Hidupnya adalah sampah, diinjak-injak, sampai seorang Dewa Kuno yang perkasa bangkit di dalam dirinya. Zhen Zhi sang penguasa ribuan dimensi tertinggi telah kembali, dan di dalam tubuh Feng Yichen yang dulu lemah, ia kini menjadi mimpi buruk bagi setiap orang yang pernah menindasnya. Mereka yang dulu mengira diri mereka adalah predator dan perundung, kini menyadari satu hal: mereka hanyalah mangsa di mata Zhen Zhi!
view more“Hancurkan Zhen Zhi si pengkhianat itu!”
Seketika bunyi benturan keras membuat medan pertempuran itu bergetar! Serangan gabungan dari sepuluh Kaisar Dewa yang begitu besar dan hendak menghancurkan Zhen Zhi, tiba-tiba tertahan oleh sebuah perisai besar yang terbuat dari api! Perisai itu tak lain berasal dari sisa energi Yue Yuan, sang Permaisuri Phoenix! “Yue Yuan! Apa yang kaulakukan!?” “Zhen Zhi!” ucapnya seraya berusaha mati-matian menahan serangan para dewa, “hanya kau yang dapat membalikkan keadaan di dunia para dewa. Jangan mati!” Dengan tubuh yang sudah dipenuhi luka dan kekuatan yang nyaris habis, Permaisuri Phoenix menggunakan sisa tenaganya untuk mengirim Zhen Zhi menjauh dari medan pertempuran. "Tidaaak!" Raungan Zhen Zhi, sang Dewa yang terbuang karena fitnah, menggelegar tatkala menyaksikan dengan mata kepala sendiri Permaisuri Phoenix mengorbankan dirinya demi melindunginya. Dalam pandangan Zhen Zhi yang memudar, sosok Permaisuri Phoenix tertelan oleh cahaya kehancuran dari serangan gabungan para kaisar dewa. Dengan serangan sebesar itu, Zhen Zhi mengira bawah wanita itu telah mati saat berusaha untuk menyelamatkannya. Di sisi lain, saat serbuan para Kaisar Dewa meluncur deras ke arah Zhen Zhi, Permaisuri Phoenix pun percaya bahwa dia telah gagal—bahwa Zhen Zhi hancur dalam serangan itu. *** "Kakak, aku akan membawamu ke rumah sakit, sabarlah kak. Maafkan aku kak, semua ini salahku!" Suara tangis parau membuat Zhen Zhi terbangun. Cahaya menembus matanya yang basah, menyilaukan pandangannya pada dunia yang asing—gedung-gedung tinggi, suara bising, dan jalanan yang padat. "Di mana aku?" bisiknya, tubuhnya menggigil. Rasa sakit menyambar perutnya. Luka itu… luka yang membunuh Feng Yichen—pemilik tubuh ini. Dan kini, tubuh mati itu hidup kembali. Dengan jiwa yang bukan miliknya. "Tunggu dulu, aku belum mati?" Feng Jian menggendongnya dengan tergesa-gesa. Seluruh tubuhnya juga dipenuhi dengan luka memar dan bengkak, air mata masih membekas di pipinya yang penuh debu dan kotor. "Siapa dia?" di benaknya Zhen Zhi bertanya heran, melirik sosok remaja yang tengah menggendongnya tersebut. "Dia tidak memiliki kekuatan spiritual, dia manusia biasa. Tapi.. kakak? Apakah yang dia maksud aku?" Saat Zhen Zhi menyadari bahwa tubuhnya juga tidak memiliki jejak kekuatan spiritual sedikitpun, dia sangat terkejut, kedua matanya melebar. "Apa yang terjadi? Kenapa tidak ada jejak kekuatan spiritual sedikitpun di tubuhku. Argh!" Zhen Zhi berusaha untuk menyerap segala energi spiritual agar masuk ke dalam tubuhnya, berusaha memulihkan dirinya sendiri. Namun yang terjadi, Zhen Zhi malah menyerap energi kotor yang membuat kondisi tubuhnya kian memburuk! “Argh! Sialan!” Zhen Zhi merutuk tubuhnya sendiri. "Ha! Kakak!" Feng Jian bersuara panik, menatap tubuh kakaknya yang terkulai. Dia segera menambah