POV AuthorSaat Awan melangkah keluar dari rumah Wijaya, terjadi keributan dan kepanikan dalam ruangan. Joe yang di dapuk sebagai ketua Klan sementara, tentu saja merasa sebagai orang yang paling bertanggung jawab. Karena bagaimanapun, keamanan rumah dan keluarga besar Agus Wijaya dalam tanggung jawabnya. Dan saat ini, sebuah peristiwa yang sangat besar dan menegangkan terjadi tepat di depan matanya sendiri. Tindakan Karta yang tanpa diperkirakan sebelumnya dengan menghabisi keempat penjaga yang merupakan anggota klannya, belum lagi dengan terlukanya Arini, Ibu Awan, membuat Joe mau tidak mau menanggung sebuah beban yang berat.Dengan cepat Joe berhasil mengendalikan keadaan, ia berhasil menenangkan kepanikan keluarga Wijaya dan semua tamu undangan yang datang. Lalu Ia mengontak beberapa anak buahnya dan memerintahkan dengan cepat untuk membereskan sisa pertempuran yang terjadi malam itu. Ada sedikit perdebatan antara Joe dengan Noura, anaknya."Nak! Kamu urus yang disini yah. Jaga Bi
Sopir mengingatkan kalau kami akan sampai beberapa saat lagi, namun dipersimpangan menuju gudang timur yang akan kami tuju, tampak puluhan orang sedang berkumpul. Tidak kurasakan aura permusuhan dari mereka, sehingga aku yakin kalau mereka bukanlah ancaman bagi kami.Mobil berhenti tepat di depan mereka. Aku mengikuti Om Joe dan Pak Usman turun menemui orang sudah menunggu kami sebelumnya. Rupanya anak buah Om Joe yang sedang menunggu kami. Banyak wajah yang asing bagiku, namun ada juga beberapa wajah yang sangat familiar."Radit ? Novi ?." Sapaku heran begitu melihat dua sahabatku juga ada disana, berdiri disamping Bang Ilham dan anggotanya. Radit, mungkin aku tidak akan heran kalau dia sampai ikut dalam misi berbahaya malam ini, dia kan sepupunya Bang Ilham dan Radit juga pernah menemaniku menyerang kelompoknya Bowie sebelumnya. kalau Novi ? hmnnn.."Loe lihat gue kayak lihat banci aja nyuk." Gerutu Novi kesal karena tatapanku yang meragukannya, Radit dan Ilham sampai ketawa melihat
"Jadi, bagaimana Om, Pak ?" tanya Om Joe meminta pendapat pada ketiga Seven Devil."Kami menunggu perintahmu. Bagaimanapun, kamu yang jadi ketua sementara saat ini." Jawab Pak Welniks santai, Pak Usman dan Pak Tomo hanya diam dan menyetujui ucapan rekannya tersebut."Apa perlu pakai senjata Bos ? tanya salah seorang pengawal Om Haris."Buat jaga-jaga tidak apa-apa. Yang jelas, kita selesaikan dengan cara Klan Atmaja dahulu. Saya yakin, mereka tidak akan menggunakan senjata sama sekali." Jawab Om Haris."Bagaimana kamu bisa seyakin itu ?" tanya Om Joe pada rivalnya tersebut dengan mengerutkan keningnya."Mereka yang terlalu yakin dengan serum ciptaan Karta dan bergantung kepada itu. Saya yakin, mereka akan memandang remeh kita saat ini. Terbukti kan! dengan ketujuh murid andalan Karta, mereka dengan yakinnya menyerang beberapa markas kita hanya dengan tangan kosong." Ujar Om Haris tersenyum sinis. Walau ini pertama kalinya aku bertemu dengan sosok Om Haris, namun aku bisa merasakan kem
POV Author"MAJU." Teriak salah seorang anak buah Karta memberi komando tanda mulai pertarungan pada rekan-rekannya."Kita bantai mereka, balaskan dendam keluarga kita yang mereka bantai. Untuk Klan Atmaja.. HAAA." Teriak Bosky membakar semangat rekan-rekannya. Diikuti dengan ke empat rekannya, mereka merengsek maju ke depan. Lalu pecahlah pertempuran tangan kosong, 5 orang anggota Karta melawan 5 orang Panglima tempur dari Klan Atmaja.Awal pertarungan kedua kubu terlihat cukup imbang, Panglima tempur klan Atmaja dengan kelihaian serta semangat petarung yang membara mampu mengimbangi beberapa saat gempuran dari anak buah Karta. Namun perlahan, arah pertarungan mulai terlihat tidak imbang. Anak buah Karta yang menggunakan serum untuk meningkatkan kemampuan maksimal tubuhnya terlihat mulai mendominasi pertarungan, dari segi kecepatan dan kekuatan mereka mulai mendominasi anggota Klan Atmaja.Baamm baammm baammmmTiga orang anggota Klan Atmaja tampak duluan menyentuh tanah, ketiganya te
