Share

Page one

Spring Roam

Sepasang manik itu menatap, pada bunga, pada makhluk

Begitu cantik, begitu indah

Kelopak warna-warni yang dibentuk sempurna menyerupai wajah

Daun yang meliuk lembut selembut gerakan

Sedikit juga tidak membuat penat, terlalu indah

Aroma menyebar, semerbak Memenuhi luas padang rumput dengan bunganya

Gadis yang seperti bunga, terlalu elok untuk dilewatkan

Apa dengan kata?

Tidak dengan kata?

Semesta mengetahuinya, namun pasang mata hanya tahu ia merampasnya

Ia rampas cahaya dari bumi

Ia rampas hangat dari api

Ia rampas kehidupan dari dewi

Turun, tenggelam, menghilang

Teriakan pecah, gaduh hingga gersang

Dimana dewi?

Tanah retak, angin kering

Dimana semi?

Gelap!

Penguasa gelap!

Gelap menelan semi, merampas hangat

Gelap begitu mengasihinya, begitu mencintainya

Pada malam, pada kematian, ia hanya mampu mengatakan

Para nimfa menangis, meraung

Menyesali kepergian sang dewi

Kering penuh kutukan

Penuh amarah dan cacian

Suara dalam gelap terdengar manis

Bujuk rayu agar tak bisa beranjak

Hitam yang mencintai emas

Lakukan apa agar kembali, semi kembali

Semi itu hangat

Gelap itu dingin

Hangat itu akhirnya menyelimuti dingin dengan sempurna

Lalu Adonis? Bukan.

Hanya pelarian.

Semi kembali, dewi kembali

Bersama gelapnya

Bersama kekasihnya

Ketika musim dingin menyapa, di sanalah ia

Berselimut dingin

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status