Sesaat sebelum Awan beranjak pergi masuk ke dalam Bandara, Neo terlihat ragu-ragu untuk bicara. Ia sadar posisinya yang hanya sebagai pelayan bagi Awan, itu pula yang membuat Neo tidak berani banyak bicara selain menuruti setiap perintah Awan padanya.Awan menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Neo, "Ada apa Neo? Apa ada yang ingin kamu sampaikan padaku ?""Eh, hmn itu.."Awan berjalan mendekat ke arahnya, begitu sampai didepan Neo, Awan memegang bahu Neo dan mengangkat sedikit dagunya keatas.'Gadis ini masih saja terlalu pemalu untuk mengungkapkan apa yang dpikirkannya.'"Hei, bukankah kita teman. Bicaralah! atau Aku tidak akan mau lagi bicara padamu dimasa depan."Neo tersipu, Awan terlalu dekat berada di depannya. Tuannya yang dulu tidak pernah memperlakukannya sebaik ini. Dan ini juga pertama kali baginya bersentuhan dalam jarak begitu dekat dengan seorang pria.Neo tetaplah seorang wanita, dia bahkan tidak bisa menghentikan degup jantungnya yang saat ini berdetak begitu ce
Tepat disaat Ibu dan Anak tersebut sibuk membicarakan tentang status hubungan Angel dengan Awan, pria yang menjadi topik pembicaraan mereka tiba-tiba menelpon Angel.Angel sedikit terkesiap begitu melihat Awan menghubunginya. Seharusnya Ia marah dan memaki-maki Awan jika menilik dari karakternya selama ini. Tapi yang tampak, wajahnya yang tersipu seperti telah lama berharap pemuda tersebut untuk menghubunginya."Kamu..." Angel sebenarnya hendak menyemprot Awan dengan berbagai pertanyaan, tapi pemuda tersebut dengan cepat memotongnya. Itupun dengan satu kalimat, "Angel, tolong jemput Aku di Bandara." Hanya kalimat singkat, lalu Awan menutup panggilannya dan meninggalkan Angel yang terbengong dengan Hp masih ditelinganya.Begitu tersadar, Angel hanya melihat daftar nama panggilan terakhir dengan marah, "Awan... Argghhh.""Yang menghubungi barusan itu Awan? Apa katanya?" Cecar Liliana dengan tatapan berbinar bahagia, akhirnya apa yang diharapkannya kesampaian. Itu membuat Liliana jadi be
"Awan." Panggil Angel menahan Awan."Apa Aku perlu mencemaskan sesuatu?" Tanya Angel khawatir. Ia sempat melihat kilatan amarah dimata Awan sesaat sebelum pemuda tersebut membuka pintu mobilnya, Angel tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.Ia tidak tahu apa permasalahan yang sedang dihadapi Awan, Angel hanya takut terjadi sesuatu yang buruk pada Awan.Awan tersenyum kecil, "Tidak perlu. Tunggu saja disini, Aku akan segera kembali." Kata Awan tenang. Ia sudah terlalu banyak merepotkan Angel sampai kesini, jadi tidak ingin membuat gadis cantik tersebut terlalu mengkhawatirkannya.Awan masuk kedalam kediaman Billy Sanjaya dengan langkah tenang, di dalam aula utama ada beberapa penjaga rumah."Tuan muda, kami mohon kembali lah!" Ujar kepala penjaga coba bersikap ramah. Meski mereka adalah penjaga keluarga Billy Sanjaya, mereka tahu siapa Awan sehingga mereka tidak berani bertindak gegabah. Namun tuan muda mereka membuat situasi menjadi sulit untuk semua orang."Dimana sopan santun k
"Oi oi, aku gak sudi lihat tuh bocah jadi besar kepala didepan kita. Apa perlu makai kekuatan senior Gomu-gomu buat unjuk gigi?"Sejak saling mengenal kekuatan masing-masing, Huo jadi sangat menghormati Gumara. Dia tidak berani bercanda kalau sudah bicara tentang Gumara, itu karena Ia sadar batas antara kekuatannya dibanding Gumara.Tapi, masa Huo manggil Gumara dengan Gomu-gomu? Jangan-jangan Huo penggemar one piece juga nih, hehehe."Dia belum layak untuk melihat kekuatan Gumara, cukup dengan kekuatan kita saja dulu.""Baiklah, kalau begitu 30 persen kekuatan kita sudah cukup untuk mengeringkan airnya sampai kering tak bersisa. Hajar dia brother!"Tepat saat Huo mengatakan itu, kekuatan internal Awan meningkat cukup drastis. Api biru yang sangat jernih dan menyilaukan mata mengelilingi tubuhnya."Masih punya simpanan kekuatan kau ternyata. Tapi, apimu itu tidak akan pernah berhasil menyentuhku." Ujar Stefen penuh kesombongan.Stefen mengambil inisiatif menyerang Awan duluan, seperti
