Share

Bab 980

Penulis: Hazel
Ayu membalas, "Oke. Melati dan Arum juga mau ikut. Kita bawa Nia. Kita pergi berlima."

Tirta menimpali dengan ekspresi terkejut, "Ha? Bibi, kita cuma beli sayur. Untuk apa semuanya pergi? Kalau kita semua pergi, Kak Agatha istirahat sendirian di klinik."

Tirta menambahkan, "Selain itu, ada banyak uang tunai di klinik. Nggak aman kalau nggak ada yang menjaga klinik."

Tirta berniat memanfaatkan kesempatan ini untuk bermesraan dengan Ayu. Kemudian, Ayu menanggapi, "Benar juga. Kalau begitu, kamu bawa Arum beli sayur saja. Biar aku dan Melati yang menjaga bibit bahan obat dan Agatha."

Mendengar ucapan Ayu, Arum melirik Tirta dengan ekspresi antusias. Tentu saja Tirta memahami maksud Arum. Dia pasti berharap Tirta menyetujuinya.

"Kak Arum, kamu ikut aku saja," kata Tirta seraya memandang Arum. Dia merasa Ayu seperti menolak untuk berduaan dengannya.

Tirta memutuskan untuk menanyakan Ayu alasannya saat dalam perjalanan ke ibu kota provinsi besok.

....

Dalam perjalanan, Arum yang duduk di kur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2079

    Tirta langsung menyanggupinya, "Oke, Kak. Pegang omonganmu. Aku makan pilnya."Tirta meletakkan mangkuk obat terlebih dahulu, lalu mencari Pil Pelupa Cinta dari saku baju Heidi. Dia langsung menelan enam pil itu tanpa ragu sedikit pun.Akhirnya, Heidi mengangkat kepalanya dan bertanya, "Bajingan mesum, kamu bahkan nggak tanya dulu. Kamu nggak takut aku suruh kamu konsumsi racun mematikan?"Jelas-jelas Heidi tahu dia dan muridnya bisa bebas setelah Tirta mengonsumsi Pil Pelupa Cinta. Namun, entah kenapa hati Heidi terasa tidak nyaman.Tirta menyahut, "Biarpun Kakak suruh aku minum racun mematikan, aku juga nggak akan ragu untuk meminumnya. Nggak ada bedanya aku tanya atau nggak. Sudah, Kak. Sekarang aku sudah mengonsumsi pilmu, giliran kamu yang minum obat."Tirta mengangkat mangkuk, lalu lanjut menyuap Heidi obat. Ucapan Tirta membuat jantung Heidi berdegup kencang. Selain itu, perasaan tidak nyaman di hati Heidi langsung hilang. Tubuh Heidi juga sangat ringan seolah-olah melayang di u

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2078

    "Kamu ...," ucap Heidi dengan ekspresi bimbang. Kemudian, dia yang teringat sesuatu melanjutkan, "Aku tahu. Kamu mau pakai cara ini untuk meniduriku. Sebenarnya kamu nggak akan berikan warisan Petani Suci kepadaku, 'kan?"Tirta tidak bisa berkata-kata. "Em ....""Kenapa? Apa omonganku kali ini juga benar? Kamu punya warisan Petani Suci, tentu saja kamu bisa mendapatkan wanita dan kekayaan yang banyak. Mana mungkin kamu mau serahkan warisan itu kepada orang lumpuh sepertiku cuma karena omonganku?" sergah Heidi.Heidi makin yakin. Perasaan tidak suka kepada Tirta makin terlihat jelas dari tatapannya. Bahkan Heidi curiga Elisa ditipu Tirta dengan cara seperti ini.Hanya saja, Heidi tidak tahu Tirta disokong Genta. Itu berarti Tirta memiliki warisan yang tak terhitung jumlahnya. Tentu saja Tirta tidak merasa Tungku Petani Suci sangat penting.Tirta membalas sembari menggeleng, "Kak, kamu menganggapku terlalu jahat. Selain itu, kamu juga bukan orang lumpuh. Bagiku, kamu seorang bisa menandi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2077

