Share

Bab 829

Author: Hazel
Wanita itu sedang memegang hasil pemeriksaan. Dia bertanya dengan terkejut, "Pak Suwanto, dadaku cuma agak sakit dan sesak. Selain itu, aku nggak merasakan apa pun lagi. Mana mungkin aku mengidap kanker payudara? Apa ada kesalahan?"

Mungkin karena terlalu terkejut dengan hasil pemeriksaan, wanita itu sama sekali tidak menyadari kehadiran Tirta.

"Dik, manusia bisa berbohong, tapi data yang terdeteksi peralatan medis nggak mungkin berbohong. Hasil seperti itu nggak mungkin bisa dipalsukan." Suwanto tentu menyadari kedatangan Tirta. Untuk sekarang, fokusnya hanya pada Tirta, makanya dia menyahut wanita itu dengan tidak acuh.

"Kamu memang mengidap kanker payudara. Hanya saja, baru stadium awal, jadi gejalanya belum terlalu jelas. Kalau gejalanya sudah parah, itu sudah terlambat! Kusarankan kamu ke Rumah Sakit Seroja di kota besar untuk melakukan operasi. Kalau ditunda, kamu yang bakal rugi."

Entah sudah berapa kali Suwanto mengatakan hal ini. Setelah mendengarnya, kebencian dalam hati Tirt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Galak
bkin pnasaran sjh tdk ada lanjutan.x
goodnovel comment avatar
Hidayat Syarif
ayok mna lanjutan nya, aku menunggu arum main sama tirta
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1817

    Kulit Shinta bukan hanya putih, tapi juga sangat mulus. Tirta merasa sangat puas memeluk Shinta. Kulitnya bagaikan giok dan sutra yang lembut.Shinta menyahut, "Apa? Jangan, Kak Tirta. Aku cari kamu untuk minum esens berkualitas tinggi sekalian mau minta kamu memperbesar payudara dan bokongku. Aku sudah pakai Jimat Penghilang, ini kesempatan yang langka. Kamu nggak boleh membawaku pulang begitu saja."Begitu mendengar Tirta hendak membawanya pulang, Shinta sama sekali tidak bisa menerima. Dia memeluk Tirta makin erat. Seketika payudara Shinta yang diperbesar Tirta sebelumnya tertekan.Ditambah lagi, tadi Tirta memang sedang bercinta dengan Bella. Sekarang hasratnya makin menggebu-gebu.Melihat Tirta menghela napas dan tidak bicara, Shinta menggigit bibirnya sembari bertanya, "Ada apa? Kak Tirta, kenapa kamu tiba-tiba nggak bicara?"Tirta menelan ludah dan bertanya balik, "Nggak ... apa-apa. Shinta, kamu benar-benar ingin meminum esens berkualitas tinggi dariku?"Sambil bicara, Tirta me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1816

    Shinta memang penasaran, tetapi dia tidak berniat mencari tahu dengan kondisi seperti ini. Kaki Shinta yang mulus menginjak tangga yang basah dan menimbulkan sedikit suara.Shinta ingat dengan kamar tidur Tirta. Namun, saat berjalan ke depan pintu kamar, dia melihat pintunya dikunci. Bahkan tidak terdengar suara sedikit pun dari kamar.Shinta bergumam, "Aku ingat terakhir kali Kak Tirta bercinta dengan Bu Bella di kamar ini. Kenapa pintu kamarnya dikunci? Apa Kak Tirta dan Bu Bella nggak pulang setelah keluar dari vila?"Shinta melanjutkan, "Aduh, sayang sekali. Kalau tahu begitu, seharusnya aku telepon Kak Tirta dulu sebelum keluar. Aku sudah menyia-nyiakan selembar jimat. Hais ...."Shinta sudah melepaskan bajunya. Alhasil, pintu kamar dikunci. Dia tidak bisa meminum esens berkualitas tinggi, juga memperbesar payudara dan bokongnya. Shinta yang kecewa ragu-ragu untuk pergi.Shinta berucap, "Sayang sekali kalau aku langsung pergi begitu saja. Nggak bisa, aku tunggu sebentar lagi. Mung

