Chacha keluar dari kamarnya begitu wanita itu selesai bersiap. Namun saat keluar ia tak menemukan ada Elang di sana. Wanita itu jelas mencari keberadaan pria tersebut. Bahkan wanita itu mengetuk pintu kamar Elang namun tak ada jawaban. Sampai akhirnya Chacha membuka pintu tersebut dan tak menemukan ada Elang di sana.Bahkan Chacha sampai masuk ke dalam untuk melihat ke kamar mandi. Pria itu benar-benar tidak ada di sana. Chacha kembali keluar dan mencari ke dapur namun juga tak ada. Samapai akhirnya Chacha melihat sebuah surat di meja makan dan wanita itu membacanya.Ternyata pesan dari Elang yang mengatakan bahwa ia sudah pergi ke rumah sakit terlebih dahulu dan memberikan kunci apartemen pada Chacha. Wanita itu menghela napasnya dan mengambil kunci tersebut. Chacha memilih keluar dari sana dan segera menuju rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit Chacha bertemu dengan Andre. Melihat Chacha datang, pria itu izin agar pulang sebentar ke rumah untuk beristirahat dan mandi. Malamnya jan
Sesampainya di apartemen Chacha langsung saja mandi untuk mempersiapkan diri. Selesai mandi ia langsung mengambil lingerie yang sexy untuk dipakainya. Handphonenya berdering ternyata dari tadi Andrew sudah menghubunginya saat mandi. Dengan cepat Chacha mengangkat panggilan video tersebut.“Hai, maaf aku baru selesai mandi. Aku baru saja pulang dari rumah sakit, jangan marah.” Mohon Chacha.“Baiklah, apakah kau sudah bersiap?” Chacha menganggukkan kepalanya. “Kau memakai lingerie?” Tanya Andrew.“Iya, apa kau tak suka dengan pilihanku?” Andrew tampak berpikir.“Apa kau sedang sendirian di sana?” Chacha menganggukkan kepalanya lagi. “Baiklah, aku minta kau keluar dari kamar sekarang. Ada ruang tamu bukan?”“Ada, kau mau aku ke sana?” Tanya Chacha.“Iya, kau duduk di sana lalu buka lingeriemu. Jangan pakai apapun supaya aku bisa melihatmu dengan jelas, lakukanlah sekarang. Aku sudah berada di ruanganku.” Chacha langsung saja keluar dan mengikuti keinginan pria itu.Chacha memang melihat
Walaupun raganya pernah disentuh oleh pria-pria lain tapi tetap saja tubuhnya selalu takluk pada pria itu dan sangat merindukan Elang. Perpisahan keduanya sungguh berat, walaupun saat ini Elang sudah bersama dengan Indira. Begitu juga dengan Chacha yang sudah bersama dengan Andrew, namun keduanya masih sulit untuk melepaskan diri satu dengan yang lain. Dari tatapan dan tubuh mereka saat ini sebagai bukti akan hal itu.Entah siapa yang memulai, keduanya kembali mesra dan Elang menarik Chacha membuat wanita itu jatuh ke dalam pelukannya kembali. Ciuman kembali terjadi dan kali ini Elang dan Chacha seolah ingin melampiaskan perasaannya, keduanya menjadi larut dalam gairah. Elang menyudahi ciumannya dan pria itu dengan cekatan menarik lepas kaos yang dikenakannya. Chacha dengan mengangkat kedua tangannya seolah membantu Elang menarik lepas yang dikenakannya.Kaos itu langsung mendarat di lantai ketika Elang melepaskannya. Chacha yang dari tadi sudah tidak menggunakan a
Dengan sigap Elang mengangkat tubuh seksi milik Chacha, membawanya seperti koala dengan bibir yang masih sibuk dengan kegiatannya. Menuntun langkahnya ke ranjang besar. Chacha memekik kecil ketika Elang menjatuhkannya dengan kasar di atas ranjang.Pria itu merangkak naik menyusul sang pujaan, dengan sedikit menindih tubuh Chacha. Elang kembali melumat bibir itu. Chacha mencoba merapatkan pahanya namun Chacha dibuat tersentak ketika pahanya dibuka paksa dan dilebarkan paksa untuk mengangkang.“Kali ini aku tidak bisa menahannya.” Suara serak milik Elang terdengar pelan karena kini pria itu mengarah pada selangkangannya kembali. Tepat di depan kewanitaannya yang sedari tadi berkedut.“Ahhh Elangg...” Chacha kembali mendesah.“Sebutkan namaku lagi, Chaaa.”Sangat hangat ketika Chacha merasakan sapuan lidah Elang kembali dengan miliknya yang sudah basah. Tidak ada gerakan dari pria itu, Elang hanya menggerakan dengan cepat lidahnya dengan menggigit klitorisnya. Bukannya merasa sakit, Chac