    Begitu kepikiran ide ini, Heidi menjadi lebih tenang. Kala ini, Tirta sedang fokus memurnikan obat. Dia tidak mengintip Heidi ataupun menyiksanya.Sikap Tirta membuat Heidi terkejut. Dia berkomentar di dalam hati, 'Bajingan mesum ini sangat genit, tapi dia sangat fokus waktu memurnikan obat. Benar-benar sulit dipercaya! Dia nggak mungkin bisa berbuat seperti ini!'Bahkan, jika hanya melihat gerak-gerik Tirta saat memurnikan obat dan mengabaikan perbuatannya, Heidi akan menganggap Tirta sebagai master ilmu pengobatan yang profesional tanpa ragu sedikit pun.Heidi membatin, 'Waktu Elisa seusia dia, seharusnya Elisa belum bisa menggunakan tungku untuk memurnikan obat.'Tanpa sadar, pandangan Heidi terhadap Tirta sedikit berubah. Waktu terus berlalu. Aroma obat merebak dari Tungku Petani Suci.Awalnya, aroma obat tidak pekat. Bahkan hanya samar-samar tercium. Namun, aroma obatnya makin menenangkan dalam waktu sekejap. Aromanya jauh berbeda dengan Pil Pelupa Cinta.Orang yang mencium aroma

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2076

    Mendengar ucapan Tirta, Elisa menunjukkan ekspresi canggung. Dia yang sedikit ragu-ragu membalas, "Menaklukkannya? Tirta, jangan-jangan ... kamu mau ...."Tirta tertawa, lalu menyela, "Bi Elisa, cepat atau lambat aku akan melakukannya. Kamu juga tahu sifatku. Lagi pula, bukannya bagus kalau aku bisa buat gurumu ikut kita pergi ke dunia fana dengan sukarela?"Tirta mengedipkan matanya. Dia benar-benar tidak tahu malu. Sejak Genta mengatakan fisik Heidi sangat istimewa, Tirta tidak bisa melupakannya. Hari ini, Tirta harus mencicipi seberapa nikmat dan tangguhnya Tubuh Isap Alami!Elisa ragu-ragu sejenak sebelum berpesan kepada Tirta, "Oke. Kalau begitu, aku keluar dulu. Kamu harus lebih pelan, jangan sakiti guruku."Kemudian, Elisa menghindari pandangan Heidi dan perlahan berjalan keluar dari kamar. Tirta menenangkan, "Tenang saja. Gurumu sangat hebat. Kamu nggak usah khawatir."Tirta menutup pintu kamar, lalu kembali ke samping tempat tidur Heidi. Melihat Elisa benar-benar pergi, Heidi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2075

    Elisa yang menyadari gerak-gerik Tirta segera menghalanginya dan menegur, "Jangan mengintip! Dia itu guruku!"Tirta berdeham, lalu menyahut, "Aku nggak mengintip."Tiba-tiba, Tirta menepuk kepalanya. Dia yang teringat sesuatu meneruskan, "Oh iya, Bi Elisa. Aku terlalu buru-buru di perjalanan, jadi aku belum siapkan bahan obat-obatan untuk mengobati kaki gurumu. Bagaimana kalau kamu ...."Di dalam Cincin Penyimpanan memang ada banyak obat spiritual, tetapi khasiatnya tidak cocok. Tirta juga tidak bisa menggunakannya biarpun jumlahnya banyak.Sebelum Tirta menyelesaikan ucapannya, Elisa mengatupkan bibirnya dan menyela, "Sebelumnya guruku sudah membuang resep yang kamu berikan. Tapi, aku memungutnya lagi waktu dia nggak memperhatikan. Aku juga sudah diam-diam siapkan bahan obat-obatan, aku simpan di bawah tempat tidur kamarku."Elisa menambahkan, "Tirta, kamu tunggu sebentar. Aku ambil bahan obat-obatannya dulu."Tirta yang masih belum puas mengintip Heidi lagi, lalu berucap, "Bi Elisa,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2074

    Ketua Sekte Mujarab memberi hormat kepada Tirta lagi, lalu mendesah dan berkata, "Terima kasih, Tirta. Sejak menjadi ketua Sekte Mujarab, aku nggak pernah berpikiran untuk menyuruh anggota sekte melakukan hal yang nggak berperikemanusiaan. Jadi, aku memerintah anggota Sekte Mujarab untuk mengasingkan diri dan nggak mencampuri urusan di luar.""Nggak disangka, kami malah mengalami masalah ini. Hari ini, kamu memang sudah membunuh semua penjahat itu. Tapi, ke depannya kabar ini pasti tersebar. Begitu kamu pergi, Sekte Mujarab pasti akan menghadapi bahaya lagi," lanjut ketua Sekte Mujarab.Ketua Sekte Mujarab menambahkan, "Kalau kamu nggak keberatan, Sekte Mujarab bersedia mendengar perintahmu dan nggak akan mengeluh."Ketua Sekte Mujarab sama sekali tidak mengungkit penyebab masalah ini. Tentu saja, itu karena dia takut Tirta menolak setelah mendengarnya.Mendengar perkataan ketua Sekte Mujarab, Tirta berpikir sembari mengernyit. Setelah dia pergi, Sekte Mujarab memang akan menghadapi ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status