Share

PERTEMUAN KEDUA

Wanita berambut lurus sepunggung pemilik restoran itu beralih memberi sopan santun pada orang tua Vano. "Apa kabar, Om Tante?"

"Alhamdulillah, kami baik, Nak." Pak Rudi menjawab bersamaan dengan istrinya.

Kali ini netra bening itu tertuju pada Vano.

"Haura, kamu ... di sini ...." Kegugupan tidak dapat Vano cegah.

"Iya, aku di sini." Haura mengukir senyum termanis yang dia punya. "Ridho, letakan hidangannya ya, jangan lupa buatkan makanan penutup yang saya sebutkan tadi."

"Baik, Bu."

Satu hal hidangan berpindah ke meja. Vano agak tercengang, makanan yang dipesannya jauh lebih banyak dan beragam dari yang dipesannya.

"Ini semua...." Ucapan Vano terpangkas oleh ekspresi Haura. Melalui gerakan mata, wanita itu mencoba menyampaikan kata. Vano paham, tidak lagi bicara.

Kedua orang tua Zevano masih mengingat-ingat siapa pemilik wajah bulat yang mirip dengan penyanyi diva terkenal sepanjang masa, Yuni Sahra itu.

"Haura? Melihat dari paras cantik itu, melihat kamu kekasih Vano di masa lalu?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status