“Aku tidak menyesal. Aku hanya bertanya, aku takut kalau kamu menyesal. Aku nggak siap akan itu.” Elang tertawa lalu mencium pelipis Chacha. “Jangan takut, aku nggak menyesal. Aku malah menyukainya dan aku menginginkannya lagi.” Ucap Elang sambil meremas payudara Chacha yang disebalah kanan membuat wanita itu memejamkan matanya sejenak. “Apapun yang kulakukan denganmu tak pernah menjadi penyesalan di dalam hidupku, kamu jelas tahu itu Cha.” Lanjut pria itu lagi dengan mencoba mengulum puncak yang disebelah kiri.“Kamu nggak marah sama aku dengan masa laluku yang menjijikkan? Kamu juga masih mau melakukannya denganku, harusnya kamu jijik dan nggak mau melakukan itu lagi. Bagaimanapun aku sudah berkhianat, aku melakukannya dengan banyak pria. Bahkan kamu tahu keinginanku sangat aneh, fantasiku juga berbeda dengan perempuan normal lainnya. Hubunganku dengan Andrew juga kamu tahu gimana, apa kamu ngg—”“Apa kamu m
Setelah pelepasannya selesai Elang kembali menatap liar tubuh telanjang Chacha yang begitu seksi.Kemudian Chacha merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dengan nakal Chacha juga mengangkangkan lebar pahanya di hadapan Elang yang sedang melihatnya. Elang langsung bangkit dan sudah berada di hadapan milik Chacha yang sedang mengangkang lebar.Kepala Elang langsung menelusup masuk ke dalam selangkangan Chacha. Wanita itu bisa merasakan ciuman Elang di dalam miliknya. Elang menjilati milik Chacha dengan bernafsu apa lagi pria itu tidak pernah bosan untuk merasakan milik Chacha yang sudah merasuki indera penciuman Elang membuat hasratnya semakin besar."Aaaahh.. Elangggg." Desah Chacha nakal.Elang seakan tidak pernah puas menikmati milik Chacha yang sudah mulai mengeluarkan cairan-cairan cintanya. Bahkan pria itu sedang asyiknya menikmati bagian terkecil yang ada di dalam milik Chacha yang membuat wanita itu tidak berhenti mendesah nikmat.“Aaaakkkk&
“Hai, baik. Kabar kamu gimana? Baik jugakan?” Indira tertawa lalu menganggukkan kepalanya.“Kabarku baik. Ayo kita duduk.” Indira mengajak Chacha untuk duduk di kursi tunggu tersebut. “Udah lama banget nggak ketemu sama kamu. Elang kemarin sempat cerita mengenai keadaan Kakak kamu. Aku turut sedih dengarnya, mudah-mudahan Kakak kamu segera sadar ya. Aku yakin Kakak kamu kuat dan dia bisa bangun lagi dan ketemu sama kamu. Aku tahu Kakak kamu sayang banget sama kamu.” Chacha tersenyum.“Makasih ya.” Ucap Chacha tulus.“Aku paham Elang juga ikut sibuk di rumah sakit karena harus pantau keadaan Kakak kamu. Makanya aku nggak masalah kalau Elang nggak pulang. Tapi aku nggak tahu kamu datang, Elang nggak ada cerita sama aku tentang kedatangan kamu. Ini ada makanan buat kamu, biasanya buat Kak Andre karena jaga Kak Bryan. Tapi ini buat kamu aja karena kamu yang jaga, kamu juga perlu makan jangan sampai sakit. Jaga orang sakit itu juga butuh tenaga dan harus bahagia, jangan sampai stress ya? K
“Yaudah kita pulang yuk, aku udah selesai.” Ajak Elang yang baru saja menghampiri Chacha. Wanita itu baru saja selesai makan malam dengan Andre di kantin.“Boleh.” Chacha langsung saja bangkit berdiri.“Maaf ngerepotin ya Lang, titip Chacha.” Kata Andre pada Elang.“Santai aja Kak, kayak sama orang asing aja. Yaudah kalau gitu kita pamit pulang, kalau ada apa-apa kabarin ya Kak.” Andre menganggukkan kepalanya. Elang dan Chacha berjalan meninggalkan Andre menuju parkiran. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke apartemen Elang.“Makasih ya, aku mandi duluan.” Chacha segera masuk ke dalam kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Elang.Wanita itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya. Chacha menghidupkan shower dan membasahi tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka membuat Chacha kaget dan melihat Elang yang masuk tanpa menggunakan apapun. Kini Elang sama telanjangnya seperti Chacha.“Kamu mau ngapain?” Tanya Chacha panik.“Mau mandi jugalah.” Jawab Elang sambil te