisa gitu ya biasa aja tangannya?" ucap Farhan menahan kesal.

"Ya ga apa-apa, ngapain kamu pikirin! Mereka cuma bangga sama apa yang mereka punya, sudahlah dilihat saja, jangan dimasukin hati!"

"Ya tapi kan Farhan lihatnya risih Mak! Keliahatan banget kalo mau pamer!"

"Itu 'kan pemikiranmu Le,"

"Emak ga kepingin gitu, kayak mereka?" ledek Farhan.

"Emak ini wong susah, bisa makan aja syukur. Ada ya dipakai, ga ada ya sudah ndak usah maksa," jawab Jum lembut.

Obrolan mereka terhenti kala motor sudah sampai di depan rumah. Jum bergegas turun untuk membukakan pintu rumah agar motor Farhan bisa segera masuk.

Wajah Farhan tampak segar karena guyuran air wudhu. Kesibukannya tak lantas membuatnya melupakan kewajibannya terhadap sang Pencipta. Dalam doanya ada banyak air mata yang ia tumpahkan. Menyampaikan begitu banyak permintaan yang tanpa campur tangan Allah rasanya tak mungkin tercapai.

"Beri kemudahan Ya Allah, Aamin." usapan lembut di wajahnya mengakhiri isakan lirih dari bibir Farhan.