"Sekarang majulah kalian berdua." Ujar Welnik dengan dingin menatap dua anak buah Karta yang tersisa.Tomo berjalan kesamping Welnik, yang dibalas dengan tatapan dingin Welnik padanya."Maaf Bang, Saya juga mau bersenang-senang buat pemanasan." Ujar Tomo dengan santainya."Cih.. tapi jangan menganggu kesenanganku kau nanti yah." Jawab Welnik datar lalu menatap tajam pada dua anak buah Karta.Deg degTerlihat ada ketakutan dari wajah dua anak buah Karta. Mereka jelas tahu, kalau lawan yang didepannya ini adalah legenda Klan Atmaja. Devil penjaga sang Ketua klan yang terkenal akan keganasannya. Melawan panglima perang Klan Atmaja yang tanpa menggunakan serum seperti mereka, sudah sangat kepayahan, apalagi ini adalah Seven Devil."Kenapa ? kalian takut ? jika takut, mati saja sana." Ujar salah seorang murid Karta dengan sinis.Kedua anak murid Karta terlihat kebingungan, mereka dihadapkan pada keputusan simalakama. Mau maju jelas lawan mereka jauh diatas kemampuan keduanya, mundur pun ti
Joe sendiri menghadapi murid kedua Karta, Denden. Lawannya terlihat biasa dan aneh, namun memiliki tatapan yang tajam."Kenapa bagianku yang perempuan Om ?" bisik Awan protes. Walau lawannya terlihat cantik dan seksi, tapi ia tetaplah seorang perempuan."hmnnn.. jangan pernah meremehkan lawanmu. Lihat tuh ?" bisik Om Joe dengan mata mengarah ke bagian bawah pusar murid nomor 1 Karta."huk uhukk.." Awan jadi terbatuk dan jengah memandang lawannya. Ternyata penyebabnya adalah sebuah tonjolan di bagian bawah pusar Meta."Anjirr, perempuan jadi-jadian ini mah." Ucap Awan cemas."Ingat, jangan pernah remehkan lawanmu. Bagaimanapun, ia adalah murid Karta nomor 1." Kata Joe kembali memperingatkan. Padahal ia sengaja mengarahkan agar Awan yang menghadapi murid nomor 1 Karta tersebut, ia juga geli jika harus bertarung dengan manusia nanggung tersebut. Tapi sengaja tidak diungkapkannya, biarlah Awan yang menghadapi sebagai tambah pengalaman baginya, pikir Joe."Hai ganteng, layani aku dengan ke
Disisi lain, pertarungan Tomo vs Totok tampak berjalan imbang. Melihat pertarungan Tomo dengan anak buahnya yang cenderung brutal membuat Totok terlalu cepat menyimpulkan gaya bertarung Tomo. Sebuah kesalahan pemula yang hanya mengandalkan kemampuan dan kurangnya pengalaman. Saat berhadapan langsung dengan Tomo membuat Totok kewalahan. Tomo yang dihadapinya saat ini seperti orang yang berbeda dengan Tomo beberapa saat lalu yang menghajar anak buahnya. Tomo bertarung dengan ringkas dan cerdik, berulang kali serangan keduanya seperti akan saling beradu frontal, namun lagi dan lagi Tomo mengecoh Totok, ternyata serangan kuat yang dikeluarkan Tomo hanya pancingan agar Totok mengeluarkan kekuatan maksimalnya. Saat itulah, dengan kelihaiannya Tomo berkelit lalu menyerang area terbuka lawan.Sehingga kondisinya sekarang, Totok murid ke empat Karta sudah banjir oleh darah dengan nafas sesak dan berat, serta emosi yang menggumpal di dada."Pengecut, bertarung secara jantan, jangan menghindar t
"Gila, tekanan apa ini ? bagaimana bisa orang yang sudah sekarat begitu masih bisa mengeluarkan tekanan sekuat ini." bathin Bomvu."Kita mulai lagi." ujar Welniks dingin.Keduanya sama-sama maju.Baammm baammm baammmmKembali lagi adu jual beli pukulan dan tendangan terjadi antara keduanya, saling hantam dengan serangan yang sangat kuat. Suara pukulan keduanya saja bisa membuat orang yang melihatnya merinding ketakutan. Untuk orang biasa, jika terkena pukulan tersebut mungkin akan langsung menghancurkan tengkoraknya.Buuggghhh bughhhhh bughhhhhhSetelah jual beli ratusan pukulan, tanpa ada satupun yang mengalah, akhirnya seiring waktu mulai tampak siapa yang terkuat diantara keduanya. Welniks mulai mendominasi serangan, setiap 3-4 serangan Welniks hanya mampu dibalas satu serangan oleh lawannya.BaaammmmmSatu pukulan Welniks membuat Bomvu jatuh menekuk lutut, dia terlihat sudah tidak berdaya lagi."Hahhh haahhh.. ada permintaan terakhir ?" tanya Welniks sambil mengatur nafasnya. Sete