kecepatannya, berlari secepat mungkin menuju rumah sakit terdekat. Dalam kegelapan yang tiba-tiba menyelimuti benaknya, Zhen Zhi dipertontonkan bagaimana Feng Yichen, pemilik tubuh aslinya dulu, mendapatkan segala keburukan di hidupnya; cap pecundang, kemiskinan, dan tatapan jijik serta merendahkan dari orang-orang sekitarnya! Seketika, kesadarannya kembali dan Zhen Zhi merasa semuanya menjadi jelas; tidak ada kekuatan spiritual, tidak ada kultivator ataupun dewa, hanya manusia biasa yang ada di tempat ini. “Bahkan orang ini hanya bisa bergantung pada kakak perempuannya yang malang?! Awal kehidupan yang buruk…” Perlahan Zhen Zhi bangun. Ketika menoleh ke samping, dia menemukan Feng Jian yang tengah menunduk sedih, kedua matanya sembab. Pemandangan itu membuat dadanya tiba-tiba merasakan gelenyar aneh, “Perasaan apa ini…” Sebagai seorang penguasa, dia selalu berada di puncak, menatap semua orang dari tempat tingginya. Sudah sejak lama dia melupakan emosinya, baik itu rasa cinta, sayang, sedih, maupun bahagia. "Jika alam atas mengetahui ini, mereka akan menertawakanku selama ribuan tahun." Pikirnya, membayangkannya saja sudah membuatnya frustasi. Tak lama kemudian dia kembali memikirkan sesuatu dengan serius, "sebenarnya kenapa jiwaku bisa berada di dalam tubuh seorang manusia biasa? Aku harus mencari tahu nanti." Dia kembali mengalihkan perhatiannya ke arah Feng Jian, lalu mengatakan, "Hey bocah, sampai kapan kau akan menangis? Bisakah kau berhenti sekarang? Kau terlalu berisik," tegurnya. "Ha kakak! Kau sudah bangun!" Air mata Feng Jian langsung bergenang dengan cepat, dia kembali menangis. Dia sebelumnya sangat takut, tapi setelah melihat kakaknya sadar, dia merasa lega hingga tak tahan dan akhirnya menangis. "Syukurlah kakak sudah bangun. Aku benar-benar takut, maafkan aku kak, aku benar-benar minta maaf. Kalau bukan karenaku, kakak tidak akan mengalami semua ini, aku—” Zhen Zhi menghela nafas dengan wajah malas, lalu menutup mulut bocah itu dengan tangannya, "sudah tenanglah, bukankah kakak sekarang sudah baik-baik saja. Tidak apa-apa." Feng Jiang mengangguk setuju, dan Zhen Zhi pun melepaskan tangannya. Bocah itu menundukkan kepalanya, penuh rasa bersalah, "Kakak, aku benar-benar minta maaf," katanya lagi dengan suara pelan, penyesalannya sangat dalam. Zhen Zhi terdiam, mengingat kembali kejadian sebelumnya. Pemilik tubuh sebelumnya menyaksikan adiknya dihajar oleh sekelompok preman. Tanpa berpikir dua kali, dia langsung melindunginya. Bahkan tidak peduli jika hal itu merenggut nyawanya sendiri, Feng Yichen terus melindunginya hingga akhir. Telpon Feng Jian tiba-tiba berdering.. Saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, raut wajah Feng Jian langsung berubah. Dia takut, tapi berusaha untuk menyembunyikannya sebisa mungkin dari kakaknya. "Siapa yang menelepon?" tanya Zhen Zhi datar, matanya mengawasi adiknya. "Ti-tidak, Kak. Aku keluar sebentar, nanti aku kembali," jawab Feng Jian gugup, tergesa-gesa meninggalkan ruangan. “Kenapa dia begitu gugup?" Pikirnya curiga. Tapi dia tidak terlalu memikirkannya saat itu, ada terlalu banyak hal yang harus dia hadapi. Terutama tubuhnya yang begitu lemah, jauh berbeda dengan dirinya yang dulu. Zhen Zhi menatap tangan lemahnya. “Tubuh ini hina, tapi aku akan menjadikannya