Bersambung 🌷🌷🌷

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(29)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
29 ratings · 29 reviews
Write a review
user avatar
Akma Azmi
Alur ceritanya sangat meyentu hati
2023-06-26 17:49:55
0
user avatar
liza sarah
baca novel ini terikut positif pikiran pembaca memandang, menghadapi setiap cobaan. trmksh bnyk thor, ceritanya menginspirasi.
2022-11-21 12:35:03
0
user avatar
Andika
Farhan ini panutan ya karakternya ... ,, penyegaran diantara tema cinta dan fantasi
2021-12-21 23:58:25
0
user avatar
Laquisha Bay
Banyak pelajaran yang bisa dipetik. Mantap Authornya. Up lagi, Thor!
2021-12-21 20:07:18
0
user avatar
Evi Sophie
Bagus banget Kak..kisahnya penuh pesan moral dan menginspirasi..semangat ngetiknya yaa
2021-12-21 19:36:17
0
user avatar
Arsenerka
Udah masuk rak ni. semangat update thor
2021-11-20 11:29:39
0
user avatar
Wonder Icy
Si Farhan ini menantu idaman ga sih hehe Ceritanya penuh nilai moral, bagus bangett... semangat terus ya kak *,*
2021-11-20 02:28:34
0
user avatar
Tanty Longa
Cerita yang penuh nilai moral, semngat thor
2021-11-16 16:57:38
0
user avatar
Cathalea
Mau dong cowok kayak Farhan, ada dijual di mana, ya? Ceritanya bikin adem, thor. Menginspirasi banget. Lope banyak-banyak.
2021-10-22 07:53:27
1
user avatar
Angeleyes
Farhan ini anaknya baik sekali ya sifatnya, sungguh dambaan emak emak deh. Mau aku punya anak seperti Farhan.
2021-10-22 06:29:37
1
user avatar
Jinada
Bikin adem bacanya, jd keingetan emak :(
2021-10-22 06:12:01
1
user avatar
Dewa Amour
Kisah Farhan ini sgt menginspirasi Thoorr ...
2021-10-22 03:38:13
1
user avatar
Cucu Suliani
Kisahnya mengandung misteri penuh teka teki, cakep.
2021-10-21 21:29:49
2
user avatar
RAZILEE
terus farhan anaknya siapa thor? apakah ibunya farhan ibu kandungnya apa bukan?nextt thorr aku tunggu yah penasaran nih
2021-10-21 21:21:58
2
user avatar
Nezha Hauw
Bahagiakan lah ibu kalian selagi ada waktu, lanjut baca ah
2021-10-21 20:06:57
2
  • 1
  • 2
40 Chapters
Bab 1
"Farhan, nanti antar Emak kondangan ke rumah Bu Wito ya?" pinta Jum pada Farhan, anak tunggalnya. "Iya Mak," jawab Farhan lembut.Hati Farhan mendadak ngilu ketika teringat gelang kesayangan Emak yang biasa dipakai untuk kondangan harus dijual tahun lalu untuk biaya berobat sang bapak. Dalam hatinya, Farhan bertekad harus bisa mengumpulkan uang untuk bisa mengganti gelang Emak yang sudah dijual. Bergegas Farhan masuk kedalam kamarnya, melihat jumlah uang yang ada dalam kaleng biskuit. Dihitungnya dengan teliti lembaran kertas dalam kaleng tersebut. Ada satu lembar kertas merah, tiga lembar kertas warna biru, lima lembar kertas warna cokelat dan dua puluh lembar kertas warna abu-abu. Dijumlahnya kertas-kertas tersebut, hanya ada sekitar tiga ratus ribu lebih. Masih kurang banyak untuk bisa membeli sebuah gelang emas. Ia simpan kembali kertas-kertas tersebut berharap esok hari ia bisa mengump
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 2
"Farhan kamu bisa lembur hari ini? Bisa bantu saya belanja material untuk besok? Lumayanlah uang lemburnya bisa buat tambahan kamu belikan hadiah untuk emak, " tawar Pak Roni, bos Farhan. "Alhamdulillah, bisa Pak." Seulas senyum terbit di bibir Farhan. Kemarin Farhan sempat bercerita kepada atasannya soal keinginannya, berharap ia dapat lemburan untuk menambah penghasilan. Hubungan yang sudah seperti keluarga membuat Farhan tak sungkan bercerita soal kehidupannya. Bak gayung bersambut, Pak Roni dengan senang hati menerima tawarannya. Setiap ada pekerjaan yang harus diselesaikan, selalu Farhan yang dimintai tolong. Farhan anak yang pekerja keras juga ramah dan sopan. Membuat siapapun yang dekat dengannya mudah akrab. Rindu sosok ayah membuatnya menganggap atasannya seperti orang tuanya sendiri. "Ini uang lembur untuk kamu, Han, " kata Pak Roni sambil memberikan tiga lembar pec
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 3