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1815

    Suara Bella sangat kecil sampai-sampai hampir tidak terdengar, tetapi penuh dengan godaan yang mematikan. Sambil bicara, mereka berdua berjalan ke depan tangga.Hasrat Tirta bergelora mendengar ucapan Bella. Dia hendak melepaskan pakaian Bella.Tirta tertawa dan berujar, "Bella, sekarang kita langsung mulai saja. Kebetulan aku ingin coba bagaimana rasanya melakukannya di tangga. Seharusnya sangat menyenangkan kalau kita melakukannya sambil menaiki tangga."Kedua kaki Bella lemas begitu membayangkan momen itu. Dia menolak, "Aku nggak mau ... Tirta. Kita lakukan Teknik Pasangan di kamar saja ya?"Tirta memikat Bella dengan bisikannya, "Bella, ayo kita lakukan di tangga. Biarkan aku coba dulu. Apa kamu nggak ingin mencobanya? Bagian intimmu sudah basah.""Aku ...," ucap Bella. Dia masih ragu-ragu. Akhirnya, Bella mengangguk dan tidak berbicara lagi.Selanjutnya, Bella berjalan di depan dan Tirta berjalan di belakang. Tubuh mereka menempel. Jarak mereka juga perlahan makin dekat saat menai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1814

    Tirta membantah dengan ekspresi serius, "Bella, kamu salah. Sifatku lebih berkelas daripada anjing hitam ini."Anjing hitam yang sudah tidak sabar menggonggong dan mendesak, "Pemuda berengsek, kamu punya sifat berkelas apa? Cepat beri tahu aku karakteristik anggota Black Gloves, lalu carikan 10 ekor anjing betina berkualitas untukku. Aku malas menghabiskan waktu denganmu."Anjing hitam sudah lama tidak menyentuh anjing betina, jadi dia sangat kesepian.Tirta juga tidak menunda lagi, dia langsung menjelaskan, "Oke, aku beri tahu kamu. Anggota Black Gloves itu berambut pirang dan bermata biru, mereka juga membawa artefak. Tubuh mereka sudah disuntikkan darah dari Leluhur Darah dan sangat bau ...."Tirta menambahkan, "Cepat pergi. Begitu kamu menemukan jejak mereka, segera kembali dan cari aku."Mendengar ucapan Tirta, anjing hitam mengangguk. Akhirnya, dia bertanya kepada Tirta sebelum pergi, "Pemuda berengsek, berapa nomor teleponmu?"Tirta yang bingung bertanya, "Untuk apa kamu minta n

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1813

    Bella berjalan sambil lanjut bertanya kepada Tirta, "Memangnya Bu Devika sakit apa? Kapan dia sakit? Kenapa aku nggak mendengarnya?"Tirta berpikir Bella tidak mungkin mencari Devika untuk memastikan kebenarannya, jadi dia asal mencari alasan dengan menjawab, "Malam ini dia baru sakit. Dia digigit anjing hitam."Tiba-tiba, terdengar suara anjing hitam dari belakang. "Kamu asal tuduh orang! Aku nggak pernah menggigit wanita seumur hidup. Jangan fitnah aku!"Tirta menoleh dan melihat baju anjing hitam sudah terkoyak hingga hancur. Kondisi anjing hitam sangat menyedihkan, tetapi kedua matanya masih bersinar.Tirta yang kaget bertanya, "Anjing sialan, kapan kamu ikut kami?"Anjing hitam menyeringai dan menyahut dengan ekspresi bangga, "Dari tadi aku bersembunyi di dalam vila presiden. Kalau nggak, aku sudah ditangkap. Mereka pasti nggak menyangka aku berani bersembunyi di vila presiden. Terkadang tempat berbahaya itu paling aman."Tirta terkejut. Dia tidak menyangka ternyata anjing hitam c

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1812

    Tentu saja Tirta bisa mendengar suara Devika. Dia membatin, 'Haha, gigit saja. Kalau gigitanmu makin kuat, aku merasa makin nyaman.'Tirta yang merasa senang bersenandung. Di tengah perjalanan, Shinta menanyakan cara pemakaian jimat. Tirta menjelaskannya dengan sabar, lalu Marila dan Shinta mengungkapkan kekaguman mereka.Setelah menyimpan jimat, Shinta tiba-tiba teringat sesuatu. Dia bertanya kepada Tirta, "Oh iya, Kak Tirta. Kamu beri Kak Devika minum esens apa? Sepertinya beberapa hari ini tenggorokanku sakit. Apa kamu juga bisa memberikannya kepadaku?"Sudut Tirta berkedut, dia menyahut, "Itu esens berkualitas tinggi. Kamu masih kecil, nggak boleh minum itu dulu. Aku punya batu giok yang bisa memproduksi air spiritual secara otomatis. Nanti kamu berendam dengan air spiritual ini setelah pulang, aku jamin tenggorokanmu pasti nggak sakit lagi begitu bangun tidur."Selesai bicara, Tirta memasang formasi pada 2 batu giok yang dibelinya tadi sore. Kemudian, dia memberikan kedua batu gio

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status