"Jadi?""Yah, begitulah. Seperti itu ceritanya." Jawab Awan sedikit gugup dibawah tatapan dingin menyelidik Angel. Awan menceritakan apa adanya, kalau Ia habis dari Bandung melihat orang tua angkatnya, keluarga Wijaya. Lalu Stefen yang menyerang Vilanya dan melukai pelayan dan penjaganya. Itu semua ada sangkut pautnya dengan Hadi yang telah memprovokasi Stefen, sampai kejadian dimana Awan menyerang balik Stefen hari ini. Awan menceritakan setiap detailnya pada Angel tanpa melewatkan satupun.Sebelumnya ketika pikiran Awan hanya terfokus sepenuhnya pada Stefen, Ia tidak merasa segugup ini. Kini justru setelah persoalannya dengan Stefen telah selesai, yang harusnya itu membuatnya lega. Tapi malah membuat situasinya jadi segugup ini, tekanan yang diberikan Stefen tidak ada apa-apanya jika dibandingkan Angel.Kini mereka berada di daerah puncak, daerah itu sendiri cukup sepi karena masih dalam tahap pengembangan oleh salah satu Developer kenamaan. Dari atas sini mereka bisa memandang Ibu
Preman yang berjumlah lima orang tersebut berdecak kagum begitu melihat kecantikan Angel dari dekat. Mereka tidak menyangka akan menemukan wanita secantik ini disini, semua wanita yang pernah mereka lecehkan selama ini bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan wanita ini.Mereka pun saling melirik satu sama lain, rupanya para pria mesum ini memiliki satu koneksi yang sama tentang apa yang harus mereka lakukan, 'Lumpuhkan dulu pacar wanita ini, lalu mereka bisa bersenang-senang.'"Hehehe cantik, mending sama kami. Abang jamin bisa memuaskanmu lebih baik dari pada pacarmu itu." Ucap seorang preman sambil menelan air liur menatap kecantikan Angel.Awan jelas tidak bisa menerima ada orang lain yang berani menatap Angel dengan tatapan mesum dan melecehkannya. Tapi, saat Awan akan maju dan menghajar para preman kurang ajar tersebut, langkahnya didahului oleh Angel. Awan dapat melihat senyum dingin namun mematikan Angel, tanpa sadar Awan teringat kejadian waktu disekolah dulu. Bu
Angel tersenyum geli ketika melihat kecanggungan Awan berada ditengah hiruk pikuk pengunjung club. Ia tahu, Awan pasti belum pernah clubbing atau berkunjung ke tempat semacam itu. Tapi, ketika melihatnya secara langsung seperti ini membuat Angel tersenyum geli. Kecanggungan Awan menjadi hiburan tersendiri baginya. Bukan tanpa alasan Angel membawa Awan ke club miliknya. Ia takut berduaan lebih lama dengan Awan ditempat sepi seperti sebelumnya. Angel sangat gugup dan malu, apa jadinya jika terjadi hal-hal yang yang mereka 'ingin'kan sebelum waktunya? Berduaan lebih lama, takutnya pembaca berubah jadi setan yang akan menggoda iman mereka untuk berbuat lebih jauh, hehehe.Untung saja ada para preman nyasar dan mengusir kecanggungan diantara mereka, sehingga ada time break :P"Angeeell.." Teriak seorang wanita cantik berkulit putih dengan pipi chubynya. Ia mengenakan gaun dengan warna senada kulit, membuatnya terlihat seksi malam itu. Melihat Angel yang baru saja datang, Ia terlihat ber
"Jangan bicara omong kosong. Kamu.." Ucap Daniel geram namun dengan cepat disela oleh Awan."Siapa yang bicara omong kosong. Baiklah akan kujelaskan pada kalian, biar kalian bisa mencernanya dengan baik.""Pertama, teh itu adalah minuman yang sudah dikenal lama oleh nenek moyang kita. Bahkan sangat berkhasiat untuk mencegah kanker karena ada kandungan polifenol didalamnya. Kedua, green tea itu kaya vitamin E yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung dan menghaluskan kulit serta memperlambat penuaan." Saat mengucapkan kalimat terakhir Awan sengaja melihat para cewek yang biasanya begitu menjaga kemulusan kulit mereka. Ada rasa penasaran namun juga tidak percaya diwajah mereka ketika mendegar penjelasan Awan.Lalu Awan menambahkan, "Selain itu, dalam teh juga terdapat Vitamin c yang sangat kaya manfaat sebagai antioksidan dan juga Vitamin A untuk mencukupi vitamin dalam tubuh. Sekarang coba katakan padaku, siapa orangnya yang mau melewatkan manfaatkan teh yang begitu besar ini? Or