Pagi yang cerah membuat Farhan bersemangat untuk bangun pagi. Tak lupa menunaikan dua rakaat subuh. Setelah keluar dari kamar rupanya Emak sudah selesai masak makanan kesukaan Farhan. Ada nasi jagung, sayur lodeh nangka muda, ikan asin, tempe goreng dan sambal terasi. Membuat perut Farhan mengeluarkan bunyi pertanda minta segera diisi. "Keras sekali bunyinya! Buruan makan kasian perutnya wes bunyi - bunyi gitu," sahut Emak setelah mendengar bunyi perut Farhan. "Hehehe iya Mak." Gegas Farhan mengambil piring, lalu diisi dengan satu centong penuh nasi jangung beserta lainnya. "Mak mari makan sini sama Farhan," ajak Farhan sambil menyuapkan sesendok nasi jagung ke mulutnya. "Iya kamu makan duluan saja, tambah lagi makannya Le, biar kenyang," jawab Emak sambil duduk dikursi sebelah Farhan. "Hemm masakan Emak emang paling nikmat, Farhan sampai mau nambah dua kali," ucap Farhan sambil menambah lagi porsi dalam piringnya. "Iya dong, biar kamu makin semangat kerjanya. Habis makan kamu s
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 4
Bruukkk Sembako yang diangkat Farhan sudah mendarat sempurna di atas mobil pelanggan. "Ini Mas." Seorang pelanggan menyelipkan uang pecahan dua puluhan ke dalam genggaman Farhan. "Makssih Bu." Ucap Farhan sambil menundukkan kepala sopan. Berlalu kembali kedalam toko. Bekerja di pasar membuat Farhan kewalahan, mungkin karena belum terbiasa. Juragan Entis -nama panggilan bosnya- melihat kinerja Farhan cukup menakjubkan. Kentara kalau Farhan seorang yang cekatan dan pekerja keras. Terbukti dengan para pelanggan yang senang minta tolong Farhan untuk membantu membawakan belanjaannya ke dalam mobil. Tak jarang dari mereka yang memberikan uang fee untuk Farhan, hal biasa bagi mereka yang sudah dimintai tolong. "Ayo istirahat Far, capek dari tadi banyak yang belanja," ajak Arif. "Iya Mas. Apa boleh istirahatnya barengan?" Tanya Farhan sambil mengek
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 5
"Tambah cantik aja Mak," ledek Mbak Narti, tetangga depan rumah. "Bisa aja kamu Ti." "Baru ya gelangnya? Waahh diem - diem Emak banyak uang ya, bisa beli gelang bagus gitu," puji Narti sambil menarik tangan Emak, melihat dengan teliti gelang dipergelangan tangan Emak. Urung melanjutkan kerjaannya, menyapu halaman. "Walah ini dibelikan sama si Farhan, tabungannya selama kerja di proyek sama nguli dipasar. Diam - diam aku dibelikan ini. Ya tak terima aja, biar seneng atinya," terang Emak. "Ya nggak apa - apa to Mak, buat apa juga uangnya kalo bukan buat Emak. Mumpung belum punya istri, uangnya buat Emaknya. Kalo sudah menikah ya beda lagi." "Iya juga sih. Eh kamu mau kemana pagi - pagi gini?" "Beli telur Mak, buat sarapan anak - anak di rumah." "Yowes ati -ati," jawab Emak sambil melanjutkan pekerjaannya. Dibalik jendela Farhan tersenyum melihat mereka berdua. Sepeninggal Bapak, hidupnya pas - pasan. Boro - boro buat beli gelang, buat makan aja susah. Kini roda sedang berputar, d
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 6
  Tok..tok..tok... "Assalamualaikum.." sapa sesorang di luar rumah. "Waalaikumsalam.." jawab Emak seraya membuka pintu. "Maaf cari siapa ya Mbak?" tanya mak. Membukakan pintu lebar - lebar lalu mempersilahkan tamunya duduk di ruang tamu. "Maaf Bu mengganggu waktunya, Saya Airin. Saya hanya ingin menyampaikan pesan almarhum Bapak saya untuk menyerahkan uang ini. Sebelum meninggal Bapak berpesan bahwa dulu punya hutang ke suami ibu. Uang ini sudah disiapkan jauh hari, namun Bapak keburu sakit jadi belum sempat menyerahkannya. Saya hanya dibekali alamat ini." Terang Airin sambil menyerahkan amplop cokelat berisi uang tersebut. Ragu - ragu tangan Emak menerima amplop itu. Sekelebat ingatan muncul dikepalanya. Pernah suatu hari ia dan suaminya bertengkar hebat. Membahas soal tabungan yang sudah dikumpulkannya tiba - tiba hilang, namun ternyata uang itu dipinjamkan ke seorang teman oleh sang suami tanpa seizinnya. Mungkin inilah ora
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more