tak terkalahkan. Aku masih Zhen Zhi—Dewa Kuno yang pernah menundukkan ribuan dimensi.” Tangannya terkepal, tekadnya tak tergoyahkan. Pandangannya menjadi lebih serius, Zhen Zhi melebarkan persepsinya, berusaha memeriksa aliran spiritual yang ada di dunia tersebut. "Betapapun rendahnya tingkatan sebuah dunia, seharusnya tetap ada energi spiritual di sini. Jika tidak, mustahil ada kehidupan." Saat persepsinya menyebar, raut wajahnya segera berubah, segaris keterkejutan tampak jelas di wajahnya. “Ini—”Sun Lei buru-buru merogoh sakunya, mengulurkan beberapa uang kepada Zhen Zhi. “Tu-tuan, ini uang anda, saya tidak akan mengambil sepeserpun,” katanya dengan tangan gemetar.“Jika saya tahu bahwa dia adalah adik anda, kami tidak akan berani. Mohon tuan terima, dan ampunilah kami, kami tidak akan mengulanginya lagi,” tambahnya, berharap Zhen Zhi dapat melepaskan mereka.Zhen Zhi menyipitkan matanya dingin, membuat orang-orang itu merasakan maut yang sangat dekat. “Melepaskan kalian, boleh saja,” jawabnya dengan suara yang rendah.Mendengar Zhen Zhi bersedia mengampuni mereka, raut wajah mereka menjadi cerah, berpikir bahwa mereka dapat melalui bahaya tersebut dengan selamat. “Benarkan tuan, terimakasih tuan,” Sun Lei dengan hati-hati meletakkan uang yang dia keluarkan tadi di depan kaki Zhen Zhi. Tanpa menunggu lebih lama, Sun Lei bersama dengan rekannya yang lain segera mundur perlahan dari hadapan Zhen Zhi. “Dengan kekuatan seperti itu, jelas bahwa dia bukanlah orang biasa. Hari ini
“Siapa kau! Menyerang kami diam-diam, apa kau ingin mati!’ bentak Sun Lei dengan nada kesal. Dia menoleh ke arah pria berambut cepak yang tergeletak tak sadarkan diri, lalu memanggilnya dengan nada keras, “Hei, bangun!” sambil menendang pria itu dengan kaki. Namun, pria berambut cepak itu tetap tidak bergerak, membuat Sun Lei semakin kesal dan berhenti, “Sialan, membuat kami malu saja.”Tiba-tiba, Zhen Zhi menjawab dengan nada geram, "Orang yang akan mati adalah kalian!" sambil mengacungkan tangannya untuk memprovokasi mereka.Sun Lei memandang Zhen Zhi dengan mata yang mengejek, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Apa yang dia katakan?" tanya Sun Lei dengan nada yang mengejek, tidak percaya bahwa Zhen Zhi berani mengancam mereka seperti itu.“Dia bilang ingin membunuh kita, apa kau tuli?” jawab pria berjanggut di sebelahnya dengan acuh.“Aku tidak tuli bodoh! Maksudku, apa bocah ini sedang menantang kita? Apa yang dia katakan tadi, ‘Orang yang akan mati adalah kalian’, Pfft
Setelah Zhen Zhi menghilang dari pandangan, Tuan Wang berdiri tegak, matanya berkilat tajam. Dia menoleh pada asisten kepercayaannya, seorang pria berwajah dingin yang selalu setia mendampinginya. “Li Wei,” panggilnya dengan suara rendah namun tegas. “Segera selidiki identitas pemuda itu. Siapa dia? Dari mana asalnya? Aku ingin semua informasinya!”Li Wei mengangguk patuh. “Baik, Ketua. Akan segera saya laksanakan.”Di dalam ruangannya, Zhen Zhi segera menyerap energi spiritual yang berada di dalam giok. Arus spiritual meresap masuk ke dalam tubuhnya, menyembuhkan lukanya, serta memperbaiki kondisi fisik Feng Yichen yang sangat buruk.Tidak memakan waktu yang lama, hanya sepuluh nafas dan aura di dalam giok pun menghilang, sudah diserap ke dalam tubuh Feng Yichen. Kini giok tersebut hanyalah benda biasa, tanpa kekuatan spiritual di dalamnya.Setelah menyerap aura spiritual di dalam giok, kondisi tubuh Feng Yichen berubah drastis. Tulang dan dagingnya mengalami regenerasi yang luar bi