Bab 7
Gelang Emas Untuk Emak part 7"Selamat pagi sayang ... yuk bangun, mandi dulu trus sholat subuh bareng," ucap seorang wanita di sebelah Farhan. Mengelus pipi Farhan lembut penuh kasih sayang.Perlahan matanya terbuka, bibirnya tersenyum melihat seseorang di sebelahnya. Dipandanginya dengan tatapan penuh cinta wajah wanita itu. Setelah puas membingkai wajah itu, ia bergegas bangun, duduk sejajar dengannya. Kemudian ia usap lembut jemari lentik itu sebelum ia berlalu menuju kamar  mandi. Sang wanita tetap duduk di sisi ranjang, menunggu Farhan selesai melakukan aktifitasnya.Pintu kamar mandi hampir terbuka kala sang wanita selesai mengenakan mukenanya. Tersenyum menyambut Farhan dengan kopyah dan sarung ditangannya. Diulurkannya sarung tersebut tanpa menyentuh tangan Farhan, sudah memiliki wudhu. Sambil berdiri dipandanginya wajah Farhan, ia tersenyum bahagia.Farhan berdiri di depan, diikuti dengan sang wanita disisi kanannya, sedikit agak kebe
last updateLast Updated : 2021-10-21
Read more
Bab 8
Gelang Emas Untuk Emak part 8 Farhan mengendarai motornya pelan, berhenti di toko dekat rumahnya. Membeli beberapa kebutuhan pribadinya. Sambil menunggu si penjual mengambilkan pesanannya, matanya melihat sekeliling. Tampak dua ibu - ibu sedang berbincang di teras rumah. Duduk berjajar, asyik bicara berdua.Kantong plastik belanjaannya sudah ada di tangan. Berhenti didekat motornya untuk menghitung jumlah kembalian. Kebiasaan bagi Farhan untuk menghitung uang kembalian di tempat, berjaga - jaga jika si penjual salah hitung."Katanya tadi ga ada uang buat bayar cicilan, tuh sekarang pegang uang," sungut Bu Siti, tetangga Farhan."Hehehe iya tadinya emang ga punya uang, aku cari pinjaman ke Mak Jum, malah dikasih ini." paparnya seraya menunjukkan uang digenggamannya."Lumayan dong, ga jadi hutang,hihi," sahutnya lagi."Ah dasar kamunya aja
last updateLast Updated : 2021-10-25
Read more
Bab 9
"Ga bawa motor Mas?""Enggak Far, lagi eror, tadi pagi sebelum berangkat tak bawa ke bengkel sekalian,""Yawes bareng aku aja, dari pada nyari ojek," tawar Farhan kepada Arif."Oke,"Farhan mengambil motornya di parkiran. Segera Farhan menyalakan mesin dan mempersilahkan Arif untuk naik. Sejak bekerja di Bu Entis Farhan dan Arif semakin dekat, sudah seperti saudara. Bahkan mereka saling mengenal keluarga masing - masing."Bengkelnya sebelah mana Mas?""Itu yang di Jalan Brawijaya, bengkel motor paling besar sendiri. Aku udah langganan disitu. Pelayanannya bagus, agak mahal sih tapi sesuai dengan hasilnya, motormu kalau rusak bawa kesitu aja,""Walah Mas, motor butut gini masak iya dibawa ke bengkel besar, yang dideket rumah aja. Lagian jarang masuk bengkel. Lebih suka tak benerin sendiri, hemat biaya Mas,""Ya nggak apa - apa, sekali sekali boleh lah motornya dimanjakan," gurau Arif."Manjainnya nanti aja Mas kalau uda p
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more
Bab 10
Gelang Emas Untuk Emak part 10"Sebelum meninggal Mas Arif berpesan pada Farhan," ucapnya lagi,Tanpa melanjutkan ucapannya, Farhan meraih tubuh sang Emak, memeluknya erat. Diusapnya punggung Farhan memberi kekuatan. Tanpa suara, tanpa balasan, Emak tetap menunggu Farhan melanjutkan ceritanya.Selang beberapa menit barulah Farhan tenang. Dilepasnya tangan Emak, duduk tegak bersandar, lantas menghirup udara dalam - dalam."Sebelum meninggal, Mas Arif berpesan agar Farhan menjaga istrinya. Bukan sekedar menjaga sebagai saudara, Mas Arif meminta Farhan untuk menjaga Mbak Ayu sebagai kekasih halal. Waktu itu Farhan hanya bisa mengiyakan Mak, agar Mas Arif tenang,"  "Barulah setelah proses pemakaman selesai Farhan sadar bahwa permintaan Mas Arif tadi terlalu berat untuk Farhan," lanjutnya.Diusapnya wajah dengan kasar, semacam sedang frustasi. Lantas menoleh kepada Emak yang ternyata sedang tersenyum manis."Emak kok malah seny
last updateLast Updated : 2021-11-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status