Zhen Zhi melangkah masuk ke dalam ruang ICU, diikuti dengan nyonya Wang serta dokter dan beberapa perawat di belakangnya. Di dalam ruangan, sosok mungil terbaring pucat di atas kasur, dan monitor jantung sudah menunjukkan garis lurus yang dingin, tanda bawah jantung sudah berhenti total.Setelah melihat keadaan putrinya, nyonya Wang terhuyung, harapannya mulai pudar perlahan-lahan. Hanya melihat garis lurus di monitor, dia tahu bawa putrinya mustahil untuk di selamatkan. "Wan'er," suaranya gemetar.Mengabaikan tatapan skeptis dokter dan orang-orang di sekitarnya, Zhen Zhi mendekat. Dia meletakkan tangannya dengan lembut di dahi gadis kecil itu. Dengan indra spiritualnya yang meskipun terbatas, dia bisa merasakan benang kehidupan yang teramat tipis, nyaris putus.Memulai penyembuhan dengan ketenangan luar biasa, Zhen Zhi mulai menyalurkan vitalitasnya ke dalam tubuh anak itu. "Sekarang tubuhku tidak memiliki kekuatan spiritual sedikitpun, aku hanya bisa menggunakan vitalitas kehidupan
Zhen Zhi mengernyitkan dahinya. Tanpa sengaja kesadaran spiritualnya mendeteksi sebuah sumber energi spiritual yang relatif lebih murni. "Ha! Ini, energi spiritual!"Dengan cepat Zhen Zhi memfokuskan persepsinya pada sumber energi spiritual tersebut. Dia melihat sebuah ruangan dengan lampu merah menyala di atas pintunya: Ruang ICU. Di depannya, seorang wanita cantik duduk dengan raut wajah penuh kecemasan. Wanita itu terlihat putus asa dan takut, tangannya terus berdoa, berharap kesembuhan untuk anaknya yang tengah dioperasi.Di tubuh wanita itulah terpancar sumber energi spiritual yang dia rasakan tadi, sebuah kalung giok berwarna hijau zamrud yang memancarkan cahaya samar. "Di sana!""Jaraknya juga tidak terlalu jauh," pikir Zhen Zhi seraya beranjak dari tempat tidurnya. Walaupun tubuhnya terasa sakit, Zhen Zhi tetap memaksakan diri. Baginya rasa sakit tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengalamannya sebagai dewa kuno. Sudah tidak terhitung pertarungan dan neraka yan
“Hancurkan Zhen Zhi si pengkhianat itu!”Seketika bunyi benturan keras membuat medan pertempuran itu bergetar!Serangan gabungan dari sepuluh Kaisar Dewa yang begitu besar dan hendak menghancurkan Zhen Zhi, tiba-tiba tertahan oleh sebuah perisai besar yang terbuat dari api!Perisai itu tak lain berasal dari sisa energi Yue Yuan, sang Permaisuri Phoenix!“Yue Yuan! Apa yang kaulakukan!?”“Zhen Zhi!” ucapnya seraya berusaha mati-matian menahan serangan para dewa, “hanya kau yang dapat membalikkan keadaan di dunia para dewa. Jangan mati!”Dengan tubuh yang sudah dipenuhi luka dan kekuatan yang nyaris habis, Permaisuri Phoenix menggunakan sisa tenaganya untuk mengirim Zhen Zhi menjauh dari medan pertempuran. "Tidaaak!" Raungan Zhen Zhi, sang Dewa yang terbuang karena fitnah, menggelegar tatkala menyaksikan dengan mata kepala sendiri Permaisuri Phoenix mengorbankan dirinya demi melindunginya.Dalam pandangan Zhen Zhi yang memudar, sosok Permaisuri Phoenix tertelan oleh cahaya kehancuran
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments